Mohon tunggu...
faisal fahmi mrp
faisal fahmi mrp Mohon Tunggu... Relawan - Pemula bersahaja

Searching.......

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dewa-dewi Musik

24 Juli 2017   17:29 Diperbarui: 24 Juli 2017   17:48 3756
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://ikacuplis2410.wordpress.com

Nama dewa dewi musik zaman yunani

Di masa mistis (sebelum 1100 SM), yunani sebagai bangsa kuno menganggap bahwa seni itu berasal dari para dewa dan dewi. Dewa pelindung kesenian dimasa itu bernama Apollo, ia juga menjadi contoh semangat dari para dewi seni suara (dijuluki Musagetes). Musik dahulunya, merupakan kesenian utama bagi para musa (dewi musik) yang dapat membuat irama dan birama untuk mengatur ketetapan waktu dalam memainkan karya seni mereka. Yang mengherankan lagi, tidak adanya dewi pelindung seni pahat, arsitektur, lukis dan plastis. Namun, puisi dan tari digolongkan dalam seni musik oleh bangsa yunani.

Disini saya mengutip Nama-nama kesembilan dewi musik itu dari buku sejarah:

Kalliope yang merupakan dewi seni sastra dan syair, menurut buku yang saya baca, kalliope adalah pasangan Apollo

  • Klio adalah dewi sejarah seni
  • Erato yang merupakan dewi sastra yang erotis
  • Euterpe dibidang sastra liris
  • Thalia adalah dewi lawak (jenaka)
  • Melpomene dewi drama sedih
  • Terpsichore merupakan dewi seni tari
  • Polyhymnia dewi seni musik
  • Urania adalah dewi ilmu seniman bintang (populer)

Dewi seni memiliki pemimpin yang bernama Dyonisos, dewa yang membawa seni dengan unsur musik mengerikan, dengan suara musik berisik dan melengking. Suku bacchant menggunakan musik seperti ini untuk memasuki wilayah hutan. Ada juga Orpheus (dianggap sebagai anak Apollo dalam sejarah musik)  yang dapat menjinakkan binatang dengan permainan dawai (lyra berdawai empat) dan nyanyiannya.

Dahulunya, Jamuan pesta dari para dewa dewi di zaman yunani kuno dimeriahkan dengan permainan alat musik dawai yang dimainkan langsung oleh Apollo, paduan suara dari para musa dan tarian dari charitan dan horen.  

Note: sejarah masih panjang, beda buku maka beda juga sejarahnya.

Sedikit kutipan, medan 24 juli 2017

Faisal fahmi marpaung

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun