Sore tadi bertemu kenalan Saya yang bekerja di sebuah instansi di Pemerintahan Daerah (Pemda) di Kabupaten tempat tinggal Saya. Setelah ngobrol kesana kemari, sampailah kita ke pembicaraan yang lagi hangat, yakni rencana kenaikan harga BBM. Saya, sebagai guru swasta "kere" di sebuah yayasan gurem tentu saja berada dalam kubu yang menginginkan BBM tidak naik.
Lain halnya kenalan Saya tersebut, yang seorang PNS (Pegawai Negeri Sipil) sangat mendukung rencana pemerintah untuk menaikkan harga BBM. Sebenarnya itu tak mengeherankan bila alasannya (klise) sebagaimana digembar-gemborkan rezim SBY, yaitu Subsidi salah sasaran (lebih banyak dinikmati orang kaya?).
Namun PNS kenalan Saya tersebut punya alasan tersendiri, kenaikan harga BBM perlu agar uang subsidi BBM bisa dialihkan untuk meningkatkan kesejahteraan PNS.
Saya bilang, "Lo, bukankah selama ini PNS sudah naik gaji terus dan banyak tunjangannya? Emang berapa ,sih, seluruh pendapatan anda perbulan yang dibayarkan negara?"
Tanpa menutup-nutupi dia bilang, "Yah, kalau gaji sih kecil Mas, cuma berkisar 2,4 Juta, tambah tunjangan ini-itu dan honor-honor paling-paling sebulan 'cuma' 4,5-an juta."
Saya pun kaget, "Lo, itu sudah besar sekali, apalagi di kota Kita UMK-nya hanya 800-an ribu, Saya saja sebagai guru swasta cuma di honor yayasan sebesar 600 ribu perbuan. Adik Saya saja jadi manajer di perusahaan cuma (di kota yang sama) gajinya cuma 1,5 juta per bulan."
Teman PNS Saya itupun (dengan wajah sok miskinnya) bilang, "kan masyarakat nuntut Kami (PNS) kerja lebih giat dan tak suka mbolos lagi Mas. Jadi wajar dong, bila menginginkan kami selalu ada di kantor, gajilah kami yang tinggi."
Saya pun jadi bengong, pikir Saya, ini jelas sesat pikir, bahwa dengan pendapatan 4,5 jutaan mereka berhak kerja semaunya, bila ingin mereka kerja yg baik maka gajinya harus lebih tinggi lagi.
Saya pun pura-pura jadi orang bodoh, "Jadi berapa minimal kalian mesti digaji agar setiap hari standby di kantor????"
Dengan santai dia menjawab, "Yah, minimal tahun depan gaji pokok Kami 5 jutaan lah.Plus macam-macam, paling nggak 10 juta-an perbulan, ditanggung kami akan lebih rajin kerja Mas".
Sambil menutupi kedongkolan Saya pun bertanya, "emang pemerintah punya duit buat nggaji segitu???" Dengan wajah culunnya kembali dia menjawab, " Jelas mampu, asal BBM jadi naik, subsidinya kan bisa dialihkan ke Kita mas."
Wah wah wah konyol juga.