Mohon tunggu...
erika avalokita
erika avalokita Mohon Tunggu... Freelancer - ibu rumah tangga

suka nulis dan silat

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Pilkada Usai, Mari Kita Move On

22 April 2017   13:45 Diperbarui: 22 April 2017   23:00 169
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 Saya tahu banyak  yang sedih karena Ahok – Jarot kalah. Saya juga sedih. Komitmen Ahok untuk berantas korupsi memang keren, dan menurut saya itu esensi kekuatan, sekaligus kunci kekalahannya. Korupsi bukan hanya uang; banyak macamnya: korupsi waktu, korupsi komitmen etc. Banyak orang tidak atau belum siap dengan cara Ahok memberantasnya. 

 Kebetulan Anies adalah satu alternatif pemimpin Jakarta. Politik mengolah dan memberi citra bahwa Anies negasi Ahok. Dan dengan segala strategi, Anies menang. Ini adalah politik. Politik bukan untuk dipahami an-sich. Dia ilmu sekaligus seni yang lentur. Di dalamnya ada taktik, strategi dan lain-lain. Menurut saya nanti, Anies tidak seperti saat kampanye, yaitu negasi Ahok an-sich. Dia pemimpin Jakarta; dia simbol. Tentu ada komitmen kampanye yang akan dilakukan, tapi ada yang mungkin tidak bisa dilakukannya. 'Pagar' Anies adalah,  bahwa  dia simbol Jakarta. Itu yang akan dijaganya. 

 Contoh soal ini bisa kita lihat dari bagaimana Jokowi lakukan kebijakan semisal menyusun kabinet. Dari komitmen belasan menteri dari partai, ternyata dia hanya pakai beberapa menteri partai dan lebih mengakomodasi menteri profesional. Kenapa ? Karena dia presiden dan 'pagarnya' adalah simbol negara. Dia harus pertimbangkan banyak hal; banyak kepentingan. Dia pemimpin; milik bangsanya ; dia pengayom bangsanya.
 Sama dengan pemimpin Jakarta. Dia milik rakyatnya, dia simbol Jakarta; dia harus mengayomi warga Jakarta.
 Jangan terlalu kuatir.

 Jadi, dengan Anies terpilih, jangan kecewa. Jangan melihat hitam putihnya. Kita mungkin butuh sedikit penyesuaian.Mungkin di bidang A, speed awal kita 80 km /jam nanti jd 60 km/jam. Di bidang B, speed awal 40 km/jam nanti jd 60 km/jam 

 Musuh utama negara kita adalah korupsi. Apakah nanti Anies negasi kebijakan Ahok dengan halalkan korupsi ? Kan tidak. Apakah dia menghalalkan kekerasan ? Menurut saya pasti tidaklah. Ada koridor hukum. Dia pasti berjalan sesuai koridor sebagai pemimpin jakarta yang pantas. Dia pengayom warga Jakarta. Kita doakan terbaik.   Hari ini mungkin Indonesia byk belajar soal demokrasi. Mungkin 10 tahun ke depan kita masih harus banyak belajar. Kita bersyukur dianugerahi reformasi . Tapi sebenarnya kita belum siap mengisi reformasi itu dengan baik dan optimal. Seperti halnya demokrasi, kita akan belajar terus. 

 Saya bukan sok bijak. Saya sedih, sangat sedih. Tapi kita harus fair dan menghargai pilihan mayoritas penduduk Jakarta. Energi jangan dihabiskan dengan memikirkan hal yang negatif, agar bisa melangkah lebih baik. Mulailah dari diri sendiri. 

 Semoga pak Anies amanah ya. Apapun agama kita,  doakan yang terbaik untuk bangsa ini. Semoga kita bisa mengolah negara yang besar ini dengan bijaksana. Amin. 

 Kekuasaan itu sesaat. Kini yang ada adalah kenangan. Roda memutar jalannya sejarah. Yang diingat rakyat adalah kebaikan dan keburukan. Thanks pak Ahok. Selamat bekerja pak Anies. Sekali lagi - semoga amanah. 

Kita move on yuk. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun