Mohon tunggu...
Guntur Cahyono
Guntur Cahyono Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Belajar untuk menjadi baik. email : guntur_elfikri@yahoo.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menimbang Kembali Sistem Libur Sekolah

11 Oktober 2013   21:30 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:40 1607
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Libur adalah hari yang ditunggu-tunggu, setelah menjalani padatnya aktifitas setiap harinya. Banyak agenda yang bisa dilakukan di hari libur. Seperti berlibur, yang sering dimaknai dengan pergi ketempat wisata atau sekedar jalan-jalan. Inilah sedikit gambaran tentang hari libur.

Begitu juga dengan sekolah, hari libur adalah hari yang paling dinantikan setelah berhari-hari mengikuti kegiatan dan pelajaran sekolah. Hari libur adalah hari yang cukup menyenangkan setelah menjalani rutinitas sekolah yang cukup menguras pikiran.

Program libur sekolah memiliki ciri khas tersendiri dibandingkan liburan di institusi lain. Secara hitung-hitungan hari, liburan sekolah cukup banyak. Secara umum libur sekolah bisa dibagi dari berbagai macam hal.

Ada liburan mingguan disetiap hari minggu siswa dan guru libur tidak berbeda dengan instansi atau lembaga lainnya. Walaupun ada beberapa sekolah yang libur pada hari Jum’at, tapi pada intinya setiap minggu ada liburan selama satu hari.

Selanjutnya ada liburan setiap tanggal merah (hari besar), disinipun juga berlaku bagi instansi atau lembaga lainnya. Libur hari Raya Idul Fitri, kurang lebih selama 14 sampai 15 hari dengan asumsi 7 hari sebelum hari raya dan 7 hari setelah hari raya atau sering kita dengar dengan itilah H -7 dan H +7.

Kemudian masih ada lagi liburan sekolah pada akhir semester ganjil kurang lebih selama satu minggu dan libur akhir semester genap atau pergantian tahun ajaran baru kurang lebih antara 3 sampai dengan 4 minggu. Liburan seperti inilah yang tidak dimiliki oleh lembaga-lembaga lain. Jika dihitung libur sekolah di akhir semester bisa mencapai 28 sampai dengan 35 hari.

Bisa diasumsikan efektifitas sekolah kira-kira tinggal 11 bulan dan itupun belum dikurangi liburan mingguan, hari besar, dan hari raya serta liburan-liburan lainnya yang tidak teragendakan. Liburan setiap bulan saja ada 4 hari jika dikalikan 11 bulan berarti ada 44 hari libur. Jadi sudah terkurangi sekitar 1,5 bulan. Jika hari raya Idul Fitri 15 hari jika digabung menjadi 2 bulan. Berarti hari efektif masih 9 bulan.

Inilah gambaran sederhana tentang hari libur disekolah. Secara efektif anak mengikuti pembelajaran disekolah kurang dari 9 bulan atau kurang dari 270 hari belum dikurangi adanya libur pada hari besar atau sering kita kenal tanggal merah, setiap tahun berkisar antara 22 sampai dengan 28 hari. Praktis efektifitas kegiatan semakin berkurang.

Disekolah juga ada istilah guru rapat yang “terpaksa” harus meliburkan anak atau kegiatan pasca ujian yang hampir pasti tidak ada kegiatan belajar mengajar. Seperti halnya dibulan puasa kegiatan sekolah juga sudah berkurang tiap jam pertemuannya.

Fenomena ini sudah berlangsung lama dalam sistem pendidikan kita. Secara umum kondisi ini cukup menyenangkan bagi guru ataupun siswa. Waktu libur sekolah lebih panjang dibandingkan waktu libur dari institusi pemerintahan atau lembaga-lembaga yang lain.

Walaupun ada istilah yang libur adalah siswanya bukan gurunya, tetapi faktanya gurupun ikut libur disaat anak-anak libur, khususnya saat liburan akhir semester. Menurut berbagai kebijakan sekolah harusnya libur sekolah dimanfaatkan para guru mempersiapkan konsep pembelajaran minimal selama satu semester kedepan dengan menyusun berbagai program pembelajaran.

Mengefektifkan Pembelajaran

Rentang libur yang cukup panjang di sekolah adalah sebuah agenda yang tidak begitu efektif bagi keberlangsungan pendidikan kita jika tidak dikatakan sia-sia. Liburan yang begitu panjang tidak berdampak bagi tercapainya tujuan pendidikan. Di mana saat-saat liburan yang begitu panjang tidak mampu dimanfaatkan sebagian banyak dari orang tua kaitannya dengan proses pendidikan di rumah.

Latar belakang pekerjaan memberi dampak yang kurang baik terhadap proses liburan anak-anak. Di saat liburan sekolah belum tentu orang tua juga ada waktu libur sehingga tidak bisa mendampingi anak saat libur, karena banyak dari bagian orang tua yang bekerja diinstansi non sekolah. Anak cenderung melakukan kegiatan yang tidak terkontrol oleh orang tua.

Maka guru dan orang tua perlu menyusun ulang tentang kegiatan anak saat liburan, sebagai proses keterpaduan pendidikan antara disekolah dan di rumah. Hari libur sekolah pada akhirnya memiliki makna berbeda tidak hanya sekedar merehatkan badan dan fikiran karena aktifitas yang panjang.

Seperti halnya kinerja guru yang disebutkan dalam Undang-undang nomor 14 tahun 2005 pasal 35 ayat (2) serta Peraturan Pemerintah nomor 74 tahun 2008 pasal 52 ayat (2) dinya­takan bahwa beban kerja guru tidak ditetapkan menurut hari, melainkan menurut jumlah jam mengajar tatap muka, yaitu sekurang-kurangnya 24 jam tatap muka dan sebanyak-banyak­nya 40 jam tatap muka dalam se­minggu.Seminggu disini tentu adalah jam dan hari efektif setelah dikurangi banyaknya hari libur sekolah.

Efektifitas hari libur sekolah perlu dikaji ulang dalam kerangka memberikan kegiatan positif bagi siswa. Kebanyakan hari libur sekolah siswa pun kurang memberikan makna bagi anak-anak. Sehingga terkesan hari libur hanya dilalui tanpa manfaat jika tidak diisi dengan perencanaan libur yang matang.

Orang tua dan guru hendaknya bersama-sama mengurai kembali kegiatan siswa dirumah agar pendidikan anak berlangsung efektif. Adanya kegiatan libur sekolah bagi guru hendaknya dimanfaatkan sebaik mungkin untuk perencanaan kegiatan pembelajaran bagi siswa minimal selama satu semester.

Paradigma siswa libur khususnya pada akhir semester dan akhir tahun pelajaran harus segera diubah dalam rangka memaksimalkan hasil pendidikan di masa mendatang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun