Mohon tunggu...
Anggraini
Anggraini Mohon Tunggu... Guru - Learning by doing

Humas Sekolah

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Agar Anak Bisa Bersekolah dengan Bahagia

22 Juli 2019   18:30 Diperbarui: 23 Juli 2019   09:35 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Sebagai sekolah yang digagas berdasarkan misi membuat anak bahagia dalam belajar, berbagai tantangan kami alami dan rasakan. Terutama di SMA, di saat anak-anak memasuki usia remaja. Mereka yang sedang mengalami perkembangan fisik maupun mental merasa dirinya sudah besar dan bukan anak kecil lagi.

Di SMA Lazuardi, dijalankannya aturan dan tata tertib, justru dikatakan oleh sebagian besar siswa sebagai keunggulan SMA Lazuardi. Tata tertib sekolah kontennya hampir sama di setiap sekolah namun bedanya adalah bahwa SMA Lazuardi "menjalankannya" dengan berbagai kebijaksanaan.

Selama ini sebagian besar siswa SMA lazuardi terbilang sukses dan bahagia di sekolah. Mereka juga betah berlama-lama di sekolah pada sore hari. Namun harus diakui, ada juga beberapa siswa yang merasa tak suka dengan kegiatan-kegiatan yang ada dan kemudian menjadi malas.

Nah, apa yang harus dilakukan supaya semua atau lebih banyak anak sukses dan sekaligus bahagia?

Upaya SMA Lazuardi adalah, pertama menyadari bahwa 'beberapa' anak yang malas tetap merupakan ana-anak yang diamanatkan kepada kita untuk dididik. Kita sudah menerima mereka dan wajib bertanggungjawab atas kesuksesan dan kebahagiaan mereka. Kalau dijumpai kesulitan dalam menangani mereka maka itulah tantangan yang harus dihadapi dan harus segera digarap oleh para guru.

Kedua, melakuan pendekatan yang tepat. Biasanya anak-anak yang malas dan sulit ditangani ini adalah anak-anak yang punya masalah. Maka cara mendekatinya harus dengan bertanya dan kemudian menyiapkan empati dan mendampinginya menemukan solusi yang pas. Walaupun itu bukan hal yang terlalu mudah.

Berbeda dengan anak-anak kecil, pikiran dan perasaan anak remaja sudah dipenuhi dengan masalah yang dia bangun sendiri karena faktor internal dalam dirinya. Seperti, perubahan bentuk tubuh, suara maupun perasaan-perasaan yang berkaitan dengan pubertas yang sedang mereka alami. Maka ketika ada tambahan masalah selain dari yang itu, mereka akan makin berpikir bahwa dunia ini adalah tempat yang sulit dan tidak menyenangkan.

Sebagai pengalihan dari perasaan tak nyaman itu, kadang-kadang anak remaja akan bertingkah tidak sewajarnya, seperti melakukan perbuatan bullying, vandalisme, menunjukkan sikap malas belajar, mencoba menarik hati teman lawan jenis, tidak peduli terhadap kewajibannya dan bahkan sengaja tidak melaksanakan instruksi guru.

Terkadang sikap anak seperti ini dilakukan terus menerus, sehingga menghambat perkembangan positif dalam dirinya.

Karena itu, para guru di SMA Lazuardi berusaha untuk selalu jaga dan awas terhadap keadaan anak-anak yang memang diyakini sedang sangat membutuhkan perhatian itu.

Menghadapi anak yang mempunyai masalah ini, sekolah juga akan menyediakan bantuan berupa biimbingan dan konseling yang jika dianggap perlu bahkan akan dilanjutkan dengan menghadirkan orangtua sampai ke pemeriksaan psikologis oleh psikolog sekolah. Guru, orangtua dan jika perlu psikolog harus bergandengan tangan dan bekerjasama untuk mencarikan jalan keluar bagi masalah yang dihadapi anak tersebut supaya survive baik di sekolah maupun di dalam pergaulan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun