Mohon tunggu...
Eddy Mesakh
Eddy Mesakh Mohon Tunggu... Wiraswasta - WNI cinta damai

Eddy Mesakh. Warga negara Republik Indonesia. Itu sa! Dapat ditemui di http://www.eddymesakh.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

10 Masalah Saya di Rumah Baru Kompasiana

4 Juni 2015   13:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:21 181
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

RUMAH baru Kompasiana dilengkapi dengan banyak perabotan baru. Fungsinya masih sama dengan perabot lama, tapi bentuk dan rupanya sedikit berbeda. Tidak semua kita bisa langsung menggunakannya. Perlu membiasakan diri terlebih dahulu.

 

Jangankan perabotnya, masuk ke dalam rumah baru ini saja butuh perjuangan. Setelah masuk, perlu menguasai ruang-ruang yang ada. Yang mana ruang tamu, dapur, toilet, kamar tidur, gudang, dan lain-lain. Yeah... namanya juga rumah baru.

Begitulah. Saya sendiri menemui beberapa masalah seperti di bawah ini.

Pertama, sulit membuka pintu alias kesulitan sign in. Posisinya di pojok kanan atas monitor. Tapi saat akan membuka kunci, kok tak ada lubang kuncinya? Berkali-kali dicoba, malah disuruh isi short url seolah kita user baru yang hendak register. Menu yang muncul di pojok kanan atas adalah “Join Kompasiana” simbol bayangan orang, Help Center, dan Sign Out.  Ketika sudah ada tulisan “Sign In” ketika diklik malah muncul “bahasa” ini; {"code":"400","message":"Bad Request","description":"invalid_request, The refresh token is invalid."}  

Saya sangat kesulitan. Saya masuk ke setting browser untuk membersihkan "history" alias “clear browsing data”.  Akhirnya si "lubang kunci" alias sign ini bisa diakses setelah history-nya bersih.

Kedua, kesulitan posting artikel dan komentar. Tadi sudah bikin tulisan pendek berisi keluhan-keluhan mengenai "rumah baru" ini. Coba diposting, rupanya tak mau masuk tuh barang. Klik "save", langsung muncul simbol bulat2 berputar; proses dia rupanya. Ditunggu lima menit, masih proses. Sepuluh menit , masih proses. Setengah jam, masih proses. Akhirnya ku pergi meninggalkan dia berproses, soalnya harus jemput anak dari sekolah. Pikirku, palingan pulang nanti sudah setelai prosesnya. Ternyata saudara-saudara, begitu sampai di depan monitor ini (monitor komputerku... :D) dia MASIH BERPROSES juga saudara-saudara. Maka aku mencoba refresh....! Apa yang terjadi saudara-saudara? Ternyata artikelku sudah hilang, sementara nulisnya langsung "di sini" bukan "di sana" (microsoft word). Ya sudah, nulis lagi yang baru... (mudah2an kali ini bisa diposting - ini harapan ketika sedang mengetik artikel ini "di sini").

Ketiga, tak bisa (belum bisa) upload foto ke artikel. Sudah dicoba berkali-kali tapi selalu gagal. lagi lagi saya dianggap sudah sign out, dan ketika coba klik sign ini, kalimat aneh di atas ("code":400 dst) muncul lagi. Kenapa ya?

Keempat, beberapa artikel raib. Setelah berhasil masuk, saya memeriksa "kamar tidur" dan ternyata ada beberapa artikel telah raib. Beberapa  artikel lagi pindah posisi ke "draf".   Ya sudah, nanti dibalikin lagi ke "Artikel Tayang".

Kelima, statistik berubah. Statistik pembaca pada beberapa artikel menyusut.. :D Tak apalah kalau ini, tapi komentar dan vote-nya pun ikut hilang. Ya sudah, dimaklumi saja. Masak bawa semua barang sekaligus sampah-sampahnya sekalian dari rumah lama ke rumah baru? Tentulah kita hanya perlu membawa barang yang masih bagus. No problemo, nanti setelah dilihat-lihat, kalau artikelnya masih bisa dipoles ya dipoles lagi untuk tayang ulang.

Keenam, tak bisa masuk ke dapur alias "Setting & Privacy". Dicoba berkali-kali sampe muncul beberapa uban di kepala, tetap saja gagal. Ratusan kutu di kepalaku sampe demo, ada yang turun sampe pipi.. :D

Ketujuh, tak tahu aktivitas kawan dan komentarnya.  Kita tak tahu apa aktivitas kawan "satu RT". Apakah dia barusan posting artikel baru, atau memberi komentar pada artikel kita maupun artikel lain yang pernah kita komentari. Atau akan ditambah belakangan, Om/Tante Admin?

Kedelapan, menu "Pengaturan" tak bereaksi biarpun diklik sampe mousenya meledak! Posisinya paling kanan. Mereka berbaris rapi seperti ini: PROFIL ARTIKEL TAYANG ARTIKEL DRAF PENGATURAN... coba diklik, gak nyahut dia. :D

Kesembilan, menu "Ubah Cover" dan "Ubah Foto" tak bisa diakses. Telunjuknya tak apa2, tapi mousenya sudah teriak-teriak minta ampun. Padahal mau coba ganti tu gambar pohon-pohon dengan foto lainnya. "Help Center" juga sami miwon, eh mawon. Mungkin belum diizinkan sama Om/Tante Admin, jadi lain kali saja lah.

Kesepuluh,  artikel yang pernah "HL" kehilangan tanda itu. Jadi kita tak tahu mana artikel yang pernah "dihargai lebih" oleh Om/Tante Admin.

Kesebelasan, silaken ditambahkan sendiri. :D

Maklumlah Om/Tante Admin, aku masih belum melupakan kebiasaan lama di rumah lama dan mungkin masih merindukan perabot lama yang berfungsi optimal. Kata orang pintar, itu namanya "habit" alias kebiasaan yang susah diubah.  Maka akupun mencoba berpikir ala Admin agar bisa menerima berbagai perubahan dan tujuannya serta memahami bahwa semua ini sedang berproses. Harus percaya bahwa nantinya rumah baru ini akan terasa lebih nyaman setelah didiami dan terbiasa dengan semua perabotannya. 

Akhir kata, Om/Tante Admin, selamat atas meluncurnya wajah dan fitur2 baru Kompasiana. Inilah perubahan sebagai sebuah keniscayaan. Aku juga orang yang sangat menyukai perubahan. Karena aku percaya bahwa hanya perubahan yang abadi. Tanpa perubahan, jangankan bisa menulis dan memosting artikel di Kompasiana, internet pun bahkan tak ada, dan Kita semua masih berburu di rimba raya serta hidup nomaden alias berpindah-pindah. :D (*)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun