Mohon tunggu...
faisal fahmi mrp
faisal fahmi mrp Mohon Tunggu... Relawan - Pemula bersahaja

Searching.......

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Struktur dan Budaya Filsafat Musik

18 Juli 2017   11:42 Diperbarui: 19 Juli 2017   02:50 800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Budaya yang berkembang di Indonesia sudah dikategorikan dalam keadaan baik-baik saja seiring dengan pengaruh budaya kebarat-baratan. Masyarakat yang berjiwa seni akan mengerti dan memahami perkembangan unsur seni budaya mereka masing-masing, terlebih budaya musik tradisional yang melekat pada masyarakatnya. Di pedesaan, masyarakat lebih menikmati gaya musik tradisi dari pada musik modern, lihatlah hiburan pesta adat dan syukuran yang masih menyuguhkan musik tradisi sebagai hiburan utamanya.

Masyarakat di Medan umumnya masih menggunakan hiburan syukuran menggunakan organ tunggal dengan memainkan musik-musik tradisi di medan, umumnya mereka menyuguhkan musik pop batak, dangdut, lagu daerah melayu dan masih banyak musik tradisi yang dimainkan dalam organ tunggal. Kalau kita melihat lebih jauh, alat musik tradisi yang digunakan di acara hiburan syukuran masih dalam kategori terbatas. Faktor ini bukan berarti alat musik yang tidak tersedia, melainkan sumber daya yang berkompeten memainkan alat musik tradisi masih sangat kurang. Generasi muda lebih menyukai alat musik modern.

Lembaga pendidikan seni khususnya di Indonesia sudah dalam keadaan berkembang, terlihat dari sejumlah fakultas seni yang menyediakan alat musik sebagai media pembelajaran bagi mahasiswa seni musik, terlihat dari studio praktik mahasiswa musik yang sudah dalam keadaan cukup. Namun banyaknya permintaan hiburan musik tradisi untuk acara hiburan di pedesaan, tidak selaras dengan sumber daya manusia yang dihasilkan, apalagi alat tradisi yang diproduksi cukup terbatas. Mahasiswa lebih cinta kepada pengaruh budaya musik barat, terlihat dari karya musik yang lahir antara musik modern dan tradisi, tidak sebanding. Musik tradisi berkembang hanya pada batas sekitaran yang sudah ditentukan saja, tidak banyak musisi daerah yang dikenal luas dikalangan masyarakat.

Budaya sangat banyak menyumbangkan musik tradisi yang sejak dahulu masih terpelihara oleh beberapa kalangan saja, musik tradisi dari berbagai daerah masih dalam kategori terbatas. Musik daerah papua, Sulawesi, Kalimantan, NTB, NTT, Bali dan banyak provinsi lain kurang lebih 33 provinsi yang menghasilkan musik daerah masih cukup terbatas, musik daerah jawa lebih dominan dikenal di seluruh Indonesia karena perkembangan dan pengelolaan musisi dari daerah jawa sangat baik sekali. Munculnya karya musik rapper dari Yogyakarta yang mengisi vocal dengan bahasa jawa menimbulkan kesan yang berbeda dan unik dimata masyarakat di Indonesia. Inilah yang diharapkan munculnya musik daerah yang hadir dengan kesan modern tanpa melupakan unsur tradisinya. Bukan hanya dijawa, namun di Bali juga sudah banyak musisi yang melahirkan karya musik tradisi dengan balutan unsur daerah mereka. Ini yang diharapkan di Indonesia, lahirnya musik tradisi kembali di tanah air dengan balutan yang membuat musik itu besar dimata masyarakat.

Orang hanyut dalam struktur budaya mereka , namun mereka tidak merasakan dan melihat budaya dari sudut pandang yang objektif. Akhirnya mereka sendiri yang berusaha memberikan pandangan kritis terhadap budaya mereka sendiri. Pandangan yang seperti inilah yang bisa menyebabkan sumber daya manusianya lebih bisa berfikir dinamis, lebih kaya, beragam dengan banyak menimbulkan filosofis baru dikalangan ilmuan musik daerah. Nah, pertanyaan inilah yang dapat membuat para musisi dari berbagai daerah menjadi lebih kaya budaya musik yang objektif dan kritis dengan berbagai karya musik daerah yang lahir.

Pengetahuan tentang budaya dan musik tradisi sangatlah diperlukan sebagai pondasi pola fikir musisi agar perkembangan seni tidak "kacau" tapi lebih bisa diharapkan mengarahkan berdasarkan temuan karya musik dan ilmu tradisi yang disumbangkan dari musisi dan ilmuan musik. Inilah yang diharapkan dari kalangan musisi agar terumuskan bentuk keilmuan, arahnya pun bisa dilihat sehingga banyak musisi yang menyumbangkan kerjanya sebagai bahan tambahan untuk diteliti dan dikaji oleh para musisi dari berbagai daerah di tanah air.

Saya mengamati, kajian yang menyeluruh tentang filsafat musik tradisi secara mendasar belum dikaji secara menyeluruh. Kalaupun sebagian ada, itupun masih dalam bentuk telaah secara tuntas dalam bentuk buku. Memang ada sebagian buku yang dijadikan bahan ajar di perkuliahan seni musik, namun masih menyangkut estetika biasa yang masih mengadopsi pemikiran estetika barat tanpa menggunakan estetika  budaya di Indonesia secara menyeluruh. Di Negara-negara yang karya musiknya terkenal di dunia sudah banyak buku tentang filsafat dan kajian mendalam dengan literature yang panjang tentang musik.

Praktek musik di Indonesia sesungguhnya telah menunjukkan bahwa beberapa musisi tradisi hanya belajar dari teori musik atau filsafat seni demi melahirkan karya musik mereka saja. Musisi di Negara kita masih menggunakan filsafat musik sendiri, inilah yang diharapkan sebenarnya. Namun jika hanya rujukan pada diri sendiri, bagaimana orang lain bahkan musisi lain dapat mengetahui rumusan teori filsafat musik yang dia ciptakan. Inilah pekerjaan rumah untuk para teorisi musik yang akademis untuk menuliskannya karena musisi haus akan konsep filsafat musik.

Dengan memahami berbagai macam ilmu tentang filsafat musik, maka musisi bebas memilih ajaran filsafat musik yang akan dianutnya yang akan menjadi pegangan intelektualnya. Seperti kata Sokrates, fungsi filsafat adalah sebagai pengetahuan tentang diri, melalui kejelasan konseptual. Inilah bahan untuk teorisi musik tradisi yang akan mengembangkan penelitiannya secara jelas dan terkonsep. Bisa ditiru Pythagoras seorang pemikir yunani, komponis dunia bahkan banyak belajar dari konsep filsafatnya untuk menyajikan produk musik.

Nah, sekarang muncul pertanyaan, apakah filsafat musik, teori musik itu bersifat mutlak? Jawabnya, Tidak , masih banyak temuan baru yang akan lahir yang menjawab semua persoalan itu seperti teori musik yang tidak sepenuhnya "diserap" musik oerchestrasi di timur tengah. Di India juga masih menggunakan teori musik sendiri, karena musisi yang baik tidak langsung menyerap bulat-bulat teori musik yang dia pelajari, harus ada bahan kajian yang membuat dia sendiri memberi pertanyaan, kenapa begini?.

Bidang keIlmuan musik dan filsafat musik penting untuk memperoleh jawaban-jawaban tersebut, pertanyaan dari mana asal kita, dan alasan pengerjaan produk musik yang kita hasilkan. Kalau semua jawaban dan alasan sudah terikat satu sama lain, maka akan lahir dasar kemana kita selanjutnya akan melangkahkan kaki untuk mengantar seni musik dan tradisi kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun