Lagi-lagi Indonesia dijajah dari dan oleh warganya sendiri, kasus-kasus korupsi dan kejahatan lainya adalah sejajar dengan kejahatan "penjajah" di era moderen saat ini. kalau dulu pendahulu-pendahulu bangsa gigih melawan kekejaman kolonial, kini justru para penerus bangsa mencuri, menjajah di negri sendiri, sungguh keadaan yang ironi dan kontras dengan cita-cita bangsa Indonesia.
Wahai temanku sebangsa dan setanah air, mari kita perhatikan kasus yang akan saya bahas di bawah ini, bukan cukup sekedar perhatian, tapi lebih dari itu kita butuh perenungan agar kejadian ini tidak terulang di masa yang akan datang, mari berjuang dengan ketulusan hati nurani, bersama kita bisa, bersama maju dan berjuang untuk peradaban Indonesia yang lebih baik.
Skandal kasus impor daging sapi cukup panjang rentetanya, masyarakat pun masih bertanya-tanya, sampai dimana arus ini akan berhenti mengalir, mengapa sampai saat ini bukannya berhenti malah justru semakin deras dan kencang air itu mengalir.
Kasus Impor daging sapi mula-mula muncul ke publik sesaat setelah ditangkapnya Luthfi Hasan yang saat itu merupakan presiden dari partai PKS. Keadaan ini sontak membuat internal partai PKS goncang bak sunami yang meluluh-lantahkan tanah Rencong, Aceh.
Alih-alih membantu penegak hukum untuk mengungkap fakta pelanggaran hukum yang dilakukan oleh Luthfi Hasan, justru PKS balik menyerang semua pihak yang ikut serta mendukung penagkapan Luthfi Hasan kususnya para penegak hukum. PKS berdalih bahwa kasus korupsi yang menimpa ketuanya adalah rekayasa politik belaka, bahkan lebih keras lagi PKS menegaskan bahwa semua ini adalah konspirasi zionis yang sengaja dibuat hanya untuk menghancurkan citra politik partai PKS di mata masyarakat.
Keadaan buruk yang dialami PKS tidak menyurutkan semangat para kader untuk terus gigih berjuang, setelah KPK menetapkan Presiden PKS positif menjadi tersangka, Internal partai PKS segera mengadakan musyawarah dan ahirnya memilih Anis Matta sebagai pengganti Luthfi Hasan sebagai Presiden PKS.
Kegigihan partai PKS bukan hanya isapan jempol belaka, ini terbukti dengan kemenagan pemilihan Gubernur Jawa Barat dan Medan, PKS mampu unggul dan menang. Perlu diapresiasi semangat juang para kader PKS, semangat ini jarang terlihat dipartai besar lainya, sebut saja misalnya partai Demokrat, setelah banyak kadernya yang terindikasi kasus korupsi, mereka menjadi lemah dan melempem.
Jalan Berliku Kasus Impor Danging Sapi
Pada awalnya sebagian masyarakat mungkin ada yang memiliki persepsi yang sama dengan PKS bahwa kasus korupsi Luthfi Hasan (LH) adalah konspirasi politik belaka, namun persepsi itu kini berbelok terbalik,publik sudah bisa melihat dengan terang, KPK dengan segenap bukti yang ada sudah lebih dari cukup untuk menetapkan LH untuk menjadi tersangka.
LH didakwa mendapatkan fee (uang balas jasa) dari PT Indoguna, karna telah mengabulkan permintaanya, yaitu agar LH membantu memberikan tambahan kuota impor daging sapi. Fee yang disepakati bukan hanya ratusan juta, angkanya cukup menggiurkan, yaitu 40miliar, seperti yang dilangsir oleh Kompas.com, selasa 7 mei 2013. Bisa kita bayangkan, jika feenya saja sebanyak itu, kira-kira kuota impor yang diberikan kepada PT Indoguna berapa besar? Angka yang fantstis dan luarbiasa bukan!
Setelah kabar LH mulai reda kini muncul pelaku baru dalam kasus impor daging sapi, pelaku ini masih dari anggota partai PKS, dia adalah Ahmad Fathanah. Selama ini LH ternyata tidak main sendiri, untuk bagian lapangan urusan ini dikuasakan kepada temanya Ahmad Fatanah (AF). Kini media ramai membicarakan keterlibatan AF dalam skandal impor daging sapi.