Mohon tunggu...
Muhammad Rivani Gunawan
Muhammad Rivani Gunawan Mohon Tunggu... Freelancer - Writer, Graphic Designer, Traveller

Nama Saya Muhammad Rivani Gunawan, Selain menulis saya juga senang berolah raga, desain grafis dan belajar hal yang baru.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Negara vs Globalisasi

28 April 2017   21:39 Diperbarui: 28 April 2017   21:44 688
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Globalisasi merupakan sebuah fenomena yang menjadi popular saat ini. Pasalnya hampir seluruh dunia ikut berpartisipasi di dalam globalisasi. Pemanfaatannya sangat luas sekali, bahkan mencakup bidang teknologi, bidang social, politik dan lain-lain. Globalisasi juga menjanjikan kebebasan, dalam arti orang-orang tidak mengenal sekat-sekat dalam berkomunikasi maupun perdagangan bebas. Beberapa ahli menilai bahwa Globalisasi sangat bermanfaat bagi sebuah negara. karena melalui globalisasi, kebutuhan masyrakat dapat terpenuhi. Namun dibalik manfaat itu justru ada sebuah tantangan yang harus dihadapi oleh negara.

Waters (1995) dalam artikelnya menjelaskan bahwa globalisasi menjadi sebuah ancaman bagi negara karena globalisasi dapat melemahkan dominasinya. Dengan globalisasi, ternyata muncul banyak sekali aktor non negara yang dominasinya melebihi negara tersebut. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya NGO dan juga perusahaan asing yang muncul saat ini. Bahkan mereka tersebut dapat lebih mendominasi sektor domestic suatu negara, dengan berbagai macam cara, salah satunya dengan menanamkan investasi di negara tersebut atau dengan melakukan perdagangan bebas. Secara tidak langsung hal tersebut membuat suatu negara terancam akan kehilangan identitasnya dan akan membuat ketergantungan kepada perusahaan atau investasi dari negara lain.

Dalam sebuah artikel yang berjudul “nasionalisme versus globalisasi hilangnya semangat kebangsaan dalam peradaban modern” Grendi Hendrastomo menjelaskan bahwa diaspora globalisasi atau persebaran globalisasi merupakan penyebab utama kemerosotan terhadap nasionalisme kebangsaan kita terhadap negara ini. Oleh sebab itu beliau mengatakan bahwa globalisasi merupakan tantangan utama bagi negara-negara yang telah terinfeksi oleh globalisasi. Dari hal ini dapat kita lihat bahwa sebenarnya dampak negatif globalisasi menjadi ancaman terhadap kehidupan bernegara. Namun yang menjadi pertanyaan saat ini adalah bisakah negara yang sudah terjangkit globalisasi terlepas dari pengaruh globalisasi yang diciptakan oleh barat?

Pertanyaan inilah yang menjadi inti dari esai ini. Dari pendapat yang ada, banyak pendapat yang mengatakan bahwa Globalisasi tidak akan bisa lepas dari negara. namun dari pendapat tersebut bukan tidak mungkin untuk mengontrol arus globalisasi tersebut. Pengaruh dari globalisasi sangat jelas bisa kita lihat di wilayah negara dunia ketiga atau negara yang sedang berkembang. Khususnya di negara Asia tenggara termasuk Indonesia.

Indonesia yang kita kenal saat ini bisa kita katakan sebagai pasar dari arus globalisasi. Dapat pula kita rasakan bahwa produk impor sangat meluas di Indonesia. Perusahaan asing yang melakukan investasi tidak bisa kita pungkiri lagi keberadaannya di Indonesia dengan hadirnya beberapa perusahaan seperti PT. Freeport yang berada di Irian Jaya, PT. Newmont Nusa Tenggara dan masih banyak lagi perusahaan yang berada di Indonesia akibat dampak dari globalisasi.

Saat ini ada beberapa strategiyang diterapkan Indonesia dalam menghadapi globalisasi saat ini.[1] Diantaranya yang pertama adalah peningkatan daya saing ekonomi. Dalam meningkatkan daya saing ekonomi tidaklah mudah. Masalah terbesar dalam memperbaiki ekonomi adalah minimnya modal dan pengetahuan. Strategi yang dapat dilakukan adalah dengan upaya pemerintah dalam menaikkan atau mendorong pertumbuhan koperasi.

Kedua, dengan jalan menaikkan laju ekspor. Meningkatkan daya saing produk domestic merupakan salah satu cara untuk mengurangi transaksi berjalan. Dengan begitu, Indonesia tidak hanya dapat mengandalkan ekspor sumber daya alam saja. Namun juga mengekspor produk dengan harga nilai tambah yang tinggi.

Ketiga,adalahmemperbaiki infrastruktur. Memperbaiki infrastruktur merupakan salah saru hal yang penting dalam menghadapi globalisasi. Karena infrastruktur memegang peranan penting bagi ruang gerak ekonomi seperti misalnya, transportasi, jalan, telekomunikasli, energy dan sebagainya. Jikalau infrastrukturnya masih banyak yang rusak, maka itu otomatis bisa saja akan mengurangi pembangunan ekonomi. Jadi untuk mengahadpi arus globalisasi infrastruktur haruslah telah siap.

Jadi pada umumnya, globalisasi tidak bisa kita pungkiri lagi keberadaannya. Globalisasi akan sulit dihilangkan keberadaannya tersebut dari suatu negara. namun, ada cara lain untuk menagkal dampak negative dari globalisasi adalah dengan menghadapinya. Oleh sebab itu negara haruslah sudah kuat dalam bidang ekonomi sebagai yang utama. Sehingga nanti dampak negatif seperti penanaman investasi asing tadi bisa diminimalisir.

Refrensi

Pengaruh Globalisasi Terhadap Kedaulatan Negara diakses dari:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun