Mohon tunggu...
Money

Muslim dan Daya Cipta

29 Juli 2017   05:59 Diperbarui: 29 Juli 2017   06:42 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Dalam sejarah kita tentu mengetahui Islam banyak melahirkan ilmuwan-ilmuwan  dan penemu besar yang tidak hanya memiliki tingkat nalar yang tinggi namun juga daya cipta (kreativitas) yang ikut menopangnya sehingga mereka semua bisa ikut andil dan berkontribusi dalam perkembangan ilmu pengetahuan dunia. Sebut saja Ibnu Sina, Al Khawarizmi, dan para sahabat lain yang menyumbangkan pemikiran-pemikiran dan temuannya untuk kebaikan Ummat dan lingkungan di sekitarnya.

Beberapa ilmuwan besar tersebut merupakan seorang Muslim yang memiliki semangat di masing-masing bidang keilmuannya untuk terus menciptakan sesuatu yang berguna dan untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi sesamanya, sebagaimana hadits Rasulullah Shalallau alaihi wa Sallam yang berbunyi "Sebaik-baiknya manusia ialah manusia yang bermanfaat bagi sesama." (HR. Tabrani dan Daruquthni). Dalam beberapa ayat juga disebutkan perintah untuk menggunakan akal pikiran dan kekereativitasan untuk menyelesaikan segala persoalan yang terjadi. Bahkan, tidak cukup sampai di sini, dalam Alqur'an sendiri pun tercatat lebih dari 640 ayat yang mendorong pembacanya untuk berpikir kreatif (Madhi, 2009 : 16).

Sebagai seorang Muslim yang hidup di negara yang memiliki banyak potensi ini, patutnya kita  turut andil dan ikut berkontribusi dalam kemajuan dan perubahan Indonesia menjadi lebih baik. Dalam Alqur'an disebutkan "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sampai mereka sendiri yang mengubah dirinya." (Q.S. Ar Ra'du : 11 ). Banyaknya potensi di negara ini sayangnya tidak diimbangi oleh kemampuan masyarakat dalam mengelolah dan memanfaatkan segala potensi tersebut sehingga yang terjadi kita seringkali di cap sebagai bangsa pemakai (konsumtif) bukannya bangsa yang mengedepankan daya cipta masyarakatnya (kreatif/produktif).

Di Indonesia, besar halnya kita berharap akan munculnya kemajuan perekonomian yang ditopang oleh kemandirian dan daya cipta (kreativitas) masyarakatnya dalam mengelolah dan memanfaatkan berbagai potensi sumber daya yang tumpah ruah di bumi pertiwi ini. Dengan perekonomian yang maju banyak hal bisa dilakukan oleh bangsa ini untuk menyejahterakan masyarakatnya. Salah satu potensi yang bisa kita selami ialah dalam sektor ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif  di tahun 2015 telah menyumbang Rp642 trilliun atau 7,05 persen dari total produk domestik bruto (PDB) Indonesia (Tempo). Dengan angka yang signifikan tersebut, ekonomi kreatif menjadi sektor  yang menjanjikan untuk menjawab persoalan-perosalan ekonomi Indonesia di masa yang akan datang.

Berbeda dengan sektor lain yang sangat tergantung pada eksploitasi sumber daya alam, kekuatan ekonomi kreatif lebih bertumpu pada keunggulan sumber daya manusia, karya seni, arsitektur, buku, inovasi teknologi, dan animasi yang berasal dari ide-ide kreatif pemikiran manusia (bekraf.go.id). Di atas keunggulan-keunggulan tersebut, ekonomi kreatif tak akan tercipta tanpa adanya daya cipta (kreativitas) yang bersumber dari masyarakat sebagai penggerak awalnya.

Ekonomi kreatif terus berkembang seiring berkembangnya kemajuan teknologi informasi yang melahirkan wujud kreativitas baru dalam bentuk industri kreatif berdasarkan budaya lokal dan ilmu pengetahuan (Selasar.com). Dengan menangkap gejala-gejala tersebut, harusnya Indonesia yang memiliki kekayaan alam, budaya dan jumlah populasi Muslim terbesar di dunia  dapat memanfaatkan potensi tersebut untuk perkembangan perekonomian dan penguatan jati diri bangsa.

Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia, peran seorang muslim harusnya lebih menonjol dalam konteks pembangunan perekonomian bangsa khususnya dalam sektor ekonomi kreatif ini. Dengan melihat peluang tersebut kita sebagai seorang Muslim dituntut untuk mengubah nasib menjadi lebih baik seperti yang sudah diterangkan dalam Alqur'an. Dengan memaksimalkan kemampuan daya cipta yang sudah di rahmatkan oleh Allah Ta'ala kepada setiap manusia, kita patutnya memanfaatkan hal tersebut sebagai bentuk kesyukuran kita kepada Sang Pencipta sekaligus juga kontribusi untuk kemajuan bangsa.

Persoalan daya cipta bukan semata-mata menjadi persoalan yang harus ditanggung sendiri oleh pemerintah, kita sebagai seorang muslim yang baik harusnya juga mengemban tanggung jawab tersebut. Dengan menjadi muslim yang mengedepankan daya cipta, kita dituntut untuk selalu menghasilkan sesuatu (produktif), baik itu berupa benda (produk) ataupun pemikiran-pemikiran positif yang berguna untuk kemajuan bangsa khususnya dalam bidang perekonomian, sehingga kita sebagai seorang Muslim bukan hanya hidup untuk beribadah tapi juga hidup untuk menjadi sebaik-baiknya manusia yaitu yang bermanfaat bagi sesama seperti halnya yang dilakukan para pendahulu-pendahulu kita yang juga seorang Muslim penemu ilmu medis dan ilmu matematika itu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun