Mohon tunggu...
Cerita Pemilih

Solusi Cerdas Angkutan Umum di Jakarta Menurut Anies-Sandi

16 Maret 2017   12:45 Diperbarui: 16 Maret 2017   22:00 322
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://megapolitan.kompas.com

Siapa pun yang pernah naik kendaraan di Jakarta pasti merasakan betapa buruknya sistem transportasi di Ibu Kota ini. Macet adalah kondisi lumrah yang dihadapi para pengguna maupun penumpang kendaraan. Jika naik kendaraan umum, maka sudah terbiasa untuk berjubelan dengan penumpang lain dengan resiko kecopetan, korban pelecehan, hingga ketidaknyamanan. Situasi seperti ini dialami setiap hari oleh warga Jakarta di semua jenis angkutan, baik bus, angkot, kereta, maupun transjakarta.

Meski dengan pelayanan sedemikian buruk, bukan berarti biaya transportasi di Jakarta murah. Biaya transportasi di Jakarta terbilang mahal, terutama untuk para pekerja dengan gaji UMR (Upah Minimum Regional). Pasalnya, setiap hari para pekerja, terutama yang menggunakan angkutan umum, bisa mengelurkan uang 20 hingga 50 ribu untuk hanya biaya transfortasi. Mahalnya biaya transportasi di Jakarta terutama disebabkan karena belum terintegrasinya sistem transfortasi. Misalnya, ongkos Transjakara memang berkisar hanya 3.500 rupiah, tapi biaya angkutan ke stasiun Bus Way bisa memakan biaya 10 hingga 15 ribu.

Karena itu solusi OK-OTRIP yang ditawarkan oleh pasangan Anies-Sandi sangat tepat dan dapat memangkas biaya transportasi warga Jakarta. Program ini merupakan konsep yang menerapkan tarif terintegrasi sebesar Rp. 5000. Artinya, kemana pun penumpang pergi di wilayah Jakarta, tarifnya tetap Rp.5000.

Mekanismenya adalah dengan menggandeng angkot-angkot eksisting untuk dijadikan angkutan pengumpan. Sistem ini berbeda dengan Transjakarta saat ini yang angkutan pengumpannya adalah bus-bus sedang. Sistem OK-OTRIP akan memanfaatkan keberadaan angkot menuju halte Transjakarta. Sistem ini juga dapat menjadi solusi untuk mengatasi macet, sebab sopir angkot tidak dipaksa untuk mengejar target setoran sebab, melalui program OK-OTRIP, para sopir akan mendapatkan gaji bulanan, seperti pegawai.

Pemerintah DKI di bawah kepemimpinan Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok memang tidak mau mengakomodir keberadaan angkot. Bahkan, dalam beberapa kesempatan Ahok berencana menghapuskan keberadaan angkot di Jakarta. Padahal, keberdaan angkot di Jakarta sebenarnya lahir dari kebutuhan masyarakat. Bagaimana menghilangkan keberadaan angkot jika pemerintah tidak menyediakan angkutan yang bisa menjangkau semua kawan di Jakarta.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun