Mohon tunggu...
Humaniora

Majelis Umat Beragama Contoh Kebhinekaan Lintas Keberagaman dari Kota Bekasi

19 November 2016   13:10 Diperbarui: 19 November 2016   13:29 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Walikota Bekasi Rahmat Effendi melantik Majelis Umat Beragama se-Kota Bekasi, Foto; Humas Pemkot Bekasi

KOTA BEKASI sejak dahulu kala sudah menjadi poros peradaban sejak zaman Kerajaan Tarumanagara. Peradaban ini menjadi simbul tata pemerintahan munculnya kerajaan-kerajaan khususnya di Tatar Pasundan dan Sunda Sembada. Keberagaman toleransi antar umat beragama juga sudah tertanam ratusan tahun lalu di Kampung Sawah, Kec Pondok Melati.

Meski urusan antar umat beragama sudah memiliki wadah Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB), Kota Bekasi membentuk lagi Majelis Umat Beragama (MUB) hingga kelurahan. Forum ini menjadi model baru komunikasi antar umat hingga akar rumput. Setidaknya,  MUB bisa mengantisipasi berbagai persoalan intoleransi dan menyelesaikan di tingkat bawah.    

Dalam perjalanannya masih banyak kasus-kasus gesekan antar umat beragama khususnya terkait pendirian rumah ibadah. Ada tiga kasus yang muncul perlu penyelesaian ‘jalan tengah’ seperti kasus pendirian Gereja HKBP Ciketing Udik, HKBP Tanah Miring Manseng dan Gereja Santa Clara. Berbagai permasalahan tersebut sedang di-musyawarahkan untuk win-win solution.

MUB di Kota Bekasi sudah terbentuk di 12 kecamatan dan 56 kelurahan yang beranggotakan tokoh-tokoh agamawan yaitu Ulama, Pendeta, Romo, Bhiksu dan tokoh masyarakat di tingkat bawah. Para tokoh di tingkat akar rumput itu memiliki kredibilitas dan ikatan emosial karena langsung berada di tengah-tengah umat. Dengan berbagai pendekataan   kekerabatan dan hubungan silaturahmi diharapkan gesekan-gesekan bisa diantisipasi serta diselesaikan di akar rumput.

KAMPUNG TOLERANSI INTERNASIONAL

Toleransi keberagaman itu tercermin sejak ratusan tahun di Kampung Sawah. Bahkan Kampung Toleransi Internasional itu sudah mendunia pada zaman kolonial Belanda.  Maka setidaknya peradaban Kampung Sawah menjadi model dalam menerapkan toleransi antar umat beragama. Cermin itu menjadi katalog dalam pergaulan antar umat beragama, antar pimpinan beragama dan tokoh-tokoh agama.

Walikota Bekasi Bekasi Rahmat Effendi yang sudah mampu menggelar acara Forum Komunikasi Umat Beragama di Stadion Internasional Patriot Chandrabhaga, dihadiri sekitar 50 ribu lintas umat. Langkah ini sebagai cikal bakal pondasi kerukunan antar umat ditengah isu-isu disintegrasi bangsa yang berasal dari sentimen keagamaan.

Inti dari pergaulan antar umat bergama adalah menerima perbedaan sebagai rahmat. Dus, kemanusian dibangun dengan azas kebersamaan sebagai umat Tuhan. Rahmatan lil allamin, cinta kasih, kesetaraan dan kemuliaan menjadi jalinan kedamaian dalam pergaulan antar umat. SALAM BEKASI IHSAN            

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun