Mohon tunggu...
Fery. W
Fery. W Mohon Tunggu... Administrasi - Berharap memberi manfaat
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penikmat Aksara, Musik dan Tontonan. Politik, Ekonomi dan Budaya Emailnya Ferywidiamoko24@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tugas KH Maaruf Amin sebagai Wakil Presiden RI Sudah Selesai

13 Agustus 2019   08:52 Diperbarui: 13 Agustus 2019   09:24 26462
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

2 minggu yang lalu saya mendapat undangan dari Price Waterhouse Coopers (PWC) salah satu kantor jasa profesional terbesar di dunia, di kantornya yang baru di Jalan Jenderal Sudirman Jakarta. 

Undangan ini untuk menghadiri review kondisi ekonomi dan politik Indonesia dalam 6 bulan awal tahun 2019 bertajuk "Mid-Year Dscussion Indonesia's 6-Month Economic and Political Review" sebagai pembicara dalam acara tersebur adalah Dino Pati Djalal Eks Duta Besar Indonesua untuk Amerika Serikat, Andri Asmoro Chief Economist Bank Mandiri, Federico Gil Sanders Lead Economist Bank Dunia, Yongki Susilo anggota Dewan Pakar Apindo, dan terakhir Djayadi Hanan, Direktur Sjaiful Mujani Research and Consulting, Dosen di Paramadina dan pengamat politik.

Ada hal yang menarik dalam diskusi yang berlangsung setengah hari tersebut terutama review politik yang dibicarakan oleh Djayadi Hanan 

Dalam menanggapi pertanyaan moderator, apakah ada kejutan dalam pemilihan Presiden 2019 lalu? Djayadi menjawab terkait hasil yang kemudian memenangkan Jokowi sebagai Presiden 2019-2024  ini, itu bukan hal yang mengejutkan "kita sudah prediksi semua itu lewat hasil-hasil survey jauh sebelum pemilihan umum dilaksanakan" ujarnya.

Yang mengejutkan justru saat penentuan wakil presiden di kedua belah pihak. Hampir semua orang meyakini bahwa Mahfud. M.D lah yang akan mendampingi Jokowi menjadi wapres dalan pilpres 2019 itu. "Eh tiba-tiba Jokowi mengumumkan KH. Ma'aruf Amin sebagai wakilnya," Jelas Djayadi.

Banyak pendukung Jokowi sekaligus pendukung Ahok merasa kecewa dengan kejutan itu. Karena ada peran KH. Maaruf atas tersingkirnya Ahok sebagai Gubernur DKI Jakarta dan kemudian memenjarakannya. 

Demikian pula di kubu Prabowo siapa nyana Sandi tiba-tiba ditunjuk mendampinginya sebagai wakil presiden "hasil survey Sandi tidak menunjukan angka yang bagus" ujar Djayadi. 

Agus Harimurty Yudhoyono (AHY) sebetulnya secara elektabiltas mempunyai angka yang lebih baik. Hasil akhir dan konstelasi politik yang keras dihiasi isu-isu politik identitas memang sudah diperkirakan, yang mengejutkan hanya itu. Selebihnya semua kondisi memang sudah di prediksi sejak dari awal.

Ada hal yang sangat menarik dalam diskusi tersebut, ketika ditanyakan seperti apa peran KH.Ma'aruf Amin dalam pemerintahn Jokowi periode ke 2 ini. 

Apakah akan seperti Jusuf Kalla yang bertugas membantu mempersiapkan program-program pemerintah yang kemudian akan dieksekusi oleh Jokowi. Semacam pemberi assist kalau dalam permainan sepakbola.

Nah, menurut Djayadi peran dari KH Maaruf Amin sebagai Wakil Presiden Indonesia itu selesai seiring selesainya pilpres, karena sejatinya Maaruf hanya diharapkan perannya saat pemilihan umum berlangsung. Pertama untuk meminimalkan terkena paparan isu-isu anti islam yang didengungkan oleh kubu sebelah, dalam hal ini Prabowo-Sandi. Yang terus me re-create karakter Jokowi sebagai komunis, boneka China dan anti Islam"disinilah fungsi Maaruf Amin berada untuk menangkal keberadaan isu anti Islam, masa wakilnya ulama kok anti Islam"ujar Djayadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun