Mohon tunggu...
Arief Firhanusa
Arief Firhanusa Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pria yang sangat gentar pada ular

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

GIGI Harus Minta Maaf pada Nasida Ria!

12 Agustus 2013   12:48 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:24 5483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

JUJUR saja saya gerah. Di sela program religi sebuah televisi swasta, belum lama ini, muncul lagu Akhirnya sebagai musik latar. Lagu yang syahdu dam dahsyat, tetapi kemudian jadi ganjalan lantaran di layar TV tertera teks yang menjelaskan bahwa lagu tersebut dipopulerkan oleh Gigi ... Pada kesempatan lain, di televisi berbeda, klip lagu Perdamaian diputar. Lagu yang memuncratkan keprihatinan atas pecahnya perang dimana-mana ini cukup merdu, apalagi untuk menaburi ilustrasi tayangan gontok-gontokan di televisi. Sayangnya, lagi-lagi hanya Gigi yang disebut, tanpa memunculkan siapa penciptanya. Meski labelnya hanya "dipopulerkan", enak betul Gigi. Hanya me-recycle, memberi sentuhan dengan aransemen baru, tetapi lirik maupun rohnya bukan Gigi yang menciptakan. Lagu Akhirnya itu digubah oleh Deddy Dhukun dan Youngki Soewarno, kemudian dinyanyikan dengan indah pada 80-an oleh Odie Agam, dan saat itu sudah sangat populer tanpa Gigi mengaransemen ulang! [caption id="" align="alignnone" width="480" caption="Deddy Dhukun"][/caption] Siapa Deddy Dhukun, Youngki Soewarno, dan Odie Agam? Mereka adalah musisi-musisi dalam deretan "terbaik" di negeri ini, jauh sebelum era Bagindas maupun Wali. Deddy Dhukun menjadi gawang duo 2D (bersama Dian Pramana Poetra) serta sejumlah kelompok musik 'edan' pada masanya. Youngki adalah aranger kuat, sedangkan Odie penyanyi serta pencipta lagu top di masa itu, yang pernah menikahi Chintami Atmanegara. [caption id="" align="alignnone" width="450" caption="Odie Agam (Sumber foto: Kapanlagi)"]

Odie Agam (Sumber foto: Kapanlagi)
Odie Agam (Sumber foto: Kapanlagi)
[/caption] Saya meragukan wawasan musik orang-orang televisi, terutama televisi yang dengan gegabah mencantumkan nama Gigi sebagai pemopuler. Saya yakin mereka masih bayi di era 80-an, sehingga disengaja atau tidak mereka menyesatkan khalayak. Mengapa tidak ditulis "Akhirnya, Ciptaan: Deddy Dhukun/Youngki Soewarno; Dipopulerkan: Odie Agam"? Lagu Perdamaian juga bukan dipopulerkan oleh Gigi karena di masa lalu sudah sangat populer hingga Malaysia. Bila Anda remaja 80-an, maka nama Gigi tak pernah tercantum dalam proses kreatif pembikinan lagu-lagu religi macam Perdamaian tersebut, karena Gigi lahir pada 1994, tepatnya tanggal 22 Maret, sementara Perdamaian adalah label album Nasida Ria volume 5 (1983). Siapa Nasida Ria? Nasida Ria adalah grup kasidah asal Semarang yang legendaris. Diperkuat sembilan santri perempuan, grup ini berdiri pada 1975. Pendirinya bernama HM Zain, seorang guru qira'at. Nasida Ria tercatat sebagai grup musik fenomenal lantaran mengadon gaya Arab klasik dengan instrumen barat modern, jauh sebelum kini ada grup Wali. Aliran ini ditiru sejumlah kelompok musik di Malaysia macam Raihan, Rabbani, Hijjaz, dan Saujana. Di Indonesia, genre ini diikuti Haddad Alwi dan Sulis. [caption id="" align="alignnone" width="480" caption="Nasida Ria (Sumber foto: Dokumen)"]
Nasida Ria (Sumber foto: Dokumen)
Nasida Ria (Sumber foto: Dokumen)
[/caption] Sayang, tak pernah nama Nasida Ria tercantum. Seakan-akan Nasida Ria itu tidak populer. Yang berjasa seolah-olah Gigi semata! Tragisnya pula, di Wikipedia, lagu Perdamaian tak bertuan di sela 13 lagu lain dalam album "Raihlah Kemenangan, Repackage" (2005)  yang komplet dengan judul lagu serta penciptanya! Selain Perdamaian, Gigi juga me-recycle Kota Santri di album Pintu Sorga (2006), lagu lain milik Nasida Ria. Dan, lagi-lagi, nama Nasida Ria tak pernah dipopulerkan, kecuali nongol sedikit di sampul CD.
13762863331671064199
13762863331671064199
Saya tergolong fans Gigi. Lagu Terbang, Janji, Nirwana, kerap menjadi teman kesepian saya. Namun cinta saya kemudian terkikis oleh keterlanjuran banyak pihak yang membuat Gigi seolah "kacang lupa kulitnya". Apakah Gigi perlu minta maaf? Demi etika bermusik, sebaiknya iya! Semarang, 12 Agustus 2013

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun