Mohon tunggu...
Dr.Ari F Syam
Dr.Ari F Syam Mohon Tunggu... Dosen - Akademisi, Praktisi Klinis,

-Staf Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI-RSCM (@DokterAri) -Ketua Umum PB Perhimpunan Endoskopi Gastrointestinal Indonesia (PEGI)

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Sakit, Sakaratul Maut, dan Kematian

22 Januari 2017   17:34 Diperbarui: 17 Februari 2018   18:00 2130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Setelah membaca judul ini pasti timbul pertanyaan maksudnya apa tulisan ini. Saya hanya mengingatkan bahwa kita atau kerabat kita  bisa saja  menghadapi sakit. Tetapi kadang kala kita tidak memahami bagaimana sikap kita saat menghadapi yang namanya sakit bahkan akhir dari perjalanan sakit tersebut.

Sehari-hari dokter yang bekerja sebagai praktisi klinis akan selalu berhubungan dengan pasien yang mengalami sakit. Seseorang yang mengalami sakit setelah menjalani proses pengobatan akan mengalami tiga hal sembuh total , sembuh dengan gejala sisa atau mengalami kematian. Kematian yang terjadi memang bisa diprediksi diawal saat kepastian diagnosis pasien ditegakkan. Cuma kadang-kadang karena kecemasan yang tinggi pasien yang sebenarnya tidak mempunyai sakit berat selalu  berpikir kematian. Tetapi sebaliknya saya sering juga menghadapi seseorang yang sudah menderita panyakit yang lanjut misal kanker stadium 4 tetapi tetap semangat dan tidak takut menghadapi kematian.

Pandangan manusia menghadapi kematian memang bermacam-macam. Pengalaman saya sebagai dokter penyakit dalam melihat ada dua hal utama yang ada dipikiran pasien mengenai kematian. Ada yang berpikir bahwa upaya pencegahan dan pengobatan merupakan upaya untuk mencegah kematian. Disisi lain ada yang berpandangan bahwa kematian sudah takdir Allah SWT sehingga tidak sungguh-sungguh didalam menjalani pengobatan dan tinggal menunggu saja takdir yang diberikan setelah mengalami kesakitan tersebut. Begitu juga pandangan keluarga pasien  ada yang pasrah dalam menghadapi sesuatu kematian tetapi ada yang merasa bahwa ada yang pada awalnya tidak terima jika anggota keluarganya mengalami perburukan dan mengalami kematian. Kadang kala hal ini terjadinya karena anggota keluarga yang sakit denial atas kondisi sakit yang dihadapi keluarganya.

Dokter memang dibekali dengan ilmu prognosis yaitu memperediksi jika dilihat perjalanan penyakit dan kondisi pasien seberapa kondisi sakit pasien. Pilihan prognosis bisa baik, buruk atau ragu-ragu. Untuk penyakit kanker penentuan prognosis lebih mudah apalagi jika pasien sudah jatuh dalam kondisi sakit kanker yang lanjut atau stadium 4. Dokter bisa memprediksi angka kelangsungan hidup (survival rate) dalam 1 tahun atau 5 tahun. Semakin lanjut sakitnya semakin rendah harapan hidupnya. Mengetahui informasi mengenai harapan hidup menjadi penting untuk diketahui oleh pasien dan keluarga pasien sehingga pasien dan keluarga lebih siap menghadapi kematian.

Dokter, perawat dan komponen lain dalam tim medis dan para medis yang bekerja di rumah sakit berusaha memberikan yang terbaik kepada pasien. Upaya-upaya yang dilakukan merupakan ikhtiar yang harus dilakukan ketika pasien datang ke RS.

Sakit sendiri dari pandangan medis adalah suatu keadaan dimana telah  terjadi gangguan kesehatan yang menimbulkan hendaya pada seseorang. Apalagi seseorang mengalami sakit maka ada sesuatu keadaan yang menyebabkan kenapa seseorang marasa sakit. Dari sudut agama sakit merupakan musibah. Sakit menjadi peringatan kepada setiap manusia untuk mengambil hikmah atas musibah sakit yang diberikan Allah SWT.

Bicara soal sakit dan kematian dari sudut agama kita mengenai istilah sakaratul maut. Islam sangat peduli mengenai sakaratul maut ini. Pasien yang sudah dalam kondisi kritis memang harus mendapatkan bimbingan rohani yang optimal. Bimbingan yang diberikan bukan saja untuk pasien tapi juga anggota keluarganya. Tujuan bimbingan ini agar pasien yang sakaratul maut tersebut pasrah dan siap menghadapi sakaratul maut. Tujuannya tentu agar kematian yang dihadapi ini berakhir sebagai kematian husnul khotimah.

Salam sehat,

Dr.Ari Fahrial Syam

@dokterari

#HealthPromotionbySocialMedia 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun