Saat membaca berita di Jogja Inside tentang 100 mahasiswa dan pelajar Papua yang menggelar aksi demo di titik nol pada tanggal 31 Agustus 2019 jam 13.00.
Orasi bergantian dan intinya adalah:
Meminta referendum dan menolak otonomi.
Saya rasa Papua ini saudara yang letaknya terjauh namun sangat meminta perhatian.Beberapa gesekan pernah terjadi di Yogyakarta,namun mereka tetap saja diperbolehkan tinggal di Yogyakarta dengan satu pesan yang sangat jelas'Belajarlah,kesini untuk belajar'
Seiring waktu ketika segala sesuatunya baik-baik saja hingga ledakan terakhir yang merembet kemana-mana.
Saya lalu teringat pada rakyat papua nun jauh disana dan seorang bayi bernama Barata Yuda Talenggeng.
Bayi yang dibantu oleh prajurit TNI atas dasar pengabdiannya.(Saya menulis tentang Barata Yuda Talenggeng).
Tidak ada perbedaan,menolong sesama.Petugas TNI yang ada disanapun menghadapi medan yang berat.Bertugas meninggalkan keluarga selama setahun.
Istri yang rela suaminya bertugas di tanah dan negara yang sama,ditinggalkan selama hampir setahun.Jelas istri tidak boleh ikut.
Sebuah pengabdian yang luar biasa bagi tanah disana.
Berharap semua baik-baik saja,berbagai pihak tidak menyalakan kompor  yang menyebabkan perpecahan dan jurang yang makin dalam.
Kita semua bersaudara,kapan majunya negara ini jika kerusuhan terjadi dan berapa harga kerusuhan yang menyita.
