Miss world 2012 sudah berakhir, kontes yang sebelas dua belas dengan miss universe ini merupakan kontes kecantikan dengan mengatasnamakan keindahan perempuan dari berbagai sudut seperti fisik, intelektual, dan tingkah laku.
Miss world 2012 yang digelar di Ordos China, menghasilkan Wenxia Yu sebagai pemenang beserta runner up dari Miss Wales Sophie Moulds dan runner up 2 Miss Australia Jessica Kahawaty. Selama setahun, wakil dari Republik Rakyat China ini akan berkeliling dunia dan menjalankan misi sosial dalam program yang dikemas secara baik bernama
Beauty with a Purpose
Tentunya berita yang dinanti adalah tentang penunjukan Indonesia yang akan menggelar miss world 2013 dengan ditandai penyerahan bendera penyelenggaraan kepada MNC grup yang diwakili oleh Nana Putra, Managing Director MNC Group selaku penyelenggara. Berita tersebut menjadi kabar gembira mengingat adanya potensi besar yang akan didapat dari peliputan lebih di 100 negara.
Rencananya, Miss World 2013 diselenggarakan September dengan mengambil lokasi karantina di Bali. Sementara itu, Jakarta sebagai Ibu Kota Indonesia dipilih menjadi lokasi malam final Miss World 2013.
Jakarta akan menjadi tuan rumah malam final Miss World 2013. Namun tepatnya di mana lokasi tersebut, kami belum bisa memastikan,” tutur Kanti Mirdiati Project Director Miss Indonesia & Managing Director RCTI.
MNC Group Dalam 'radar' FPI
Tentu kita masih ingata aksi demo yang digelar Front Pembela Islam, ketika Indonesia mengirim wakil di ajang forum kecantikan kelas dunia ini, FPI mendemo layaknya seorang yang dituduh bersalah atas 'kejahatan' yang direduksi akan menggangu akhlak dan citra bangsa.
Dari zaman Alya Rohali sebagai Puteri Indonesia, hingga Artika Sari devi dan Nadine Chandrawinata yang ikut memeriahkan ajang Miss Universe mereka selalu menerima hujatan dibanding pujian dari FPI, tak ada penyambutan positif layaknya seseorang yang ingin mengharumkan nama bangsa di dunia Internasional. Mereka cendrung dicap menjatuhkan harkat bangsa sebagai bangsa yang menganut falsafah adat ketimuran.
Kini walaupun tak lagi demo menentang pengiriman wakil Indonesia ke ajang forum kecantikan internasional yang terlanjut dicap 'pornoaksi' oleh mereka, tapi tetap penunjukkan Indonesia sebagai tuan rumah penyelenggaran Miss World yang tak jauh beda pola penyelenggaraan dengan Miss Universe akan memicu aksi penentangan dari segi aksi pengumbaran kemolekan yang disenggelarakan miss world. Terutama dari bagian masyarakat yang belum bisa menerima forum kecantikan ini sebagai sebuah ajang untuk perjuangan nilai-nilai fundamental perempuan.
Entahlah jika FPI lupa akan kontes Miss World maka kontes ini akan berjalan lancar tanpa ada kritik mengenai aksi yang mengutamakan 'keindahan'.