Seorang wanita dewasa, menikah dengan pria yang dicintainya,mereka mengira bahwa menikah itu bersenang-senang belaka,tidak perlu  merindukan satu dan lainnya,gaji dua orang dijadikan satu dan bisa berdua kemana-mana dengan rasa aman dan nyaman.
Memang dirinya merasa sangat bahagia, sampai suatu ketika dirinya kebingungan.
Ada dua keluarga besar yang mesti disatukan,lalu kadang kala datang ke rumah ibunya atau ibu mertuanya bergantian.
Suatu hari ibunya pernah mewanti-wanti atau menasehati agar dia tetap bekerja,supaya punya pegangan.Tidak masalah bekerja di rumah atau di luar rumah, sehingga memiliki uang sendiri dan tidak bergantung sepenuhnya pada suami,siapa tahu suaminya tiba-tiba di phk atau sakit hingga tidak bisa kerja.
Intinya dia dididik ibunya agar menjadi wanita yang mandiri yang bisa nantinya ikut membantu suami jika ada sesuatu yang terjadi.Lalu wanita muda itu menuruti ibunya,bekerja dan sekolah setinggi-tingginya,suaminya juga tidak keberatan,bahkan bangga dan mendukungnya.
Di sisi lain wanita muda itu bingung ketika mertuanya menyarankan agar dirinya berhenti bekerja dan pokoknya suaminya yang akan mencukupi semuanya.
Wanita muda itu teringat nasehat ibunya sendiri,jadi dia bertanya pada suaminya, mana yang harus dituruti,nasehat ibunya atau nasehat ibu mertuanya.
Suaminya yang lumayan bijak bilang,pilihlah sendiri apa yang kamu inginkan,akan kudukung dan kubantu,kamu mau bekerja,silahkan,tidak bekerja ya tidak masalah, katanya.
Berhari-hari kemudian hubungannya dengan mertuanya memburuk,karena dianggap sebagai menantu yang tidak menuruti nasehat yang lebih tua,segala hal disalahkan.
Wanita muda itu akhirnya bertanya pada ibu mertuanya,karena kebingungannya dan mertuanya bilang bahwa terlihat anaknya tidak diurus karena istrinya bekerja.
Dengan hati-hati wanita muda itu bicara pada mertuanya bahwa suaminya tidak keberatan jika dirinya bekerja,jadi dirinya juga hanya menuruti apa yang dikatakan suaminya.Setelah suaminya bilang pada ibu mertua wanita muda itu,akhirnya mau menerima alasannya.