Sebagai anak tunggal, meski waktu kanak-kanaknya (bahkan sampai sekarang) nelangsa sorangan wae, suami saya merasa bersyukur bahwa ketika punya bisnis nggak harus repot mikirin saudaranya apalagi berbagi. Wong, nggak punya saudara.
Repot? Berbagi? Iya, kalau waktu kecil berbagi mainan atau makanan, ketika dewasa dan punya bisnis misalnya, nggak hanya dimiliki sendiri.
Rupanya, banyak cerita dalam kehidupan bisnis keluarga yang menyebabkan pecahnya sebuah keluarga besar. Saudara jadi musuh.
Bagaimanapun, meski nggak punya bisnis keluarga, saya tetap bersyukur dilahirkan dengan banyak bersaudara. Waktu kecilnya rame dan tahu berbagi, ketika dewasa nggak sendiri.
Berikut adalah dua kisah dari keluarga Jerman. Semoga bisa jadi kaca benggala:
Kisah Adidas dan Puma
Adalah Adolf Dassler. Pria Jerman yang punya Spitzname, Adi itu punya saudara. Namanya Rudolf Dassler. Dibesarkan dari bapak yang ahli sepatu aka Schumacher, Christopher Dassler dan ibu Paulina, keduanya terlihat akrab bermain dalam kehidupan sehari-hari. Harmonis. Kakak sayang adik, vice versa. Seru!
Like father like son, nampaknya apa yang dilakukan si bapak, ditiru oleh si sulung Adi. Meskipun Adi sudah belajar cara membuat roti, Backerlehre, nggak jualan roti apalagi kerja di Bäckerei. Pria berwajah keras itu justru berhasil menciptakan sepatu olah raga pertamanya dari bahan linen, di rumah!
Keren. Dalam kekacauan PD I, Adi berhasil mendirikan perusahaan sepatu bernama GDS. Waktu itu sudah heboh tapi belum sepopuler sekarang. Barang bermerk! Bisnis sepatu GDS itu "Gebruder Dassler Schuhfabrik." Sama siapa? Saudara kandungnya, dong. Rudolf!
Tampaknya, waktu itu belum banyak seminar, kursus, mentor, buku atau media yang memberitakan tentang cara berbisnis dengan saudara sendiri dengan tepat, baik dan benar, tanpa merugikan salah satu pihak atau .... curhat ala blogger tentang share pengalaman seremnya usaha sama saudara sendiri. Trik dan tips.
Nah, hari demi hari dijalani Adi dan Rudolf dalam berbisnis. Tampaknya, meski GDS adalah perusahaan joinan antara Adi dan Rudolf, Adi yang terlihat paling dominan. Sampai-sampai, istri Rudolf gemes dan terbakar emosinya. Ngompori suami.