Melalui tangisan pilu seorang bocah yang kehilangan orangtuanya, kita belajar bahwa kehilangan orang yang dicintai begitu menyakitkan.
Melalui jejak-jejak darah yang berserakan di jalanan, kita belajar bahwa setiap pertikaian niscayalah hanya memiliki satu bandrol tragisme semata.
Melalui puing-puing reruntuhan yang teronggok sepanjang mata memandang, kita belajar bahwa segala pencapaian sia-sia belaka manakala durjana lebih merajai hati daripada akal sehat dan kedamaian.
Melalui tubuh-tubuh kaku berserakan membujur tanpa nyawa, kita belajar bahwa perang atas nama apapun juga pasti berganjar tragedi, dimana bani-bani Adam kehilangan hakikat terperosok ke derajat makhluk terendah se-semesta oleh sesamanya manusia sendiri.
Melalui wabah ketakutan yang merebak, kita belajar bahwa tiap detik adalah horor bergiliran tak terduga bagi siapapun juga, kedamaian menjadi ratapan kerinduan mendalam di setiap rapalan doa bibir-bibir cemas.
Tolak tragedi, patrikan damai kehidupan..
Kita semua tahu kita mampu mewujudkan itu
sepanjang semua segera menyadari tidak lagi ada aku, kamu, kami, kalian......melainkan KITA.
Katakan tidak pada radikalisme, terorisme.
Salam persaudaraan Indonesia Raya,
- Erick CO'B -