Mohon tunggu...
Fathul Muhammad AlFath
Fathul Muhammad AlFath Mohon Tunggu... Karyawan Swasta -

Manusia asli Makassar, sangat tertarik terhadap air dari berbagai aspek, minat lainnya traveling, sepakbola, sejarah islam, Bioenergy, manajemen korporasi dan organisasi, dan lingkungan. Aktifitas sekarang setelah lulus dari Teknik Sipil dan Lingkungan, Institut Pertanian Bogor yaitu mengambil "batu" sebagai Auditor specialist Building di salah satu perusahaan Swasta Nasional. \r\nkunjungi di alfathnote.blogspot.com dan @FathMuhammad

Selanjutnya

Tutup

Nature

Konstruksi Jalan Berbasis Konservasi Lingkungan Hidup

15 Oktober 2011   04:15 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:56 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pertumbuhan dan perkembangan manusia serta teknologi memiliki dampak negatif yang sangat besar terhadap perubahan lingkungan. Lingkungan yang dipengaruhinya sangat luas, seperti lingkungan udara ( suhu bumi, udara, cuaca dan iklim ), lingkungan darat ( tanah, hutan dan pemukiman penduduk) bahkan lingkungan air ( laut, sungai, air tanah dan danau ). Perubahan lingkungan tersebut juga berdampak besar terhadap kelangsungan hidup manusia maupun makhluk hidup lain. Sedangkan perkembangan teknologi dan aktifitas-aktifitas lain yang mendukungnya termasuk peningkatan struktur dan infrastruktur bangunan tidak dapat tertahan dan terus melaju. Hal demikian terjadi karena terus mengikuti laju pertumbuhan manusia yang semakin padat memenuhi bumi ini. Jika memang perkembangan teknologi beserta aktifitas pendukungnya tidak dapat ditahan, maka pastinya dapat dikontrol. Pengontrolan tersebut meliputi segala aspek dalam konstruksinya. Seperti bahan dasar, metode dan konsep pembangunan maupun pengembangannya, serta yang paling penting adalah dampaknya terhadap lingkungan hidup. Termasuk aktifitas pendukung perkembangan hidup manusia dan teknologi adalah konstruksi infrastruktur umum seperti jalan, jembatan, kanal, waduk maupun pemukiman penduduk. Infrastruktur tersebut adalah pendukung utama aktifitas masyarakat. Pengontrolan pada infrastruktur tersebut menjadi sangat penting dalam menjaga kestabilan lingkungan hidup di udara, darat maupun air. Konstruksi Jalan dan Dampaknya Jalan merupakan salah satu infrastruktur utama pendukung aktifitas manusia. Jalan menghubungkan suatu tempat dengan tempat lain, yang jarak pendek maupun jarak panjang. Pembukaan lahan untuk konstruksi jalan adalah hal yang pasti terjadi. Sehingga semakin padat kegiatan manusia, semakin membutuhkan akses transportasi penghubung terutama di darat yaitu jalan, maka semakin banyak pula lahan yang terbuka. Pembukaan lahan untuk pembangunan jalan tersebut, memiliki dampak negatif yang serius. Salah satunya adalah berkurangnya daerah resapan air. Daerah resapan air tersebut merupakan komponen utama dalam proses pembuatan air tanah. Air tanah, memiliki tingkat kelajuan pemanfaatan yang lebih cepat daripada pembuatannya. Akibatnya, jumlah air tanah semakin berkurang. Dampak lainnya adalah struktur tanah akan berubah (turun), akibat kurangnya air tanah. Hal ini terjadi karena subtitusi air tanah oleh udara dalam pori-pori tanah. Karena konstruksi jalan tidak dapat ditahan pertumbuhannya, sehingga harus ada pengontrolan untuk mencegah dampak negatif yang lebih parah terhadap lingkungan hidup. Pengontrolan yang paling penting dalam konstruksi jalan tersebut adalah untuk menjaga lingkungan hidup, terutama dalam konservasi air tanah dan struktur tanah. Sehingga semua konstruksi jalan pada abad ini harus berbasis lingkungan hidup. Peranan Teknik Sipil dan Lingkungan Karena pembangunan jalan sudah tidak bisa dilepas dari usaha penjagaan lingkungan hidup. Maka fungsi teknik sipil, yang merancang konstruksi jalan maupun infrastruktur lain, harus selalu disertai dengan analisis dampak terhadap lingkungan dan peranannya terhadap konservasi lingkungan. Interaksi antara infrastruktur yang ada terhadap lingkungannya harus diperhatikan. Melihat beberapa dampak negatif dari konstruksi jalan yang telah ada. Maka saat ini, departemen teknik sipil dan lingkungan ( Institut Pertanian Bogor ) harus mendesain struktur jalan yang ramah lingkungan, minimal mampu mendukung resapan air dan menjaga struktur tanah. Misalnya dalam struktur jalan, perlu dibuat lubang resapan langsung di tepi jalan dengan memanfaatkan biopori, atau dialirkan secara stabil ke saluran drainase. Atau bisa juga dengan menanam pohon dengan daya resap air tinggi di tepi jalan yang akarnya panjang hingga menerobos ke bawah permukaan jalan, agar dapat menjaga struktur tanahnya. Hal lain yang perlu dilakukan adalah mencari keterkaitan antara bahan buangan dengan bahan konstruksi, sehingga bahan buangan ( sampah ) dapat di recycle atau di olah kembali ke bentuk yang lebih bermanfaat. Seperti yang dilakukan oleh tim peneliti dari Banara Hindu University (BHU), yang menyusun bahan konstruksi jalan dengan aspal-polythene, yang diambil dari sampah-sampah plastik. Bahan-bahan plastik tersebut didaur ulang dalam bentuk cair kemudian dicampurkan dengan aspal serta material pendukung lain. Bahan plastik tersebut mengganti 10-15 persen dari aspal. Konstruksi jalan ini mampu mereduksi sampah plastik sampai 530 kg untuk setiap 800 meter panjang jalan. Struktur jalan semakin kuat dan awet karena tahan terhadap air, mengingat bahan plastik sulit ditembus oleh air (envirobreeze.com). Masih banyak lagi inovasi dan kreasi dalam konstruksi jalan yang berbasis konservasi terhadap lingkungan. Dan semuanya dapat dikembangkan dan diterapkan oleh lulusan teknik sipil dan lingkungan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun