Mohon tunggu...
Fitri Hidayati
Fitri Hidayati Mohon Tunggu... Pendidik -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mutiara Terpendam II

1 Agustus 2017   13:49 Diperbarui: 3 Agustus 2017   20:30 1377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BOLANG KE BLORA II

Meja makan penuh dengan menu rasapan pagi, Ibu Tarra sudah hafal menu kesukaan

anaknya sekaligus kesukaan teman-teman Tarra, tapi ada pemandangan yang berbeda, di sudut meja makan ada beberapa bungkusan yang justru mengundang perhatian teman-teman Tarra.

" Gimana tidurnya semalam, nyenyak nggak? Yah beginilah di desa Mbak sepii.. yang ramai  nyamuknya hehe." Sapa Bu Halimah Bunda Tarra.

" Wah nyenyak banget Buu, nyaman kog Buu, kami suka suasana seperti ini, krasan hehe". Wella dengan semangat menjawab.

"  Hehe syukurlah. Ayo , sarapan sudah siap, makan seadanya. Ayo silahkan dicicipi makanan Ndeso. Ibu tidak pandai memasak." Ibu Tarra menyapa tamunya dengan ramah.

" Oh injih Buk, matur suwun, maaf kami merepotkan .  Miftha tersenyum. Menunya lengkap sekali , tapi maaf yang dibungkus daun ini apa Buk?

"Nah inilah kuliner khas Blora berikutnya Mif, ini nasi pecel Blora, ciri khasnya dengan dibungkus dengan daun jati. Ada sensasi tersendiri saat kita menikmatinya, apalagi harganyanya sangat murah. Satu bungkus nasi pecel lengkap dengan lauknya hanya seharga tiga ribu lima ratus rupiah. Nah kalian harus mencobanya." Tarra  segera mengambil satu bungkus diikuti teman-temannya.

" Wow... nasi sebanyak ini lengkap dengan lauknya hanya tiga ribu lima ratus rupiah? Murah bangeeeet. Mau dooong hidup di sini, masyarakatnya ramah, suasananya damai, biaya hidup murah lagi". Seru Nadia.

" Hehe.. itulah kelebihan hidup di desa Mbak Nadia, tapi ya tetap enak di kota, ramai apa yang kita mau tersedia, tinggal lihat uangnya, ayo silahkan makan , ibu ke depan dulu ya".

"Monggo Buk". Serempak mereka menjawab, dan dengan segera mereka melahap menu nasi pecel bungkus.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun