Mohon tunggu...
Gustaaf Kusno
Gustaaf Kusno Mohon Tunggu... profesional -

A language lover, but not a linguist; a music lover, but not a musician; a beauty lover, but not a beautician; a joke lover, but not a joker ! Married with two children, currently reside in Palembang.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Dari Kongkalikong, Patgulipat sampai Gratifikasi

15 Februari 2013   08:58 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:16 740
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Sejarah istilah korupsi dan kolusi di negeri kita sesungguhnya sangat menarik untuk ditelusuri. Ada sebutan ‘kongkalikong, patgulipat, tahu sama tahu (TST), uang semir, salam tempel, sogok, suap, kasi amplop, dan gratifikasi’. Dari mana asal muasal istilah-istilah ini terlahir? Mari kita simak lebih jauh.

Istilah ’kongkalikong’ tak pelak lagi diserap dari kata bahasa Belanda yaitu ’konkelen’ yang bermakna ’melakukan intrik-intrik’ atau ’bersekongkol’. Dari kata ’konkelen’ (dilafalkan ’kongkelen’) inilah dengan diberi bumbu penyedap terciptalah istilah ’kongkalikong’. Lalu ada pula istilah terkenal lain yaitu ’patgulipat’. Istilah ini mungkin terilhami oleh pepatah melayu yang berbunyi ’pat pat siku lipat, siapa cepat dia dapat’. Apakah manuver ’melipat siku’ merujuk pada gerakan tukang sulap yang memperdaya mata kita? Mungkin saja. Yang jelas, ’pat siku lipat’ ini kemudian berevolusi menjadi ’patgulipat’ dan memperoleh makna yang sama dengan ’kongkalikong’ yaitu berkolusi.

Di zaman Soekarno juga ada istilah yang cukup terkenal yaitu ’TST’ alias ’tahu sama tahu’. Yang sama-sama tahu tentunya hanyalah pihak yang memberi dan yang menerima uang haram. Di zaman itu, juga tersohor istilah ’uang semir’ (tentu nominalnya bukan sekedar untuk beli semir sepatu). Istilah unik ini nampaknya juga menyadur dari kata bahasa Belanda ’smeergeld’ (smeer= minyak gemuk, geld = uang). Dalam bahasa Inggris juga ada istilah ’grease money’, yang secara bebas dapat kita terjemahkan dengan ’uang pelicin’ (untuk melicinkan segala urusan agar tidak dipersulit). Dari istilah ’uang semir’, lantas berkembang biak menjadi ’uang rokok’, ’uang jajan’ (ini pun nominalnya bukan sekadar untuk membeli sebungkus rokok atau membeli jajanan pasar).

Kata yang indah dan anggun ’salam’ juga tak luput menjadi kode rahasia untuk tindak korupsi dan kolusi yaitu dengan sebutan ’salam tempel’. Demikian pula istilah ’amplop’ tak lagi bisa kita maknai secara harfiah sebagai ’sampul surat’, karena memberi amplop kepada seseorang mutlak hukumnya harus berisi segepok uang. Kalau lembaran uang ini terlalu gemuk untuk dimasukkan pada amplop surat biasa, tentu dapat dipakai ’amplop manila’ yang berwarna cokelat yang berukuran lebih besar.


Istilah yang lebih formal (baku) adalah ’suap’ atau ’sogok’. Belum terlalu jelas korelasi perbuatan ’memasukkan makanan ke dalam mulut’ (suap) dan ’memasukkan batang ke dalam liang’ (sogok) dengan perbuatan korupsi dan kolusi ini. Namun ada istilah yang lebih trendi dewasa ini yaitu ’gratifikasi’. Bilamana kita merujuk pada kamus bahasa Inggris, nampaknya sudah terjadi salah kaprah pada penggunaan istilah ’gratifikasi’ ini. Kita tinjau definisi dari salah satu kamus yaitu (1) pleasure, especially when gained from the satisfaction of a desire (kenikmatan, khususnya kepuasan yang didapat karena terpenuhinya keinginan) dan (2) an obsolete word for ’gratuity’ (kata usang yang bermakna ’hadiah’ atau ’ganjaran’). Dari definisi di atas, (setidak-tidaknya di wacana bahasa Inggris) gratifikasi tidak dipakai untuk merujuk kepada ’uang sogok atau uang suap’. Seperti terlihat pada definisi istilah ’gratuity’ lebih sesuai (lebih mutakhir) dipakai ketimbang istilah ’gratification’. Namun sekali lagi, kata ’gratuitas’ menyiratkan ’uang sebagai tanda terima kasih yang tulus’, bukan ’uang tanda terima kasih yang mempunyai pamrih terselubung’. Apa boleh buat, kata ’gratifikasi’ ini sudah terlanjur naik daun, sehingga tak mungkin lagi dibuat turun daun.

Apakah Anda masih mempunyai istilah-istilah terselubung untuk tindakan ’menyogok’ yang belum saya cantumkan di sini. Monggo dilengkapi di sini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun