Mohon tunggu...
Eric Brandie
Eric Brandie Mohon Tunggu... Penulis - Sosiolog

Kajian realitas dan dimensi sosial Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Selamatkan Bangsa, Stop Diskriminasi, Intimidasi

13 Juli 2017   15:14 Diperbarui: 25 Januari 2018   16:35 941
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Legitimasi dan implementasi kesetaraan seluruh hak dan kewajiban ialah konsekwensi primer ter-krusial dari sebuah kesepakatan bernegara yang notabene multi heterogen.

Menjadi tragedi yang sangat fatal kemudian akibat adanya unsur kesengajaan untuk terus melanggengkan perlakuan anti kesetaraan, melestarikan diskriminasi dan terus memaksakan (tiranian) eksistensi dominasi sepihak saja atas nama stereotip perspektif yang jauh lebih kecil daripada keutuhan sebuah negara majemuk yakni 'FANATISME SEKTARIAN'.

Maka secara implisit sesungguhnya negara Republik Indonesia Raya ini belum pernah berdiri sebagaimana cita-cita dan kesepakatan yang diamanatkan oleh SELURUH Pejuang dan Pendiri negara ini. 

Episode sinetron panjang tajuk 'PURA-PURA'bernegara Indonesia Raya ini sudah saatnyalah dihentikan dengan kesungguhan hakiki secara bersama-sama bernegara Indonesia Raya tanpa lakon-lakon ala 'feodalis' berupa tirani diskriminasi, stigmasi konservatif tajuk SARA utamanya AGAMA!

Suatu keniscayaan tak terelakkan, generasi saat ini dan ke depan merupakan generasi millennium people, era trafik data super instantly, berbagai kemudahan akses informasi akurat global knowledge menghasilkan tipikologi generasi yang lebih cerdas, kritis, progresif, tanggap responsif terhadap rasionalitas kesemestian. 

Maka bagaimanakah caranya untuk terus memanipulasi kesemestian dengan memaksakan doktrinasi anomali antipati, kebencian buta hanya bermodalkan warisan agitasi ortodok tanpa obyektifitas data yang relevan?

Tentu saja bagaikan langit dan bumi apabila dibandingkan dengan generasi jaman 'kuda gigit besi' dahulu yang cendrung hanya berdiam diri saja tatkala 'dikebiri' dalam berbagai lini kesemestian berbangsa, dipaksa telan mentah-mentah segala aksi tiranian BAHLUL tanpa keberanian mengkritisi apalagi menyudahinya.

Adalah sebuah parade kebodohan nan tragis tatkala rasa benci buta antipati sepihak terus saja digenggam erat-erat terhadap realitas khasanah multi perbedaan Nusantara ini. Suku, etnis, keyakinan, agama, bahkan mazhab-mazhab demikian berlimpahnya di negeri ini bahkan jauh sebelum diproklamirkannya negara ini, lalu apa alasan yang logis untuk kemudian boleh semena-mena menentangnya, memusuhinya, bahkan memeranginya???

Jika demikian siapakah anda sekalian ini yang begitu nekat terus saja berupaya mengintimidasi sesama TUAN RUMAH bumi Nusantara ini, begitu lancangnya 'nonstop' menciptakan kegaduhan dengan dalih maha 'bahlul' tajuk usang SUKU, ETNIS, AGAMA di negeri Bhinneka ini?

Maka sangat patut ditelisik barangkali sesungguhnya anda sekalian hanyalah tamu-tamu Nusantara yang bertabiat kurang tahu diri!

Kepada pihak-pihak/kelompok penggiat perilaku 'sakit' seperti ini sangatlah wajib dipertanyakan secara tegas sejauh apakah penerimaan dan penghayatannya akan sebuah negara Indonesia Raya yang maha kaya keberagaman ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun