Mohon tunggu...
elangyk98
elangyk98 Mohon Tunggu... Penulis - enterprenuer

Lahir di kota Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Politik

Maaf Jenderal, Masalah NKRI Bukan Radikal Kiri tapi Ekstreem Kanan

23 September 2017   14:56 Diperbarui: 23 September 2017   15:37 2619
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: http://beritasatu.com

Sejak Pilkada DKI masyarakat Indonesia dipertontonkan  banyak orang bersurban dan berbaju ala Timur Tengah yang menghiasi media-media mainstream atau TV Nasional. Tiap hari kita disuguhi perdebatan yang membahas ayat-ayat suci yang dianggap dinistakan oleh pejabat Gubernur. Demo-demo togel, 411, 212,  memperlihatkan ratusan ribu manusia berbaju gamis dan menunjukkan demikian religiusnya manusia Indonesia.

Setelah pejabat itu di penjara, bukannya persoalan selesai. Tiba-tiba muncul tuduhan adanya sekelompok manusia atheis yang ingin melakukan makar dan mungkin mendirikan Republik Komunis Indonesia.

Jenderal, mari berfikir secara fakta dan logika sebelum ilusi memasuki pikiran.

Bapak Jenderal silahkan mengunjungi Lembaga Pemasyarakatan atau Penjara. Adakah yang tertangkap dan di penjara karena berafiliasi dengan komunis atau mempunyai paham komunis serta  ingin mengubah ideologi Negara Indonesia dengan ideologi buatan Karl Mark ?

Penjara-penjara di Indonesia dipenuhi selain pengguna Narkoba, persentase kedua adalah para teroris yang sangat-sangat religious dan menganggap Pemerintahan Indonesia adalah Thogut atau Setan.

Minimal 20tahun terakhir atau sejak Densus 88 berdiri, apakah  menemukan orang-orang yang berafiliasi dengan komunis?,  tidak sama sekali Jenderal.  Mereka justru menemukan orang yang sangat taat beribadah dan karena sangat taatnya,  merasa dirinya sebagai wakil Tuhan  dan berhak mengadili sesama manusia dengan membunuh dan meledakkan orang-orang yang dianggap kafir.

Selama  minimal 20 tahun terakhir  ini, kita mengenal  tokoh-tokoh seperti Abubakar Baasyir, Nurdin M TOP, Dokter Ashari, Santoso, Muchlas , Imam Samudera dan lainnya. Apakah mereka PKI ? , bukan Jenderal . Mereka orang-orang yang sangat-sangat religius dan selalu menyebut nama Allah.  Nama-nama mereka juga sangat terkenal di dunia sebagai teroris Internasional. Apakah ada tokoh-tokoh PKI yang sebesar nama tokoh-tokoh diatas selama ini, selain Letkol Untung dan DN Aidit th 1960-an. 

Peledakan Bom di Bali yang menewaskan lebih dari 200 orang, Bom Hotel JW Mariot, Bom Thamrin, Bom Solo yang menyebabkan terbunuhnya satu anggota Banser.  Lalu Bom di Kalimantan, Tangerang dan yang terakhir di Kampung Melayu , Jakarta apakah dilakukan oleh anggota PKI?  Bukan Jenderal. Hasil penyelidikan Polisi dan Densus 88 di tempat asal pelaku bom  ditemukan banyak  kitab-kitab jihad dan kitab-kitab yang menunjukkan pelakunya bukan Atheis.

Selama ini kita mengenal istilah pengantin Surga, 72 bidadari di langit yang akan menyambut mereka dari kematiannya karena Jihad, apakah dari PKI? Bukan Jenderal, PKI adalah mahluk Atheis yang tidak mempercayai adanya Surga apalagi Malaikat.

Lalu di mana tokoh-tokoh PKI yang ditakutkan selama ini? Apakah mereka bisa menghilang bak Nyai Roro Kidul atau bisa melintas dimensi yang tiba-tiba muncul begitu saja dan menjatuhkan Pemerintahan?

Jenderal pasti memahami, sebuah gerakan yang akan melakukanpemberontakan pasti tidak muncul tiba-tiba. Pasti mempunyai perencanaan dan system yang terorganisasi sangat baik di tingkat bawah mulai dari RT, RW, Kelurahan  hingga Kecamatan.  Apakah demikian hebatnya PKI yang selama ini tidak terdeteksi oleh Kepolisian, tiba-tiba menggulingkan pemerintahan yang sah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun