Mohon tunggu...
EJK
EJK Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis Lepas

Manusia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pesta Jakarta Telah Usai, dan Inilah Indonesia

19 April 2017   19:31 Diperbarui: 19 April 2017   19:50 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mungkin Indonesia adalah satu-satunya bangsa dan negara di planet bumi ini yang memiliki ribuan keberagaman dan perbedaan namun bisa dinaungi hanya oleh satu bendera negara. Di negeri-negeri lain, terpisah pulau saja benderanya sudah berbeda, bahkan mungkin berbeda bahasa saja Presidennya pun beda.

Sebagai bangsa, Indonesia adalah satu-satunya yang mampu berdiri kokoh dalam naungan satu Nusantara meski terdiri dari berbagai agama, bangsa, suku, ras dan bahasa. Bukan kebetulan tentu takdir ini terjadi pada Indonesia. Mungkin Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, menciptakan bangsa Indonesia untuk menjadi contoh bagi semua bangsa di dunia.

Wahai.... tirulah Indonesia, negara superkaya penjaga khatulistiwa, negara superkaya dengan 17 ribu gugusan pulau, bisa bersatu dalam ribuan perbedaan. Lalu kenapa bangsa-bangsa lain di luar sana masih saja bertikai? Tirulah kami, bangsa Indonesia. Bangsa besar dengan kekayaan luar biasa, yang tak pernah berkelahi sesama anak bangsa demi berebut kekayaan alam. Siapatah yang tak iri?

Kami punya kekayaan demografi, penduduk kami besar. Laut kami terbentang 96 ribu kilometer dengan jutaan sumberdaya baharinya. Hutan-hutan kami, gunung-gunung kami mengandung jutaan keindaahan alam. Perut bumi negeri kami kaya akan ratusan mineral bermanfaat untuk umat manusia, bahkan kami tidak berebut menambangnya. Bangsa-bangsa lainlah yang berebutan menambang sumber mineral kami.

Tirulah kami wahai semua bangsa dunia, kami tak pernah bertengkar. Mungkin memang kadang ada beberapa kali, saudara-saudara kami yang ingin memiliki bendera sendiri karena kecewa karena ketidak adilan, tak ada pemerataan. Namun hal itu biasa, setelah bertengkar biasanya kami berdialog, bermusyawarah untuk mencapai mufakat, lalu kami berangkulan kembali. Tak ada satu hal pun yang lebih besar dari persatuan kami dan persaudaraan kami.

Wahai bangsa dunia, mungkin kalian tidak mampu memahami bahwa Tuhan YME menciptakan kami untuk dapat kalian tiru. Tirulah kami. Jangan iri kepada kami, dan lantas kalian datang dengan bermacam propaganda untuk mengadu-domba kami. Mengadu suku-suku kami, mengadu ras-ras kami, bahkan mengadu agama-agama kami. Jangan lakukan itu.

Tanyakan pada Verenigde Oostindische Compagnie, mereka pernah mengadu-domba kami 350 tahun lamanya. Pengadu-dombaan itu malah membuat kami bersatu, merasa punya nasib yang sama dan yang pasti kami semakin kuat. Kami hanya mengingatkan saja, belakangan ini kami melihat tentakel tak terlihat kalian mulai bergerilya menggerayangi persatuan kami.

Aroma kalian ada dalam pesta kami di Jakarta. Meski tak nyata, tapi sungguh sangat terasa sampai ke urat mata. Pahamilah, perbedaan yang kami pilih bukan untuk berpecah-belah. Percayalah, usai pesta kami kembali bersama. Dan pesta kami telah usai, kebhinekaan kami tak terkoyak.

Pulanglah kalian membawa hampa. Memilih Jakarta untuk mengoyak perbedaan kami, sungguh kalian salah melangkah. Kalian harus pahami, untuk kebersamaan dan keragaman yang bersatu, Tuhan menciptakan Indonesia sebagai miniatur dunia. Dan, Jakarta adalah miniatur Indonesia. Sungguh kalian salah memilih.

Perlu dicatat, wahai bangsa-bangsa dunia. * Suku Betawi, penduduk asli Jakarta adalah pengejawantahan persatuan Indonesia dalam arti sebenarnya. Percampuran adat budaya berbagai suku bangsa ini terkumpul menjadi satu dan menjelma menjadi sebuah etnis baru bernama Betawi. Suku Betawi adalah aplikasi dalam arti sesungguhnya tentang Bhineka Tunggal Ika yang menjadi semboyan negeri ini.

Bagaimana kami tidak bangga dengan perbedaan kami? Bagaimana kami tidak bangga dengan bangsa kami? Kami adalah pesan Tuhan YME untuk bangsa-bangsa dunia bahwa perbedaan tidak membuat kita saling terpecah dan berperang. Tuhan YME ingin menunjukkan bahwa perbedaan juga mampu mempersatukan umat manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun