Bukan tanpa maksud bahwa perhelatan milad ke 90 Pesantren Gontor diselenggarakan di Masjid Istiqlal. Masjid ini adalah masjid terbesar di Indonesia, bahkan juga termasuk yang terbesar di dunia. Syukuran  tersebut justru melambangkan dimulainya gerakan nasional untuk memasyarakatkan kembali pendidikan ala Pesantren Gontor yang lebih membumi dan mempertahankan ke-Indonesiaan, di tengah-tengah rongrongan paham-paham ekstrim yang masuk dan berkembang di tanah air.
 Sebenarnya gerakan ini sudah terlihat ketika beberapa jabatan menteri dipercayakan kepada alumnus Gontor, tetapi sekarang lebih diperjelas dan dipertegas. Hal ini mengindikasikan kesadaran pemerintah, utamanya Presiden Jokowi, akan adanya bahaya-bahaya yang mengancam kedaulatan NKRI. Tumbuh suburnya kaum separatis dan teroris hanya bisa diantisipasi dengan mengembangkan Islam yang Rahmatan Lil Alamin, yang selama ini diterapkan oleh Pesantren Gontor. Oleh sebab itu pendidikan ala Gontor telah terakumulasi menjadi gerakan semesta.
Pesantren modern seperti Gontor, tidak pernah ketinggalan zaman dalam menyebarkan ilmu pengetahuan. Para santri minimal menguasai dua bahasa asing yaitu Arab dan Ingggris. Di sisi lain, Gontor tidak mengabaikan tanggung jawabnya mengajarkan nilai-nilai moral yang sesuai dengan ajaran Islam, nilai-nilai yang juga terkandung dalam dasar negara kita, Pancasila. Â Karena itu, menjadi nasionalis adalah salah satu ciri dari para santri di sana. Mereka wajib mencintai tanah air yang dianugerahkan Allah kepada rakyat Indonesia.
Alumni-alumni Gontor pada umumnya akan mengimplementasikan nilai-nilai tersebut ke dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan rumah maupun pekerjaan. Seyogyanya mereka mampu membawa kebaikan bagi masyarakat umum. Mereka akan rela berkorban demi kemajuan bangsa dan negara tanpa pamrih. Alumnus Pesantren macam Gontor inilah yang diharapkan menjadi generasi penerus yang dapat diandalkan untuk menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia.
pendidikan ala pesantren ideal
Pola pendidikan pesantren adalah pola yang paling sesuai diterapkan di Indonesia, bukan menjiplak boarding school atau sekolah-sekolah internasional. Sekolah-sekolah modern ala Barat yang banyak berkembang di kota-kota besar cenderung ke arah liberal, menjadikan siswa lebih indiviadualistis dan materialistis. Penguasaan ilmu sains menjadi hal yang utama. Sedangkan pendidikan di pesantren yang berkembang sejak zaman dahulu kala, merupakan hasil pemikiran kaum alim ulama untuk memberdayakan manusia secara lahir maupun batin.Â
Pesantren mengajarkan banyak hal. Garis besarnya, pesantren mencetak santri-santri agar mampu mandiri ketika terjun ke dalam masyarakat. Bekal mereka menjadikan para santri sebagai orang-orang yang mudah beradaptasi dengan masyarakat di manapun dia berada, bijaksana dalam menghadapi berbagai masalah dan tidak bergantung kepada orang lain. Idealnya, santri-santri ini kelak menjadi pemimpin-pemimpin muda yang bisa menggerakkan masyarakat ke arah yang lebih baik.
Sistem pendidikan satu atap antara guru dan murid menciptakan kedekatan tersendiri. Mereka lebih merupakan sebuah keluarga besar yang berkumpul bersama dan saling berbagi. Intensitas dalam berinteraksi satu sama lain membentuk pemahaman yang tinggi terhadap masing-masing karakter sehingga tercipta suasana yang damai dan tenang. Hablum Minannas atau hubungan dengan sesama manusia berjalan dengan baik, seiring dengan Hablum Minallah, hubungan dengan Sang Pencipta.
Akhlakul Karimah adalah sesuatu yang seakan semakin jarang didapati pada saat sekarang ini. Apalagi setiap hari kita mendengar adanya berita-berita yang tentang koruptor dan kriminal yang begitu marak terjadi di Indonesia. Ini menandakan bahwa ada sesuatu yang salah dengan sistem pendidikan yang selama ini diterapkan di sekolah-sekolah umum  dan sekolah-sekolah negeri. Maka sudah waktunya kita mengembalikan sistem pendidikan pada pola Pesantren sebagaimana yang dilakukan Gontor.
Memang kita tidak perlu berbuat secara drastis dengan mengubah sekolah-sekolah yang sudah ada. Hal itu harus dilakukan secara bertahap, dengan memberi keseimbangan antara pendidikan jasmani dan rohani. Hal pertama yang harus diperhatikan apakah kurikulum sekolah patut dipertahankan atau harus diperbaiki. Sementara itu, pemerintah juga terus mendorong berkembangnya lembaga-lembaga pendidikan ala pesantren seperti Gontor. Mudah-mudahan di masa depan, generasi muda yang lahir adalah generasi muda yang dapat diandalkan untuk menjaga bangsa dan negara tercinta Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI