Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Politik

Di Balik Bantuan (lambat) Arab Saudi ke Rohingya

25 September 2017   14:55 Diperbarui: 25 September 2017   15:06 854
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
bantuan Arab Saudi tiba di Bangadesh (dok.middleeastupdate)

Beberapa hari yang lalu,  tanggal 20 September 2017, akhirnya penguasa kerajaan Arab Saudi, Raja Salman memerintahkan untuk memberikan bantuan kepada pengungsi Rohingya dari Rakhine, Myanmar. Bantuan tersebut senilai 15 juta dolar dalam bentuk logistik. Kemarin, kiriman pertama telah didistribusikan ke Bangladesh. Pertanyaannya adalah, setelah lebih dari satu bulan Rohingya menderita, kenapa baru mengirim bantuan?

Secara logika, Arab Saudi sebagai negara Islam yang banyak menjadi panutan kaum muslim di Indonesia, selayaknya berdiri paling depan dalam membela kaum muslim yang tertindas di negeri lain. Namun justru sikap Arab Saudi terkesan tenang-tenang saja, kalau tidak mau dikatakan buta tuli, ketika pengungsi Rohingya santer diberitakan. Setelah selesai sidang PBB minggu lalu, barulah Raja Salman memutuskan memberi bantuan.

Apa yang terjadi di balik keterlambatan bantuan tersebut? ada beberapa kemungkinan.

Pertama adalah pemberian bantuan kepada pengungsi Rohingya adalah salah satu jalan yang ditempuh untuk menutupi kebijakan Arab Saudi yang baru saja menyatakan akan 'bersikap baik' kepada Israel. Puta Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammad bin Salman mengatakan bahwa pihaknya akan mengubah pandangan orang-orang mengenai Israel, dan menerima Israel sebagai saudara.  (sumber: Middle east Monitor 19/9)

Ini sungguh kebijakan yang akan menusuk hati kaum muslim di seluruh dunia. Sebagaimana diketahui, bagi kaum muslim Israel adalah musuh bersama yang tidak bisa dimaafkan. Negara zionis itu mencaplok wilayah Palestina dan memperlakukan penduduknya dengan semena-mena. Tiap hari jatuh korban dari ulah tentara-tentara Israel kepada penduduk Palestina. Mereka juga mengangkangi  tempat suci ketiga bagi kaum muslim, Masjidil Aqsa.

Kedua, kebijakan tersebut juga hanya pengalihan perhatian dimana Arab Saudi baru saja menandatangai kesepakatan perjanjian militer dengan Inggris.  Negara sekutu terdekat Amerika Serikat itu, akan mengirimkan pasukan untuk latihan bersama dan juga menjaga wilayah Arab Saudi dan sekitarnya. Ini berarti mengijinkan pasukan Inggris beroperasi di jazirah Arab dengan segala kondisi.

Arab Saudi semakin cenderung ke Barat. Apalagi puta mahkota berniat melakukan westernisasi di kerajaan tersebut. Beberapa langkahnya yang kontroversial adalah membuka area dimana wanita bisa mengenakan bikini. Kemudian dalam pertandingan olahraga beberapa hari yang lalu, telah membolehkan kaum wanita datang ke stadion tanpa mengenakan cadar dan hijab tertutup. Kebijakan ini semakin memperkuat keberpihakan Arab Saudi ke negara-negara Barat, dibandingkan ke sesama negara Islam.

Ketiga, Arab Saudi baru tergerak untuk memberikan bantuan kepada Rohingya setelah Presiden Turki berpidato mengecam masyarakat Internasional yang membiarkan genosida berlangsung di Rakhine pada sidang umum PBB di New York. Erdogan dengan tegas menyatakan bahwa dunia turut bertanggung jawab terhadap setiap penindasan terhadap suatu kaum di negara konflik.

Selain Erdogan, Presiden Mesir Al Sisi juga menyinggung sikap negara-negara Barat dan sekutunya yang membiarkan terjadinya penindasan. Barat dan sekutunya hanya menilai dan menyiarkan tragedi kemanusiaan dari sudut pandang dan kepentingannya sendiri. Sedangkan tragedi kemanusiaan yang sebenarnya jusrtu dibiarkan.

Begitulah Arab Saudi, yang lebih membela kepentingan dunia Barat daripada kepentingan kaum muslim di negara-negara lain. Sesungguhnya liberalisme lebih menguasai Arab Saudi jauh lebih dalam daripada negara-negara lain. Kerjasama bidang ekonomi maupun militer Arab Saudi dengan negara-negara Barat sangat tinggi. Demikian pula dengan Israel yang sejak dulu menjadi musuh kaum muslim. 

Arab Saudi tidak melakukan tindakan apapun untuk menyelamatkan penduduk Palestina dari cengkeraman Israel.  Arab Saudi juga tidak peduli dengan negara Islam seperti Suriah dan negara-negara konflik lainnya.  Malah Arab Saudi memusuhi Qatar yang merupakan negara Islam dengan tingkat perekonomian tertinggi dan menjadi sandaran ekonomi negara-negara Islam dari dunia ketiga.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun