Mohon tunggu...
Fachrul Khairuddin
Fachrul Khairuddin Mohon Tunggu... Akuntan - Akuntan

Terus Menulis!!!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Rumah PKI yang Menjadi Markas HMI

23 September 2017   21:51 Diperbarui: 23 September 2017   23:07 2013
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Markas HMI di jln. Boto Lempangan (dok. Tribun Timur)

Pelarangan PKI pascaperistiwa G30S berujung pada persekusi terhadap anggotanya. Entah itu terbukti sebagai anggota atau hanya tertuduh. Mereka yang dipersekusi pun ketakutan dan lari meninggalkan rumah-rumah mereka. Hilang. Sebagian tetap bertahan, dan lalu ditangkap.

Di Makassar, rumah-rumah PKI diambil-alih oleh Pemerintah Kota. Rumah-rumah itu kemudian dibagi kepada pejabat militer dan pemerintah, atau dijadikan kantor instansi pemerintahan atau organisasi kemasyarakatan. Satu yang terkenal adalah rumah di jalan Boto Lempangan. Rumah itu kini menjadi markas Himpunan Mahasiswa Islam alias HMI.

Pengambilalihan rumah tersebut cukup menarik karena penghuninya masih menetap, yaitu dua keluarga Tionghoa. Keluarga itu dituduh sebagai anggota Badan Permusyawaratan Kewarganegaraan Indonesia (Baperki), organisasi yang dituduh mendukung PKI.

Tomi Lebang, Anggota Tim Pers Presiden Jokowi, pernah mengisahkan dalam tulisannya:

"...pada suatu malam, Jusuf Kalla dan sahabatnya Rafiuddin Hamarung memimpin 50 anggota Himpunan Mahasiswa Islam mendatangi sebuah rumah di Jalan Botolempangan...

Tak ada keributan, tak terlihat kemarahan. Kepada mereka, dengan nada bersahabat, JK dan kawan-kawan menyatakan hendak tinggal di rumah itu. "Permisi, saya mau ambil tempat ini," kata Jusuf Kalla.

Dua keluarga penghuni rumah tua itu tak punya pilihan lain. Mereka menyilakan para pentolan HMI Makassar mengambil alih rumah itu. Alhasil, gerakan anti-PKI oleh mahasiswa anggota HMI Makassar berlangsung damai..."

 Sampai sekarang, rumah PKI itu pun menjadi markas HMI.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun