Mohon tunggu...
Lilik Fatimah Azzahra
Lilik Fatimah Azzahra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Wiraswasta

Seorang ibu yang suka membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Jurus Jitu Membimbing Anak Lancar Membaca

30 Agustus 2015   07:54 Diperbarui: 4 April 2017   18:12 18930
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi - mengajari anak membaca (Shutterstock)

Alhamdulillah, tulisan saya tentang Membiasakan Anak Doyan Membaca Buku mendapat respon yang sangat baik. Terima kasih buat semua penikmat Kompasiana, semoga hubungan antara penulis dan pembaca terjalin semakin erat.

Kali ini saya ingin berbagi tips agar anak lancar membaca. Berdasarkan pengalaman saya sebagai guru les privat rumahan.

Murid-murid saya terbagi menjadi 4 kategori. Kelas pra sekolah, TK, SD dan SMP. 

Untuk kelas TK, khususnya TK B biasanya para orang tua menitipkan putra-putrinya kepada saya dengan keluhan yang hampir sama. Anak-anak  belum lancar membaca. Padahal untuk masuk SD anak-anak dituntut sudah lancar membaca. Ada beberapa sekolah yang mengadakan tes Calistung waktu penerimaan siswa baru.

Biasanya sebelum anak dititipkan, saya sempatkan bicara dari hati ke hati dulu dengan para orang tua. Hal ini bertujuan untuk mengulik sejauh mana peran serta orang tua dalam membimbing putra-putrinya belajar. 

Saya sering kaget. Beberapa orang tua menerapkan cara belajar yang menjurus pada sistem rudapaksa. Anak dipaksa harus bisa, dibentak-bentak, dicubit, dan dicaci maki dengan kata-kata yang tidak semestinya.

Menghadapi orang tua semacam ini, saya berusaha menjadi "Dokter" bagi kedua belah pihak. Saya ingatkan orang tua agar lebih luwes menghadapi anak-anak. Ada kata-kata jitu yang menjadi andalan saya. Saya sering mengucapkan kata-kata seperti ini," Tidak ada anak yang bodoh, semua anak terlahir pintar. Barangkali kita saja yang salah menerapkan metode belajar pada mereka."

Tak jarang orang tua malah menangis mendengar ucapan saya tersebut. Mungkin mereka menyesal telah berbuat kasar pada anak-anak mereka.

Untuk anak-anak yang belum lancar membaca, saya juga berusaha mengulik sejauh mana kemampetan membaca itu terjadi. Saya mengadakan pendekatan terlebih dahulu. Saya biarkan anak-anak mengenal diri saya. Beramah tamah agar mereka tidak merasa takut terhadap saya. Saya selalu menanamkan hal ini. Anak-anak harus merasa nyaman belajar bersama guru mereka.

Saya pelajari karakter siswa-siswi saya. Ini penting. Karena setiap anak memiliki karakter yang berbeda. Ada anak yang pemalu, periang, agresif, cengeng dan lain sebagainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun