Berita tentang deklarasi PKB dalam mendukung Sandiaga Uno menjadi tanda akan digaetnya Saefullah sebagai calon wakil gubernur. Momentum Deklarasi tersebut tidak hanya dihadiri Saefullah yang dicanangkan sebagai pasangan Sandiaga Uno, namun juga dihadiri oleh pimpinan beberapa partai lain. Beberapa partai yang hadir adalah PAN, PPP, dan partai Demokrat. Dengan kondisi seperti ini, dukungan terhadap Sandiaga Uno dan Saefullah menjadi koalisi besar yang terdiri dari enam partai besar.
Penyokong utama Sandiaga Uno adalah Partai Gerindra dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Berkat dukungan kedau partai ini Sandiaga resmi maju dengan mengantongi minimal 21 kursi DPRD DKI. Partai Gerinda yang memiliki 15 kursi serta PKS yang memiliki 11 kursi memastikan Uno untuk maju dengan dukungan 26 kursi DPRD DKI. Dalam hal ini, PKS tidak memajukan calon untuk mendampingi Sandiaga. Otomatis calon pasangan Uno masih kosong.
PKB yang juga ikut mendeklarasikan dukungan terhadap Uno menghadirkan Saefullah sebagai opsi calon wakil gubernur. PKB memiliki 6 kursi di DPRD DKI yakin mengajukan Saefullah sebagai calon wakil gubernur mendampingi Sandiaga Uno. Keyakinan ini didukung dengan kehadiran Pimpinan Partai Demokrat, PPP dan PAN dalam acara deklarasi yang diinisiasi oleh PKB. Ini menjadi modal PKB untuk memperkuat posisi Saefullah mendampingi Sandiaga Uno maju dalam perhelatan 5 tahunan ini.
Dengan bertambahnya dukungan dari Partai demokrat, PPP dan PAN, ini menandakan ada 6 partai yang memayungi pasangan Sandiaga Uno dan Saefullah. Total kursi keenam partai ini jika digabung yaitu Partai Demokrat 10 Kursi, PPP dengan 10 Kursi serta PAN dengan 2 kursi, menjadikan pasangan Sandiaga Uno dan Saefullah didukung dengan total 54 kursi di DPRD DKI atau jumlahnya kira-kira 51 % dari total kursi yang ada di DPRD DKI. Dengan dukungan yang lebih dari setengah jumlah keseluruhan kursi ini, seharusnya pasangan Sandiaga Uno dan Saefullah bisa menang mutlak di Pilkada DKI 2017. Dukungan kursi ini sangat jauh bila dibandingan dengan incumbent Basuki Tjahaya Purnama yang didukung Partai Golkar, Hanura dan Nasdem yang totalnya hanya 24 kursi.
