Mohon tunggu...
Enos Waromi
Enos Waromi Mohon Tunggu... -

Terpaksa membuat akun kompasiana karena terpaksa bersuara

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Curahan Hati Seorang Papua : Setelah Di"bully", Kami Disalahkan oleh PPI Dunia "Kajian tentang Papua"

10 Maret 2017   02:10 Diperbarui: 10 Maret 2017   20:00 3450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulisan ini saya buat untuk menanggapi pernyataan resmi PPI Dunia http://ppidunia.org/pernyataan-resmi-ppi-dunia-papua/ yang dibuat untuk menanggapi tulisan dari saudara saya Billy Gracia Mambrasar di tautan berikut thttp://www.kompasiana.com/billymambrasar/curahan-hati-seorang-anak-papua-dibully-di-forum-publik-ppi-dunia-kajian-tentang-papua_58c0e4ba937a61d30cd9085c 

Saya merasakan keresahan saudara Billy Gracia Mambrasar dimana sering sekali diskusi-diskusi mengenai papua sedikit melibatkan pemuda dan masyarakat asli papua. Kita (pemuda-pemuda) papua hanya dicekokin solusi-solusi yang teoritis yang dimana disampaikan oleh orang-orang yang tidak pernah menginjakkan kaki-nya di papua. Kalaupun menginjakkan kaki, mereka hanya berada di Manokwari.  Sehingga yang mereka lihat hanyalah kehebatan pembangunan tanpa meilhat kelaparan di pedalaman. Saat kami menyampaikan ketidakberesan dengan gamblang di papua, mereka bersama-sama membully kami. Terima kasih media di Indonesia, kalian telah berhasil membuat bagus wajah papua di dunia maya.

billiy2-58c1a814c2afbd480a191452.png
billiy2-58c1a814c2afbd480a191452.png
Terkait dengan surat pernyataan PPI Dunia, terima kasih atas klarifikasinya. Poin menarik ada di poin 9 yaitu "Namun ketika diadakan open recruitment untuk Tim Kajian Papua PPI Dunia 2016-2017, teman-teman Papua yang mendaftar masih terbatas", halus sekali anda mengucapkan bak anggota DPR, bukankah anda-anda ingin mengucapkan bahwa jarang yang mendaftar di tim kajian papua PPI dunia bukan? Setelah anda membully saudara kami yang dimana menunjukkan fakta-fakta lapangan dan berakhir dengan sanggahan kalian setelah itu membully kami. PPI Dunia menyalahkan kami, karena yang ikut terlibat di kajian itu terbatas (baca : sedikit). Ketahuilah, saya sendiri baru mendengar PPI Dunia karena menyinggung masalah kami. Sehingga PPI dunia menyalahkan kami enggan bergabung, padahal informasi saja tidak pernah kami dapatkan. Maka hentikanlah omong kosong itu.

Oleh sebab itu, jika dirasa tidak ada atau sedikit orang papua yang bergabung maka saya meminta dengan hormat BUBARKAN tim kajian papua karena bagaimana bisa anda-anda semua mengetahui pokok permasalahan tanpa ada orang yang pernah hidup di tanah itu.  Saya sangat mengapresiasi kepedulian teman-teman yang hidup di daerah barat. Tetapi masalahnya anda hanya akan membuang-buang waktu dengan ke-sotoy-an anda mengenai papua. Bubarkan tim kajian tersebut, karena ke-sok tau-an anda, hanya akan menyesatkan pandangan orang-orang mengenai tanah papua.

Jika anda peduli, datanglah ke tanah papua, dan lihatlah sendiri dengan mata anda sendiri bukan di layar kaca dan janganlah hanya melihat keindahan dan elok-nya raja ampat kami. Lihatlah kedalam, agar mata hati anda terbuka. Bagaimana Pemerintah lari dari tanggung jawab bertahuntahun, suku-suku di Papua tidak  pernah di bangun. Saat pembagian emas, nomor 1 paling depang, mengisi perut-perut buncit orang Jakarta dan Senayan saja.

Satu hal lagi, saya meragukan pernyataan resmi itu dibuat oleh mahasiswa yang katanya berpendidikan tinggi apalagi kuliah di luar negeri. Perhatikan struktur dan isi tulisannya, tidak ada kata yang lebih baik dari kata berantakan. Terlihat sekali tulisan dibuat secara tergesa-gesa tanpa menyentuh esensial masalah karena hanya ingin membersihkan tangan yang terkotori oleh anggotanya. Selamat anda-anda yang duduk di PPI Dunia, hampir berhasil. 

Sebagai mahasiswa kita mengenal namanya recovery yaitu memperbaiki yang ada dan memastikan tidak terulangi lagi. Tetapi sekali lagi, saya meragukan yang menulis adalah mahasiswa karena tidak ada satu poin pun yang membahas mengenai hal-hal yang dilakukan untuk menanggulangi kesalahan tidak terulangi kembali. Apakah benar PPI Dunia berisikan mahasiswa?

Salam Damai dari Berkeley,

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun