Mohon tunggu...
Djohan Suryana
Djohan Suryana Mohon Tunggu... Administrasi - Pensiunan pegawai swasta

Hobby : membaca, menulis, nonton bioskop dan DVD, mengisi TTS dan Sudoku. Anggota Paguyuban FEUI Angkatan 1959

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Taksi Putra, Bangkrut?

23 Maret 2017   10:00 Diperbarui: 23 Maret 2017   18:00 4614
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya adalah pelanggan taksi Putra sejak belasan tahun yang lalu, yaitu sejak masih menyandang nama Citra. Selama ini pelayanan taksi Putra memuaskan. Alasan utama  menggunakan taksi ini karena lokasi poolnya dekat dengan rumah saya, sehingga dengan mengangkat telepon saja, taksi akan tiba di depan rumah dalam waktu 10 sampai 15 menit. Namun, akhir-akhir ini telah terjadi perubahan yang cukup mencemaskan. Telepon baru diangkat oleh operator pada deringan keempat atau kelima. Bahkan, pernah selama delapan kali panggilan tidak diangkat sehingga saya terpaksa menggunakan taksi lain. Walaupun demikian, saya tetap selalu memprioritaskan taksi Putra kecuali dalam situasi yang mendesak, tentunya.

Dari informasi yang saya terima baik dari pengemudi taksi Putra maupun dari taksi lainnya, kecemasan saya makin menggumpal. Kemungkinan besar taksi kesayangan saya ini akan menjadi almarhum dalam waktu dekat. Konon, pool taksi yang berada di Kalimalang, Cibubur dan Pamulang telah ditutup. Seluruh sisa taksi yang masih beroperasi dikumpulkan dalam satu pool, yaitu di Jalan Nangka, Tanjung Barat, Jakarta Selatan, yang memang menjadi kantor pusat taksi Putra sejak awal. Peremajaan taksi sudah lama tidak dilakukan lagi. Ada yang mengatakan bahwa operator telepon juga berhenti kerja karena gajinya tidak dibayar selama berbulan-bulan. Spare parts kendaraan pun kosong sehingga para pengemudi harus membeli diluar. Tidaklah heran, apabila sebagian besar pengemudi telah meninggalkan taksi Putra, beralih ke Grab atau pindah kerja ke Blue Bird.

Memang masih ada puluhan pengemudi yang masih bertahan karena taksi yang menjadi pegangannya bakal lunas dalam waktu beberapa bulan lagi sehingga sayang kalau ditinggalkan. Sebab kalau sudah lunas maka mereka masih dapat menikmati jerih payahnya setelah 5 tahun bekerja dengan menjual taksinya dengan harga sekitar Rp 40 jutaan. Setelah itu selesai, maka mereka pun akan angkat kaki dari Putra. Padahal, mereka sudah belasan tahun mengabdi di perusahaan taksi ini. Loyalitasnya selama ini akan pupus karena taksi Putra tidak mampu bertahan dalam menghadapi persaingan dengan taksi online. Beberapa waktu yang lalu pernah terjadi taksi Putra bekerjasama dengan aplikasi GrabTaxi, namun tampaknya tidak berlanjut, mati sebelum berkembang. Taksi Putra pun pernah mengupayakan armada taksi dengan kendaraan merk Xenia, namun itupun hanya sekejab, tidak ada kabar beritanya lagi. Katanya, beberapa unit taksi Xenia tersebut dioperasikan di Bandung.

Peraturan baru Menteri Perhubungan tentang izin operasional taksi online juga tampaknya tidak akan menolong taksi Putra karena sudah terlambat. Nasi sudah menjadi bubur. Korban sudah berjatuhan, sekarang baru pemerintah bertindak. Tampaknya bukan hanya taksi Putra yang menjadi korban akibat maraknya taksi online, karena konon taksi Express, taksi Taksiku, dan lain-lain sedang menggali liang kuburnya juga. Peraturan baru ini pun belum tentu bisa diberlakukan sepenuhnya. Kini giliran pengelola taksi online yang protes yang kelak akan menjadi korban baru setelah taksi konvensional berjatuhan. Lalu akan kemana mereka ? Kemungkinan besar akan muncul taksi "gelap" yang beroperasi secara diam-diam mengingat jumlah taksi online yang sekarang beroperasi sudah berjumlah belasan ribu unit. Pada akhirnya, taksi konvensional dan taksi online telah menjadi korban karena kebijakan pemerintah yang tidak tegas sejak awal.

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun