Mohon tunggu...
Fekarimba SW.
Fekarimba SW. Mohon Tunggu... Pengangguran -

VK

Selanjutnya

Tutup

Politik

Reuni Capres

26 Juli 2017   01:09 Diperbarui: 26 Juli 2017   04:01 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Presidential threshold 20% - 25%, artinya syarat partai yang bisa mengajukan calon presiden hanya jika memenuhi syarat 20 persen perolehan kursi atau 25 persen perolehan suara nasional, menggunakan ambang batas pemilu sebelumnya. 

Jadi kalau masing-masing partai jumlah suaranya tidak mencapai jumlah persentasenya, mesti bergabung supaya bisa mengusung calon.

Kasihan partai-partai yang jumlah suaranya kecil banget. Pasti dicuekin sama partai-partai besar. Ya ngapain diajak gabung. Mending ajak gabung partai lain yang jumlah suaranya lumayan. Dengan gabungan dua tiga partai lumayan tadi sudah bisa mencapai syarat ambang batas.

Bagi-bagi kepentingan partai dengan sedikit jumlah partai yang bergabung lebih tidak mumet.

Partai kecilnya manyun, dong? Ya iya laah.

Makanya ada yang pengin presidential threshold 0%. Jadi semua partai yang ikut pemilu bisa mengajukan calonnya sendiri-sendiri.

Jadi seru kayaknya kalau begitu. Saat pemilu dapat surat suara yang isinya banyak foto calon presiden. Jadi berasa lihat album foto teman sekelas saat reunian.

"Naa, yang ini saya inget. Dulu pernah tiga kali gabung di pengurus. Sekarang statusnya nggak jelas. Akademis, politikus, atau profesionalis."

"Yang ini juga saya inget. Keluar dari tentara, terus gagal jadi pejabat kan, ya?"

"Kalau yang ini dibilang PKI. Jahat banget tuduhannya." 

"Eh, tapi kalau yang ini gimana ya? Saya ingetnya dulu pernah dianggap penculik. Benar nggak?"

"Ini yang sering dibilang sengkuni."

"Yang ini  ---"

Woooi. Coblos, woooi. Kok malah jadi larut dalam kenangan.

-GwVK-

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun