Mohon tunggu...
Gavino Ken Joananda
Gavino Ken Joananda Mohon Tunggu... Wiraswasta - Hobby travelling banget !

berusaha selalu berpikir yang menghasilkan suatu manfaat. apa adanya dan dikembangkan apapun itu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Menjadi Pemimpin

19 Agustus 2011   15:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:38 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sudah selama hampir 4 tahun saya sudah tinggal di pondok dari kelas 1 MTs sampai kelas SMA, yang dulunya, yang pertamanya menjadi yang dipimpin, nah di kelas 1 SMA ini saatnya saya menjadi pemimpin bagi adik-adik kelas saya, mulai dari mempin di kamar, mempimpin organisasi, dan memimpin yang lainnya.

tetapi, setiap harinya saya mempimpin dari yang kecil dulu yang memimpin di kamar, yaitu menjadi pembimbing bagi adik-adik kelas saya, for example: bangunin tidur pagi, membrangkatkan sekolah, sholat; mengatur agar tidak bersikap jelek, bersih, tidak membuang sampah sembarangan, berangkat yang harus dipercepat, disiplin tentunya.

dan masih banyak lagi, menjadi pemimpin tidak patut untuk dihormati, atau apalah dengan cara apapun, tetapi bagaiamana caranya bisa memimpin dengan cara yang baik otomatis orang yang dipimpin merasa segan dan mempunyai rasa tersendiri dengan pemimpinya.

kemudian, kita semua tahu dan pernah merasakannya menjadi kelas 1 MTs/SMP yang baru lulus SD, yang baru jebol dari SD, dan yang paling penting suka caper, rewel, manja,dll, karena langsung ditinggal ortu dari lulus SD.

nah, menyikapi masalah begituan adalah mudah dan harus saya anggap mudah, begitu seterusnya(masalah mendidik anak akan saya ulas pada artikel saya selanjutnya).

Menjadi pemimpin mempunyai 2 tugas, yaitu tugas ringan dan berat, ringan pada saat kita memrintahkan adik kelas untuk begini, begini, dan begini agar betah di pondok, agar disiplin, dan tentunya mendiri.

Berat, pada saat yang diperintahkan(adik kelas) tersebut malah tidak dilaksanakan dan mempunyai banyak pelanggaran, itu pun menjadi beban kita, kerena kita hidup sebagai santri itu mempunyai amanah dari orangtua kita.

Jadi, apabila ada santri yang melanggar itu pun bisa dipikir santri tersebut melanggar amanah dari orangtuanya, karena prinsip kami kita membimbing itu ada hasilnya dan tidak ada yang mempunyai "penyakit". Paham maksud saya?

Menjadi pemimpin jangan munafik, katakan saja munafik itu tidak terlalu digubris yaa..betul itupun kalau di luar komplek pondok, tetapi sangat beda sekali ketika anda masuk di lingkungan pondok.Anda tahu sendiri bagaimana rasanya.

intinya, mengatur hal-hal begituan sangatlah mudah kalu kita tahu ilmunya tentang mendidik anak, tidak perlu adanya kekrasan, atau apalah, yang penting bisa berjalan dengan lancar dan mudah.

SALAM POSITIF

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun