Mohon tunggu...
Edy Priyono
Edy Priyono Mohon Tunggu... profesional -

Pekerja peneliti, juga sebagai konsultan individual untuk berbagai lembaga. Senang menulis, suka membaca. Semua tulisan di blog ini mencerminkan pendapat pribadi, tidak mewakili institusi apa pun.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

10 Lagu "Cover Version" yang Lebih Enak daripada Aslinya

6 Februari 2014   12:08 Diperbarui: 4 April 2017   18:31 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1391663248409055614

[caption id="attachment_294122" align="aligncenter" width="302" caption="Dancing in the Street Jagger dan Bowie Lebih Enak daripada Aslinya (sumber: www.wikipedia.com)"][/caption] Yang dimaksud lagu "cover version" adalah lagu yang dibawakan oleh penyanyi yang bukan penyanyi asli atau yang pertama kali menyanyikannya.  Dalam hal ini, maksudnya adalah dalam rekaman, bukan di live show. Secara emosional, kita sering merasa bahwa versi baru itu kurang bagus, 'lebih enak aslinya'. Saya pun sering berfikir seperti itu. Tapi ada beberapa lagu "cover version" yang sangat enak didengar, bahkan terasa lebih enak dibandingkan versi aslinya. Saya mencoba memilih 10 lagu (5 lagu Indonesia, 5 lagu Barat), berikut ini hasilnya. oh ya, saya sarankan Anda membacanya sambil mengecek di Youtube, sebagian besar lagu-lagu ini (baik versi baru maupun lamanya) bisa diakses di sana. 1. Cobalah Mengerti (NOAH & Momo Geisha). Saat pertama kali Momo membawakan lagu ini di konser Uki/Lukman/David (waktu itu tanpa Ariel), bahkan penggemar Pererpan (cat: NOAH waktu itu belum resmi terbentuk) sekalipun banyak yang tidak kenal lagu itu. Tak sedikit yang menyangka itu lagu baru. Padahal lagu itu sudah ada di album Peterpan bertajuk "Hari yang Cerah" yang rilis tahun 2007 (dengan Ariel sebagai vokalis tentu saja). Aransemen baru yang sangat berbeda dengan aslinya yang nge-beat lah yang membuat orang lupa versi aslinya. Ditambah dengan warna vokal Momo yang pas, membuat lagu itu terdengar sangat halus dan bagus, bahkan lebih bagus dibanding aslinya. 2. Kupu-Kupu Malam (Peterpan). Lagu ini merupakan bagian dari album kompilasi bertajuk "From Us to U" yang diisi beberapa artis di bawah label Musica untuk menghormati Titiek Puspa. Oleh Titiek Puspa dulu, lagu itu dibawakan dengan suara lantang yang menjadi menjadi ciri khasnya. Di tangan Ariel dkk, para ABG generasi 1990an ke atas pasti menduga lagu itu merupakan karya asli Peterpan. Dengan gaya menyanyi sendunya, Ariel mampu menegaskan suasana muram yang ada dalam lagu itu. Saat dibawakan Titiek Puspa, lagu itu terasa seperti lagu 'orang dewasa'. Di tangan Peterpan, lagu itu terasa sebagai lagu 'semua umur', dan para ABG pun tak segan menyenandungkannya. 3. Tak 'Kan Ada Cinta yang Lain (Dewi Dewi).  Ini karya Ahmad Dhani yang sudah dirilis bersama Dewa 19 di album "Format Masa Depan" tahun 1994 (dengan vokalis Ari Lasso).  Pada tahun 1999, lagu itu di-c0ver oleh Titi DJ untuk albumnya yang berjudul "Bahasa Kalbu". Tapi versi terbaik lagu itu baru muncul tahun 2007 saat Dewi Dewi (Purri, Tata, Ina) dibuatkan album oleh Ahmad Dhani sendiri dengan tajuk "Recycle +".  Dengan aransemen yang benar-benar baru, suara manja Purri dan backing vocal Tata dan Ina benar-benar memberikan nuansa baru, dan terasa lebih pas dibandingkan saat dibawakan Titi dan bahkan oleh Ari Lasso sekalipun. Keberadaan Dhani di balik layar merupakan kuncinya. 4. Antara Anyer dan Jakarta (Sheila Madjid). Lagu ciptaaan Oddie Agam ini sangat populer saat dinyanyikan oleh Sheila Madjid.  Logat Malaysia-nya, antara lain menyebut malam yang "burok" --bukan "buruk", bukannya menggangu, tapi malah menambah 'manis' lagu itu. Tidak banyak yang tahu, bahwa lagu Antara Anyer dan Jakarta sudah pernah dirilis sebelumnya, tepatnya oleh Atiek CB pada tahun 1986. Atiek juga menjadi penyanyi cukup terkenal, tapi sama sekali bukan karena lagu itu, sebuah fakta yang semakin menegaskan bahwa versi Sheila memang lebih bagus dibandingkan saat dibawakan Atiek CB. 5. Rindu (Agnes Monica). Ketika muncul video klipnya di layar kaca, juga saat diputar di berbagai stasiun radio tahun lalu (2013) lagi ini banyak disukai orang.  Padahal, waktu pertama kali dinyanyikan oleh Fryda di album Nuansa Gita pada tahun 1995, lagu ciptaan Eros Djarot itu tak terlalu dikenal. Bahkan nama Fryda sebagai penyanyi pun tidak terlalu dikenal, atau dikenang. Kasus ini membuktikan bahwa bagus saja tidak cukup untuk membuat sebuah lagu menjadi populer, diperlukan orang yang tepat untuk membawakannya. Di tangan Agnes, dengan selalu membawakan lagu apapun secara total, lagu itu jadi terasa berbeda. 6. Knocking on Heaven's Door (Guns N' Roses). Pada masa jayanya GNR, banyak pengamat musik yang percaya pada sebuah rumus di dunia musik rock: "What the Gunners play is very..very good, but what the Gunners say is very..very bad". Hal itu terkait dengan lirik lagu-lagu mereka yang penuh dengan kata makian, tetapi dimainkan dengan sangat baik sehingga kata makian pun terdengar enak di telinga. Tapi untuk lagu itu, Axl Rose tentu tak bisa menyemburkan kata-kata makian, karena itu memang lagu milik Bob Dylan. Dengan segala hormat untuk Bob Dylan, saya harus mengatakan bahwa di tangan Guns N' Roses, lagu itu menjadi lebih bertenaga sekaligus melodius. Percaya atau tidak, bahkan vokal latar di lagu itu pun sangat bagus dan sangat enak didengar. Avril Lavigne dan U2 juga meng-cover lagu itu, tapi tak sebaik yang dilakukan Guns N' Roses, dan mungkin tak akan ada lagi yang seperti itu. 7. Without You (Mariah Carey). Terus terang, saya sulit memutuskan mana yang lebih baik antara versi Mariah Carey ataukah versi Air Supply, keduanya sama-sama meng-cover lagu itu, dan sama-sama bagus. Sebelum mereka, lagu yang aslinya dibawakan oleh Badfinger pada tahun 1970 itu sudah pernah di-cover oleh Harry Nielsen (1971). Tapi bagi saya, tak ada yang terdengar seenak saat dibawakan oleh Mariah Carey dan Air Supply. Akhirnya saya memakai pertimbangan "non musik". Saya merasa, lirik lagu itu lebih cocok dibawakan oleh seorang penyanyi perempuan, sehingga pilihan saya jatuh ke versi Mariah Carey. Puncak pencapaiannya adalah saat mendaki nada tinggi dalam waktu yang cukup panjang, dan seorang Mariah Carey jelas punya kapasitas untuk melakukannya. 8. Old Town (The Corrs). Saya mendengar lagu ini pertama kali saat melihat VCD "Unplugged" group musik asal Irlandia itu. Selain beat lagu yang memang sangat enak, kecantikan dan gaya Andrea Corr saat membawakan lagu itu sambil duduk --plus senyum malu-malunya saat mengucapkan "..o la" di bagian menjelang akhir-- sungguh membuat saya terpesona. Sampai-sampai saya 'lupa diri' dan mengira itu lagu asli mereka. Ternyata saya salah. Lagu itu sebenarnya milik Philip Lynott. Aransemen kedua versi itu pun tidak jauh berbeda. Tapi di tangan The Corrs (dan khususnya Andrea), lagu itu tampak jadi lebih 'mulus' dan lebih enak didengar. 9. Dancing in the Street (mick Jagger dan David Bowie). Bagaimana kalau dua penyanyi berkapasitas superstar berduet? Hasilnya pasti luar biasa. Itu juga yang terjadi saat Mick Jagger berkolaborasi dengan David Bowie membawakan "Dancing in the Street" (1985). Karena saya juga group rock penggemar Van Halen, tidak butuh waktu lama bagi saya untuk tahu bahwa itu bukan lagu asli Mick dan David. Van Halen sudah merekamnya pada tahun 1982. Tapi terus terang, saya butuh waktu agak lama untuk tahu, bahwa lagu itu pun ternyata bukan milik Van Halen. Trio Martha and the Vandellas yang pertama kali mempublikasikan lagu itu pada tahun 1964. Fakta bahwa lagu yang sangat jadul, dan aslinya dibawakan trio cewek, itu mampu dibawakan secara sangat dinamis dan "sangat Jagger" membuat saya menganggap versi itu merupakan yang terbaik. Teriring maaf untuk Eddie van Halen dan David Lee Roth... 10. Twist and Shout (The Beatles).  Siapa tak kenal salah satu hits group rock and roll asal Liverpool itu? Tapi siapa yang tahu bahwa itu ternyata bahwa itu bukan asli karya mereka? Saya yakin tidak banyak. Saya pun tadinya tidak tahu. Baru setelah baca-baca, lagu itu ternyata merupakan hasil olahan The Beatles terhadap sebuah lagu yang aslinya berjudul "Shake It Up, Baby". The Isley Brother juga pernah mencoba mempopulerkannya, tetapi (tentu saja) tak sesukses The Beatles yang menjadikan "Twist and Shout" sebagai legenda sepanjang masa di chart dunia. Bagaimana menurut teman-teman Kompasianer? Apakah punya pendapat lain? Kalau ada, silakan di-share.. Selamat menikmati...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun