Mohon tunggu...
Muthiah Alhasany
Muthiah Alhasany Mohon Tunggu... Penulis - Pengamat politik Turki dan Timur Tengah

Pengamat politik Turki dan Timur Tengah. Moto: Langit adalah atapku, bumi adalah pijakanku. hidup adalah sajadah panjang hingga aku mati. Email: ratu_kalingga@yahoo.co.id IG dan Twitter: @muthiahalhasany fanpage: Muthiah Alhasany"s Journal

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Jangan Membandingkan Erdogan dengan Jokowi

18 September 2017   19:36 Diperbarui: 20 September 2017   04:37 11601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Turki, Erdogan (dok.AK Parti)

Fenomena  yang terjadi di tanah air, semakin banyak orang Indonesia yang memuja  dan mengagumi Presiden Turki, Erdogan. Ironinya, sebagian pengagum  Erdogan tersebut justru meremehkan Presiden kita sendiri, yaitu Jokowi.  Terutama jika mereka membandingkan sikap,  tindakan dan keputusan kedua  pemimpin tersebut dalam menangani masalah politik dalam atau luar  negeri.

Padahal sejatinya, terdapat beberapa perbedaan mendasar  yang tak bisa membuat kedua pemimpin itu disamakan. Kita membicarakan  dua karakter yang berbeda dari segala sisi. Ibarat pepatah "Lain ladang  lain belalang, lain lubuk lain ikannya".   Erdogan dan Jokowi tidak akan  pernah sama atau pantas disamakan.

Mengapa mereka tak bisa disamakan? Inilah fakta-fakta yang harus disadari:

1.   Turki yang berada di kawasan Timur Tengah, dekat Eropa dan Afrika.  Jika kita sudah sering bergaul dengan orang-orang yang berasal dari  sana, maka akan tahu bahwa karakter orang-orang di kawasan itu memang  lebih ekspresif dan keras. Berbeda dengan Indonesia yang berada di  wilayah Asia tenggara, dengan dominan Melayu yang jauh lebih lembut dan  halus.  Selain faktor keadaan alam, jenis makanan juga memengaruhi  karakter tersebut.

2. Luas wilayah Turki kira-kira enam kali pulau Jawa  atau lebih sedikit. Namun negara kita punya wilayah yang sangat luas  dengan tiga perbedaan waktu. Lebih mudah memantau dan mengatur luas  wilayah yang lebih sedikit. Selain itu Indonesia adalah negara  kepulauan, dua pertiga wilayahnya adalah laut. Sedangkan  Turki lebih  banyak daratan.

3.Hanya ada beberapa suku bangsa yang menjadi  penduduk Turki. Sementara Indonesia memiliki lebih dari 400 suku bangsa  dengan ciri khas adat istiadat tersendiri. Karakter yang keras tidak  sesuai untuk menangani perbedaan yang begitu tinggi kecuali orang yang  sabar. Karena itulah, dari Presiden pertama hingga ketujuh (kecuali BJ  Habibie) berasal dari suku Jawa yang karakternya lebih lembut dan sabar,  berpikir dulu baru bertindak.

4. Tingkat perekonomian Turki lebih  tinggi dari Indonesia. Kemajuan ekonominya cukup pesat dengan  perniagaan menggunakan mata uang Euro atau Dolllar.  Jadi jangan heran  kalau Turki lebih banyak mengirimkan bantuan logistik ke negara  konflik/miskin daripada Indonesia. Harus diakui bahwa taraf penghidupan  masyarakat Indonesia sangat bervariasi seperti juga banyaknya suku  bangsa, ada yang sangat miskin hingga sangat kaya.  hal ini terjadi pada  negara yang berpenduduk dengan jumlah besar.

5. Turki lebih maju  dalam bidang teknologi. Industri menggunakan mesin-mesin yang canggih  sesuai dengan standar negara modern. Sehingga produksi cukup tinggi.  Sarana dan prasaran menunjang kebutuhan perekonomian. Sementara  Indonesia, masih banyak tertinggal.

6. Sejak semula Turki memang  telah menjadi negara Islam, walau  sempat cenderung sekuler. Sedangkan  Indonesia memang berpenduduk muslim terbanyak dunia, tetapi bukan negara  agama. Negara kita lahir karena perjuangan dari semua suku dan agama. 

7.  Takdir sejarah Turki jelas berbeda. Turki memang ditakdirkan sebagai  negara yang mengusung kejayaan Islam. Hal ini tidak lepas dari  wilayahnya yang tak begitu jauh dari jazirah Arab. Tampaknya takdir itu  berlaku sampai akhir zaman.  Indonesia akan berjaya dengan jalan yang  berbeda.

Meski demikian, bukan berarti bahwa Indonesia dan Turki  tidak bisa bekerjasama untuk melakukan sesuatu bagi dunia internasional.  Sebagaimana sepasang pengantin/suami istri, adalah menyatukan dua  kepribadian. Ada yang bisa diadopsi dari masing-masing negara dan ada  yang tidak. Perbedaan bukan untuk dipertentangkan, tetapi untuk saling  melengkapi demi kebaikan bersama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun