Mohon tunggu...
Eko Irawan
Eko Irawan Mohon Tunggu... Penulis - Menulis itu Hidup
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Pantang mundur seperti Ikan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Belajar dari Palu, "Saatnya Bangun Peringatan Dini dengan Kearifan Lokal"

1 Oktober 2018   12:31 Diperbarui: 1 Oktober 2018   13:37 968
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bencana alam itu tidak bisa diprediksi. Datangnya tiba tiba. Pergi meninggalkan derita. Secanggih apapun manusia membangun sistem Peringatan dini, namun tetap ada kelemahannya. Maklum masih bikinan manusia.

Dengan saling menyalahkan beberapa pihak setelah bencana adalah bukan solusi bijak. Segera tangani dan pemulihan kondisi adalah langkah yang harus diambil secepatnya. Grafis diatas menggambarkan dampak bencana yang terjadi.

Belajar dari peristiwa duka ini, berikut artikel tentang manfaat membangun peringatan dini menghadapi bencana dengan metode kearifan lokal. Semoga bermanfaat

Indonesia Rawan bencana

Indonesia menjadi daerah rawan bencana karena beberapa alasan. Pertama  karena faktor alam itu. Negeri kita ini berdiri di atas pertemuan  lempeng-lempeng tektonik itu. Akibatnya negeri ini berada di atas jalur  gempa, patahan-patahan yang menyebabkan gempa. Negeri kita ini juga  memiliki banyak gunung berapi. 

Jumlahnya sekitar 140 gunung yang aktif.  Iklim kita yang tropis juga menyebabkan banyak tanah yang tidak stabil.  Banyak tanah yang rusak. Iklim tropis dengan curah hujan yang cukup  tinggi memudahkan terjadi pelapukan. Bencana alam seperti longsor,  misalnya, itu karena curah hujan di sini cukup tinggi. Itu dari sisi  alamnya. Kedua dari sisi non alam.

Negeri kita berpenduduk padat,  terutama di Pulau Jawa dan Sumatera. Kalau kawasan timur Indonesia  mungkin belum begitu banyak. Infrakstuktur kita tidak didesain sesuai  dengan kondisi alam itu.

Bangunan rumah, juga bangunan besar seperti  gedung, belum banyak disesuaikan dengan kondisi alam ini. Tata ruang  juga belum dikelola dengan ramah bencana.

Kebijakan kebencanaan kita  juga masih baru. Undang-undang yang mengatur soal ini juga baru terbit  tahun 2007. Jadi pelajaran dalam menghadapi bencana, meski semenjak  dahulu kala sudah terjadi, kita sangat telat.

 Indonesia termasuk Negara rawan Gempa.

  1. Posisi geografis Indonesia yang di apit oleh dua samudera besar dunia (samudra Hindia dan samudra Pasifik).
  2. Posisi geologis Indonesia pada pertemuan tiga lempeng utama dunia  (lempeng Indo-Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik).
  3. Kondisi permukaan wilayah Indonesia (relief) yang sangat beragam.

Secara Georgafis, Indonesia merupakan Negara kepulauan yang terletak  pada pertemuan empat lempeng tektonik yaitu lempeng benua Asia, lempeng  benua Australia, lempeng samudra Hindia, dan lempeng samudra Pasifik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun