Mohon tunggu...
Eko Oesman
Eko Oesman Mohon Tunggu... Freelancer - freelancer

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja-Pram

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Yang Jantungan Ndak Usah Baca!

28 Februari 2017   07:27 Diperbarui: 28 Februari 2017   07:32 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Maap, bagi yang tidak kuat jantungnya membaca tulisan berikut ini, sebaiknyasegera pindah atau scroll langsung ke bawah. Saya sudah sampaikan permintaanmaap di awal. Artinya saya ndak mau dikomplain. Saya pingin masuk syurga denganbanyak minta maaf. Bukankah Nabi pernah bercerita, ada seorang sahabat yangdijamin masuk syurga karena sebelum tidurnya dia selalu berdoa dan memaafkansegala dosa dan kesalahan orang orang pada dirinya?.

Hari ini Donald Trump dilantik jadi presiden ke 45 Amerika Serikat. Belumdilantik saja banyak negara sudah ketar ketir. Maklum doi adalah pebisnis.Mungkin orang takut dia akan membeli atau menjual sebuah negara denganseenaknya. Maklum, dia presiden negara adidaya. Semua bisa dilakukan.

Kebijakan awal yang sudah digembar gemborkan diantaranya, dia akan memasangpajak impor tinggi untuk barang dan jasa dari China. 45 persen pajaknya. Gila.Kebijakan ini pasti akan mengerus pertumbuhan ekonomi China. Seorang penelitiIndef menjelaskan setiap penurunan 1 persen pertumbuhan ekonomi China,Indonesia terkena imbas 0.05 persen. Kenapa?. Karena bagi Indonesia, Chinaadalah pangsa ekspor terbesar kedua setelah Amerika. DATA nya ada di BPS.

Lalu apa yang harus dilakukan?. Membuat jalur baru ekspor ke negara lain.Afrika? Timur Tengah? Atau negara tetangga terdekat seperti Thailand, Malaysiadan lain-lain. Impor negara tersebut masih tinggi angkanya. Artinya, kita bisamelihat peluang lain selain dua negara besar tadi. DATA nya lengkap ada di BPS.

Kalau mau lebih tajam kita bisa membuat simulasi atau kajian bilateral duanegara. Sejak 1971 Jepang dan Indonesia sudah merintis kerjasama menyusun tabelinput output bilateral kedua negara. Informasi yang diperoleh dari data iniluar biasa dashyatnya. Jepang akan tau struktur input sektor sektor ekonomikita. Berapa kelebihan produksi, kebutuhan impor, produktifitas tenaga kerja,hingga rasio margin perdagangan dan transportasi. Data ini penting untukmembuat kajian perencanaan ekonomi negara. Dan DATA ini semuanya ada di BPS.

Lalu, selain komoditas alas kaki, elektronik dan lain lain yang menjaditulang punggung ekspor ke China, kita bisa membuat diversifikasi ataupengembangan komoditi ekspor lainnya. Kembali ke tabel I-O. Dengan sedikitanalisis sederhana, kita bisa memperoleh informasi sektor mana saja yangmemberikan dampak multiplier effect yang tinggi jika diberi injeksi kebijakan.Artinya, kalau produk dari sektor ini ditingkatkan ekspornya, maka inputturunannya akan ikut berpengaruh sekian persen. Enak sekali digunakan untukmembuat analisis usaha. Memilih mana yang lebih banyak untungnya. Ingat, semuaDATA nya ada di BPS.

Kembali ke om Donald. Kebijakannya melarang produsen AS untuk investasi diMeksiko dan negara lainnya juga bisa kita tiru. Google saja tidak laku diChina. Kenapa kita tidak mengembangkan potensi pasar dalam negeri? Ketikamendapat kesempatan berkunjung ke Jepang dan Korea, saya sering mendapatkanproduk sepatu buatan Indonesia. Barang ini tidak dijual di Indonesia. Data polakonsumsi rumahtangga Indonesia kita punya. Tinggal main ke website BPS makaDATA tersebut akan mudah diperoleh. Lakukan simulasi.

Cukup dulu deh. Nggak ada tulisan mencekamnya. Mana?. Katanya di awaljantung harus kuat?. Maapkan saya. Ini hanya implementasi dari sebuah iklan dipinggir jalan di daerah Sawangan tempat saya tinggal. Ada sebuah plang dengantulisan JANGAN LIHAT KE KIRI. Plang tersebut dipasang di kanan jalan. Setiapmata saya bersirobok pandang dan membacanya, otomatis saya akan menoleh kekiri. Ya begitulah kita. Semakin dilarang kita semakin terpancing. Mohondibukakan pintu maaf.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun