Saat ini, jutaan manusia dari berbagai negara sedang menjalankan ibadah haji di tanah suci. Mereka berkumpul menjadi satu, tanpa ada sekat dan jarak. Mereka berdatangan ke tanah suci untuk satu tujuan, yaitu melaksanakan ibadah haji sesuai yang dianjurkan oleh ajaran agama. Bahwa yang mampu, baik secara fisik dan finansial diwajibkan untuk pergi berhaji ke tanah suci. Satu hal yang menarik untuk diambil hikmahnya adalah, persatuan bisa diwujudkan jika memang ada kesadaran. Mereka bisa bersatu ketika ada kesadaran, bahwa mereka ke tanah suci untuk mendapatkan haji yang mabrur. Untuk bisa mendapatkan itu, maka segala ucapan dan perilaku harus dijaga.
Kemarin, umat muslim baru saja menjalankan hari raya idul kurban. Hari raya yang ditandai dengan penyembelihan hewan kurban. Di Indonesia sendiri, tradisi menyembelih kurban ini diikuti oleh semua orang, mulai dari anak-anak hingga dewasa. Mereka mengumpulkan rejekinya, untuk dibelikan hewan kurban. Dan setelah disembelih, daging hewan kurban itu pun kemudian dibagi-bagikan ke tetangga atau masyarakat yang membutuhkan. Sungguh tradisi berbagi yang sangat luar biasa. Dan hal itu dilakukan oleh mayoritas umat muslim di Indonesia. Bayangkan, berapa banyak daging yang didistribusikan, dan berapa banyak masyarakat kurang mampu yang bisa mengkonsumsi daging pada hari itu. Sungguh pemandangan yang luar biasa.
Mari kita jadikan hikmah ibadah haji dan hari raya kurban ini, sebagai acuan dalam menjalankan keseharian di sekitar kita. Setiap hari, diharapkan kita bisa saling bersatu, saling bersolidaritas, saling memantapkan tujuan seperti yang ditunjukkan para Jemaah haji dari berbagai negara. Dalam keseharian, diharapkan kita juga bisa saling berbagi dan tolong menolong, seperti yang diajarkan dalam hari raya idul adha. Sebagai warga negara Indonesia, semestinya kita bisa melakukan semua itu. Kenapa? Karena Indonesia adalah negara berbudaya, yang mengedepankan persatuan dan kesatuan, serta gemar memberikan pertolongan kepada siapa saja.
Semangat persatuan ini juga telah diajarkan para pendahulu, ketika merebut kemerdekaan dari penjajah. Presiden Soekarno sempat menyatakan, bahwa Indonesia ini ibarat lidi yang terdiri dari berates-ratus lidi. Jika lidi itu diikat bersama-sama dan tidak tercerai berai, maka lidi itu akan kuat dan tidak mudah dipatahkan. Sebaliknya, jika lidi itu berdiri sendiri, maka akan mudah sekali dipatahkan. Dengan adanya persatuan dan kesatuan, maka tidak akan mudah dipecah belah. Dan hal ini secara tidak langsung ditunjukkan dalam ibadah haji di tanah suci, dan ibadah kurban yang dilakukan oleh seluruh umat muslim di seluruh penjuru dunia.
Semua manusia bersaudara. Dan hal ini pun juga dijelaskan dalam Al Quran. Allah berfirman, "Sesungguhnya orang-orang mukmin adalah bersaudara." (QS. Al-Hujarat 49:10). Hal ini menunjukkan bahwa semangat persatuan dan bersaudara, sangat dianjurkan dalam Islam. Semestinya tidak ada lagi kekerasan yang mengatasnamakan agama. Tidak ada lagi aksi bom bunuh diri yang mengatasnamakan perjuangan menegakkan agama. Karena agama Islam dan agama apapun di Indonesia, tidak ada satupun yang mengajarkan kekerasan. Mari kita jadikan semangat ibadah haji dan haru raya kurban ini, untuk saling sinergi menjaga persatuan dan kesatuan negeri.