Mohon tunggu...
Elok Khusna
Elok Khusna Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

For My Dear

19 September 2017   20:23 Diperbarui: 19 September 2017   20:28 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kamu memilih membacanya, aku harap kamu tidak menyesal pernah membaca ini. Terima kasih juga karena kamu sudah mau meluangkan waktu untuk membacaya. Aku sengaja baru memberikan pesan ini sekarang sebagai permintamaafanku atas semua sikap yang membuat kamu sakit hati, kecewa, marah, dan perasaan buruk lainnya. Mungkin kamu juga sudah lupa dengan hari ini. J

Dari awal aku tahu kamu sudah mengerti endingnya. Aku paham dengan prinsip yang kamu pegang "Never Go Back To an Old Love, No Matter How Strong It Is,Because It's Like Reading a Book Over and Over Again When You Already Know How It's Ends" Setidaknya, ketika kamu membaca pesan ini, kita sudah mendapat ending yang berbeda, bukan begitu? Aku tidak terlalu banyak berharap kamu percaya hal yang akan aku katakan, aku juga tidak terlalu banyak berharap bahwa kamu akan mengerti.

Aku mengatakan hal ini karena aku hanya ingin jujur kepada diriku sendiri dan orang yang selama ini merasa terbohongi tentang perasaanku. Aku sering bertanya-tanya jika seandainya pengakuanku ini aku ungkapkan beratus-ratus atau bahkan ribuan hari yang lalu, apakah semuanya akan berubah? Entahlah, aku juga tak mengerti. Tapi setidaknya aku pernah mengatakan hal ini. Sebelumnya aku pernah bilang bahwa mungkin saja, suatu hari aku akan menyesal, seandainya seperti itu, mungkin aku akan lebih menyesal jika tidak pernah mengatakan hal ini.

Aku menyukaimu, semuanya. Dari dulu sampai sekarang. Mungkin tak pernah ada yang menggantikan posisi itu hingga saat ini. Tapi jika kamu memang berniat untuk benar-benar pergi, aku harap ada orang yang lebih baik yang akan menggantikannya. Aku pernah berpikir bahwa kamu memang benar-benar mengisi ruang kosong dihatiku, tapi kenyataannya tidak, kamu hanya berdiri dan menyamarkan bayangannya. Ruang kosong dihatiku akan tetap ada dan tak pernah benar-benar terisi. Mungkin tidak hanya aku yang merasa seperti itu, tapi sebagian orang dibelahan dunia ini merasakannya. Kita berharap ada orang yang benar-benar mengisinya, tapi mungkin hal itu terlalu naif bagi sebagian orang, termasuk aku.

Aku hanya ingin tahu bagaimana perasanmu, dulu hingga saat ini. Mungkin jika aku membacanya aku akan tersakiti, atau mungkin juga tidak. Semuanya terlalu menjadi misteri, bahkan terkadang aku tak mengerti tentang perasaanku. Jujur saja, aku membaca tulisan ini berulang kali sebelum aku memberikannya. Mungkin beberapa hari terakhir ini aku sering mengeditnya sesuai suasana hatiku. Tapi inilah akhirnya. Mungkin kita memandang kenangan dari sudut yang berbeda, mungkin aku terlalu menghargainya hingga ingin mengulang semua kenangan itu, tapi jika aku melakukannya, aku tidak akan bergerak maju kan? Tapi sekarang aku memilih menyimpannya, mulai menjauh satu langkah kedepan. Meskipun begitu, setiap kali aku merindukanmu, perlahan aku mulai menutup mata, membayangkan hal yang pernah kita lalui bersama, aku menjadi lebih nyaman, kamu tahu kenapa? Karena disana terdapat dunia yang aku inginkan, semua berpihak kepadaku. 

Saat aku membuka mata, aku mendapat kekuatanku kembali untuk menyadari bahwa itu semua adalah mimpi. Berulang kali aku menangis tanpa alasan yang jelas. Aku sering menebak alasan itu. Karena kamu kah? Nilai kah? Penyesalan kah? Sakit  hati kah? Yang aku tahu semua terjadi karena sebuah alasan, tapi akhir-akhir ini banyak hal yang tak kumengerti alasannya. Terutama kamu. Akhir 2014 lalu kamu bilang kalau aku orang yang spesial di hati kamu, itu kamu bilang waktu aku ulang tahun, aku tak mengerti. Waktu kamu habis pulang dari WBL, kamu kasih aku gelang yang mirip banget sama punya kamu, seakan-akan kita couple-an. Waktu HUT kita juga foto berdua, mungkin aku terlalu naif, tapi kita jarang sekali foto berdua. 

Saat senam kamu juga rela mencarikanku tebengan buat pulang. Pulang sekolah kita juga sering diperpus, bahkan sesekali kamu mengantarku pulang. Kamu juga berusaha sebisa kamu buat ajarin aku renang. Mungkin itu cuma bentuk dari simpati kamu yang menganggap bahwa kita adalah sahabat. Tapi aku melihat terlalu banyak kebaikan kamu yang berlebihan hingga membuat aku mungkin salah paham atas semua itu.  

Tapi diantara semua itu aku paling suka saat kamu di puskesmas, kamu tau kenapa? Bukan karena aku ingin kamu sakit, tapi aku lebih suka saat kamu menghubungiku lebih banyak daripada orang lain, aku merasa nyaman di dekat kamu dan terkadang membuatku berharap bahwa kamu merasakan hal yang sama. Aku tahu, mungkin semua itu terjadi beberapa bulan yang lalu, lupakah kamu? Tapi, akhir-akhir ini aku melihat bahwa kamu menjauh, aku juga tak mengerti. 

Bahkan saat H-1 acara wisuda kamu tidak menyapaku sama sekali, waktu wisuda kamu juga Cuma dua kali menyapaku, itu saja waktu  mau tau nilai raport sama waktu kamu duduk didepanku. Kenapa? Kamu gak berusaha untuk menghindar kan? Atau kamu sedang menjaga hati seseorang? Atau mungkin itu hanyalah perasaanku dan semua tebakanku salah? Ya, aku harap begitu. Mungkin selama ini aku berpura-pura bodoh tentang perasaan ini, tapi sejujurnya aku hanya tak ingin tersakiti oleh kenyataan yang mungkin tak sesuai dengan harapan yang selama ini ku genggam erat. Dan mungkin perlakuanmu kepadaku hanyalah sebuah cara untuk menyenangkan, bukan mencintaiku, karena perasaan yang kamu miliki hanyalah rasa simpati sebagai seorang sahabat, bukan lebih.

Terima kasih untuk waktu yang pernah kita lewati bersama, mungkin ini adalah surat pertama dan terakhir yang aku tulis untukmu. Kalau kamu mau membalas surat ini, aku akan menerimanya dengan senang hati, karena aku merasa perlu beberapa penjelasan untuk semua itu. Anggap saja salam perpisahan karena kita mungkin tidak bertemu dalam waktu dekat.

-You Know Who -

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun