Mohon tunggu...
fauziahrachmawati
fauziahrachmawati Mohon Tunggu... Guru - Guru yang suka menulis dan jalan-jalan

Pendidik yang senang membaca, menulis, jalan-jalan, dan nonton film

Selanjutnya

Tutup

Money

Merakit Tim Kekayaan Bersama LPS

2 September 2017   21:11 Diperbarui: 8 September 2017   09:41 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Sebagai seorang pendidik di sekolah swasta dengan gaji di bawah UMR, motto "tidak meletakan telur di satu tempat" menjadi pegangan saya hinga saat ini. Karena itulah, selain mendidik, saya juga menjadi blogger dan memiliki usaha online shop bersama teman.

Kita tak tahu apa yang terjadi esok, apakah terus sehat? Mungkin ada kebutuhan mendadak, atau ketika tidak bisa ngapa-ngapain masak kita bakal merepotkan orang lain?

Berbagai pikiran berputar di otak saya. Di sisi lain, saya berharap dan  berdoa agar tak terjadi hal yang tak menyenangkan terjadi. Semoga sehat terus, semoga bisa berbagi, dan gumanan doa kebaikan yang lain.

Memiliki pemasukan dari beberapa tempat, bukan berarti tabungan selalu gemuk. Kadang gemuk, kadang kurus, dan kadang 0 rupiah. Berputar. Namun saya selalu bersyukur tidak pernah kekurangan, meski bisa dibilang tidak berlebih juga. Dengan kata lain cukup.

Saat memiliki usaha online shop, pemasukan berputar buat modal. Jadi pundi-pundi rupiah saya berupa barang dagangan. Berputar untuk restock dan kebutuhan sehari-hari.

Saat ini. ketika mulai berpikir untuk menikah. Perputaran uang tak hanya untuk restock dan kebutuhan sehari-hari saja, tapi juga mencicil kebutuhan rumah kelak. Seperti setrika, kompor, rak, dan lain-lain. Apalagi saya kutu buku. Tidak bisa kalau tidak beli buku. Jadi manajemen keuangan saya sering berantakan. Pemasukan terbatas, pengeluaran seabrek.

Karena banyaknya keinginan plus kebutuhan, saya mewajibkan diri untuk menabung. Menabung di celengan ayam. Ya, jujur sampai sekarang saya masih menyimpan celengan ayam di rumah. Asyiknya celengan ayam adalah kalau butuh tinggal ambil hahahah... congkel dan uang meluncur.

"Kalau begini kapan tabungan bisa ndut?" kadang kepikiran kalimat itu juga.

Harus diubah nih!

Sebenarnya saya juga punya tabungan di bank konvensional dan syariah, tapi masih sebatas jalan masuk transferan dari pelanggan. Cuman buat mampir doang. Habis dapat uang, langsung tarik. Eh.. sekali lagi saya berpikir. Kapan saya bisa nabung? Sedang saya baca buku I Can Make You Rich karya Paul McKenna, "perbedaan antara orang kaya dan orang miskin adalah bahwa orang miskin membelanjakan uang mereka lalu menyimpan sisanya, orang kaya menyimpan uang mereka lalu membelanjakan sisanya".

Melihat beragamnya keuntungan menabung di bank, saya mulai memilah manajemen keuangan saya.

  • Plan untuk dana pensiun. Saya mulai menyisihkan sebagian gaji untuk pensiun ntar. Tabungan yang tidak saya ambil dalam jangka beberapa tahun. Namanya juga pegawai swasta yang tidak memiliki uang pensiun. Jadi harus prepare mulai sekarang.
  • Membuka tabungan untuk online shop. Ini saya buat khusus agar tidak jadi satu dengan uang pribadi. Bisa gawat kalau jadi satu, ntar saya tergoda buat ke mall kalau habis dapat pemasukan dari pelanggan.
  • Tabungan pribadi. Tabungan ini untuk keperluan pribadu saya. Di sisi lain, untuk simpanan pribadi saya juga menggunakan celengan ayam. Celengan ini wajib diisi tiap hari. Berapapun itu. Nanti kalau dirasa isinya lumayan, saya pindah ke tabungan yang untuk simpanan sehari-hari. Tabungan yang ini nih yang sering saya pakai transaksi. Terutama transaksi keluar, missal kalau tanggal tua atau pas ada kebutuhan mendadak.
  • Tabungan haji, siapa sih yang tak ingin naik haji? Pasti bagi yang beragama Islam, besar keinginan untuk bisa ke tanah suci. Begitu juga dengan saya. Alhamdulillah tabungan yang ini finish, udah setor, dan nunggu giliran.mohon doanya masih memiliki umur dan kelak bisa jadi haji mabrur. Aamiin.
  • Tabungan investasi. Untkinvestasi ini saya menggunakan tabungan dinar. Menabung emas.
  • Tabungan beasiswa. Untuk keamanan dan kemudahan, Kementrian pemberi beasiswa memberikan kami tabungan. karena jumlah uang beasiswa yang lumayan --dulu- saya merasa kurag aman bagaimana kalau kejadian 1998 terulang lagi? Bagaimana jika simpanan untuk beasiswa saya tiba-tiba hilang. Sedang kalau harus kuliah dengan biaya pribadi jelas saya kesulitan. Alhamdulillah ada lembaga yang menjamin simpanan kita. Lembaga itu berbama LPS (Lembaga Penjamin Simpanan). Jadi kita tidak perlu was-was lagi kalau menabung di bank. Missal ada hal tidak diinginkan, missal bank bermasalah atau ditutup, uang kita aman. Ada jatah maksimal 2 milyar untuk masing-maisng nasabah. Meski sulit dipercaya tabungan saya bakal sampai 2 milyar. But who knows? Mendadak dapet rejeki nomplok. Aamiin.. heheh..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun