Mohon tunggu...
Erwin Alwazir
Erwin Alwazir Mohon Tunggu... Wiraswasta - Karyawan Swasta

Rayakan Kata dengan Fiksi, Politik, Humaniora dan keluarga.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Walkout 2014, PDIP Juga Harus Disalahkan

29 September 2014   09:26 Diperbarui: 17 Juni 2015   23:07 1791
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kalau mayoritas tulisan di Kompasiana bernada mengejek sampai mem-bully SBY dengan Demokrat-nya sebagai pemeran  utama disahkannya UU Pilkada Oleh Koalisi Kompres, kata teman saya singkatan dari Koalisi Merah Putih Stress, sekarang mari kita  menyalahkan PDIP sebagai pemeran figuran  sehingga UU yang membawa Demokrasi  kembali ke masa-masa kedigdayaan orba  ini melenggang mulus di senayan.

Ya, jangan hanya SBY dan Demokrat yang disalahkan. PDIP juga patut disalahkan. Mereka gagal menjalankan diplomasi pertemanan dengan Demokrat untk mencegah diterbitkannya UU tersebut. Kita tahu sendiri pertemanan itu penting. Contohnya di Kompasiana. Kalau pertemanan kita lemah atau tidak sefahaman, jangankan untuk saling mendukung, saling kunjungi atau klik tulisan saja jadi males hanya kerana beda pilihan, kecuali saya tentunya. (Hehehehhe) Nggak percaya? Lihat saja para penulis di Kompasiana yang berada di Kubu Jokowi atau Prabowo. Hubungan antar mereka kurang mesra lagi. Masing-masing kubu sudah punya penggemar tersendiri. Sulit rasanya menemukan kedua kubu berinteraksi dengan manis dalam sebuah tulisan. Jangan-jangan saat Kompasianival nanti mereka nggak mau duduk saling berdekatan? Wkkkkk, lebay-nya!

Kembali ke senayan. Andai saja saat itu PDIP mau legowo dan menjadikan opsi Demokrat sebagai pilihan terakhir sebelum voting, tentunya saat lobi antar fraksi, opsi ketiga Fraksi  Demokrat yang menyetujui pilkada langsung dengan 10 syarat, bisa jadi akan unggul dalam voting tersebut. Apa iya partainya Hatta Radjasa berani berseberangan dengan “panglima Politik” partai Demokrat Bapak SBY yang saat itu konon sedang kunjungan kerja di luar negri? Sepertinya  tidak. PAN walau dengan sikap “agak malu-malu” besar kemungkinan  akan merapatkan shaf di belakang Fraksi Demokrat sebagaimana Demokrat dulu berada di belakang PAN untuk memuluskan langkah Hatta mengincar RI2.

Nah lho. Jadi jangan SBY saja yang di-bully, PDIP juga mesti di-bully karena kita tahu partai yang satu ini langganan walkout juga. Hemat saya kalau berpolitik, suka tidak suka, setuju tidak setuju jangan kabur dari ruangan dong. Itu namanya berpolitik secara bencong. Saya nggak tahu apa label bencong ini layak disematkan pada Fraksi Demokrat dan PDIP yang suka walkout-walkout-an?

Salam Walkout 2014!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun