Mohon tunggu...
Wahyu Triasmara
Wahyu Triasmara Mohon Tunggu... Dokter - Owner Klinik DRW Skincare

Seorang manusia biasa kebetulan berprofesi dokter yang ingin berbagi cerita dalam keterbatasan & kesederhanaan.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Peredaran Bahan Makanan Berformalin Saat Bulan Puasa Meningkat, Begini Cara Mengantasipasi Bahayanya!

6 Juli 2015   05:54 Diperbarui: 6 Juli 2015   05:54 1183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Takjil puasa (Kompas.com)

Bulan puasa Ramadhan memang benar bulan berkah bagi semua orang tak terkecuali para produsen dan pedagang makanan. Karena di bulan ini hampir sebagian besar penjual makanan mendapatkan omset berkali lipat karena kebutuhan bahan pangan masyarakat ikut meningkat seiring bulan puasa Ramadhan.

Namun seiring peningkatan jumlah konsumsi pangan, makin banyak juga pedagang nakal yang seringkali mencampur bahan makananannya dengan boraks dan juga formalin untuk menjaga supaya makananan mereka awet. Beberapa alasan yang kami dengar karena ada waktu jeda antara Sahur dan berbuka yang cukup panjang sehingga mereka menggunakan formalin supaya bahan pangan yang mereka jual tetap segar dan awet sampai 24 jam penuh bahkan lebih.

Kondisi demikian tentu sangat mengkhawatirkan mengingat tanpa mereka sadari formalin sebenarnya memiliki efek yang sangat berbahaya bagi tubuh manusia jika dikonsumsi terus menerus dan dalam jumlah besar. Berikut ini kami sajikan beberapa bahaya Formalin bagi tubuh jika sengaja atau tidak sengaja tertelan:

  • Formalin dapat memicu penyakit degenratif dan sifatnya yang karsinogenik dapat menyebabkan kanker dalam jangka panjang.
  • Pada saluran pencernaan formalin dapat menyebabkan muntah, diare, kencing bercampur darah, dan kematian yang disebabkan adanya kegagalan peredaran darah.
  • Uap dari formalin juga dapat mengganggu saluran pernafasan dan bahkan mengiritasi mata.
  • Gangguan pada persarafan berupa susah tidur, sensitif, mudah lupa, sulit berkonsentrasi.
  • Konsumsi formalin berlebih pada wanita akan menyebabkan gangguan hormonal mulai gangguan siklus menstruasi hingga infertilitas.

Itulah sebagian kecil efek formalin bagi tubuh kita, masih banyak dampak negatif lainnya jika bahan kimia tersebut masuk ke dalam tubuh dan diserap sistem pencernaan dan masuk ke dalam peredaran darah tubuh manusia.

Apabila diyakini bahan yang Anda beli mengandung formalin dapat dilakukan upaya menghilangkan kadar formalin atau deformalinisasi dengan cara mudah dan efektif. Beberapa bahan pangan yang sering mengandung formalin mulai dari mie, tahu, bakso, ikan, daging dll sebelum diolah menjadi makanan siap saji sebaiknya supaya lebih aman dapat anda lakukan beberapa tips berikut ini:

"Lakukan perendaman bahan pangan yang diduga mengandung formalin pada air atau air garam selama 60 menit. Dengan cara ini menurut riset yang dilakukan oleh Sukesi Msi, dosen kimia dari FMIPA ITS Surabaya dapat membuang formalin hingga 89,53% sementara jika hanya dengan air biasa, formalin yeng terbuang hanya sekitar 61,25%. Sementara itu khusus pada ikan segar yang diduga mengandung formalin dapat hilang mendekati 100% dgn perendaman dalam larutan cuka 5% selama 15 menit."

Pilih bahan makanan yang anda curiga mengandung formalin dengan teliti, beberapa tips untuk mengetahui bahan pangan anda mengandung formalin atau tidak diantaranya adalah sebaga berikut:

1.Tidak dihinggapi lalat
Lalat maupun serangga enggan menghinggapi makanan berformalin. Penyebabnya adalah bau menyengat dari formalin yang menyebabkan serangga tidak tertarik pada makanan tersebut.

2. Tak berbau

karena kuman-kuman penyebab pembusukan telah mati oleh formalin, maka tahapan pembusukan juga akan terhenti sehingga bau dari makanan tersebut akan selalu fresh dan bahkan tidak mengandung bau sama sekali dan jika jeli justru akan tercium bau formalin yang khas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun