Mohon tunggu...
Gilang Dejan
Gilang Dejan Mohon Tunggu... Jurnalis - Sports Writers

Tanpa sepak bola, peradaban terlampau apatis | Surat menyurat: nagusdejan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Scoula Allenatori, Sebuah Referensi bagi PSSI

23 Mei 2017   21:10 Diperbarui: 24 Mei 2017   07:36 834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Syarat utama bagi pelatih yang ingin menangani klub Seri A dan Seri B adalah harus memiliki lisensi kepelatihan UEFA Pro. Dimana sertifikasi tersebut bisa didapat setelah lulus ujian di Scoula Allenatori yang terletak di selatan Florence, tepatnya di komplek terpadu milik federasi sepakbola Italia (FIGC) yang disebut Coverciano.

Jebolan sekolah kepelatihan termahsyur di Italia itu bukan sembarang ahli strategi biasa, Era Vitorio Rozzo hingga Marcelo Lippi dan Era Carlo Ancelotti sampai Massimiliano Allegri adalah alumnus dari sekolah pelatih bernama Scoula Allenatori itu. Antonio Conte yang fenomenal musim ini dan Claudio Raneri yang berhasil menguasai Liga Inggris dengan cara heroik pernah menimba ilmu di kawasan Coverciano dan lulus pada tahun 1990an.

Seperti diketahui kemudian, sebelumnya publik hanya mengenal daerah ini (Coverciano) sebagai tempat TC (Training Center) Tim Nasional Italia, namun, ternyata komplek ini terdapat beberapa fasilitas olahraga lain, Coverciano bukan melulu soal tempat pelatihan sepakbola bagi pemain Timnas maupun pelatih-pelatih Italia yang hendak menimba ilmu (di Scoula Allenatori).

Akan tetapi yang dibahas lebih jauh bukan komplek pelatihan bernama Coverciano itu sendiri melainkan kesuksesan Scoula Allenatori dalam menelurkan pelatih berkualitas. Sekolah kepelatihan yang satu ini memiliki metode berbeda dengan sekolah-sekolah lain yang berada di Inggris, Spanyol, Jerman, dan sekitarnya. Didirikan sejak 1950-1960an setiap musimnya sekolah ini terus ditingkatkan. Walau begitu, fondasi khas dari program yang tersedia di Scoula Alleatori ini tidak pernah dirubah sedikitpun.

Metode atau program apa yang membuat setiap pelatih lulusan Scoula Allenatori ini bisa sebegitu sukses dan lain dari yang lain? Renzo Ulivieri pemimpin sekolah kepelatihan ini mengungkapkan ide brilian supaya murid yang menimba ilmu disini bisa mengembangkan pemikirannya sendiri. Dengan cara, Ulivieri tidak memperbolehkan para muridnya untuk membaca referensi baik itu dari tesis para alumnus yang telah lulus di Scoula Allenatori maupun membaca literatur kepelatihan sepakbola lainnya.

Tesis? Ya, tesis, para calon pelatih yang masuk Scoula Allenatori ini diwajibkan membuat karya ilmiah untuk tugas akhir. Tumpukan tesis dari pelatih kenamaan menjadi bukti shahih bahwa jebolan ahli strategi di Coverciano ini merupakan yang terbaik di Italia bahkan dalam beberapa tahun terakhir bisa dikatakan yang terbaik di dunia mengingat Inggris pun mulai mengadopsi program yang tersedia disini.

Tujuan daripada Ulivieri tidak lain dan tidak bukan untuk mendesain pola pikir si pelatih dalam mengikuti perkembangan sepakbola terkini, tidak terpaku pada buku literatur kepelatihan di masa lalu. “Para pelatih disini tidak diberikan satu pun buku sebagai referensi. Apa tujuannya? Jika saya membuat sebuah buku, itu akan membutuhkan dua tahun. Lalu ketika saya memberikan kepada Anda, itu sudah ketinggalan jaman”, Ujar Ulivieri kepada Bleacher Report.

Claudio Ranieri menulis tentang Diario atau berarti Diari, karya yang memiliki ketebalan 63 halaman itu Claudio menceritakan mengenai segala aktivitasnya di Cagliari, kesebelasan yang ditanganinya sewaktu itu. Para pelatih dibebaskan untuk menuangkan ide mereka dalam membuat tesis. Maka dari itu nyaris setiap tesis yang ditulis memiliki perbedaan.

Ada yang membahas mengenai zona-zona permainan dalam strategi, menganalisa kekuatan dan kelemahan sebuah tim, sampai sebuah prediksi tentang sepakbola masa depan. Uniknya, hanya sedikit pelatih top Eropa yang mau membedah soal formasi dalam tesisnya, diantaranya adalah Antonio Conte, Roberto Baggio, Luciano Spalletti, Stefano Pioli, Eusibio Di Francisco, hingga Giuseppe Signori.

Setiap pelatih akan digodok dengan durasi waktu 256 jam di Coverciano. Adapun pelajaran umum yang mereka dapatkan dalam pelatihan tersebut meliputi metode latihan, psikologi olahraga, komunikasi, obat-obatan dalam olahraga, dan dikemudian hari mereka akan menjalani magang di kesebelasan Seri A maupun Seri B. Untuk bisa mengikuti sekolah ini pelatih harus merogoh kocek sebesar 8 ribu euro atau berkisar sekitar 119 juta.

Dalam mekanisme pembelajarannya Sekolah Kepelatihan Italia ini berlangsung dengan dua arah. Mereka (murid scoula allenatori) bisa bertukar pikiran dengan mentor dan pelatih senior di kelas. Memang UEFA sejak 1998 membebaskan metode kepelatihan UEFA Pro kepada federasi sepakbola masing-masing Negara, dengan bantuan dan pengawasan UEFA tentunya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun