Ini sangat menyusahkan, sejujurnya. Ketika seorang yang berperan menuntut kesempurnaan membersamai sebuah misi. Alhasil pastilah carut marut. Pastilah terombang-ambing, kurang tahu harus memulai darimana. Ada sisi di sengajaan untuk tidak berkembang, dimana ada lah orang yang benar-benar mengkritisi sikap kesempurnaan ini.
Toh apa salah jika sempurna? Sayangnya memang tak sepadan jika seorang penyempurna bertemu penyempurna lainnya. Rasanya sangat sulit untuk mengikuti kehendak yang pemikiran nya saja berbeda. Cara pandangnya, abstrak nya pun demikian. Hanya perlu memahami lebih, ikuti alur. Tapi itu melelahkan. Hingga akhirnya tak ketemukan jalan keluar. Bimbang untuk berjalan. Dan menyudahi dengan jalan beriringan tanpa mencoba menerka apa yang akan dimunculkan kembali.