Diwarnai Isak Tangis, Kumpulkan Santunan Rp 22 Juta
Lebih dari 600 jamaah, tidak kuasa menahan haru, isak tangis bersahutan sambil sesekali menyeka air mata, Kamis (22/10) malam. Adalah 57 anak yatim-piatu yang membuat suasana haru saat Milad ke-1 Majelis Talim Ahad Manis (Mahanis) Purwasaba. Termasuk, ketika semua jamaah bergiliran menyalami dan mengusap rambut mereka dilanjutkan memberi santunan semampunya.
"Mereka (yatim piatu) hanya bisa memanggil ayah atau ibu mereka penuh kerinduan. Mereka adalah orang-orang yang dicintai Rasululloh Muhammad SAW," kata Kiai Subhehan Al Hafidz menjelaskan.
Tidak hanya tangis. Kepedulian warga Desa Purwasaba, khususnya Jamaah 'Mahanis' juga terlihat dari jumlah santunan yang tembus Rp 22 juta lebih. Dari jumlah tersebut Rp 17 juta di antaranya dikumpulkan spontanitas, sesaat sebelum santunan.
"Alhamdulillah, Masing-masing yatim/piatu menerima sekitar Rp 400 ribu. Masih ditambah ada tas dari donatur. Semoga bermanfaat dan tahun depan bisa lebih baik," Ketua Mahanis, Sudianto berharap.
Pengajian Rutin
Camat Mandiraja, Drs Tri Wibowo mengapresiasi acara yang digagas Mahanis tersebut. "Ini adalah kali pertama, Desa Purwasaba mengadakan santunan anak yatim di bulan Muharram secara mandiri. Sungguh luar biasa," katanya saat memberi sambutan.
Meski baru berumur 1 (satu) tahun, Mahanis yang didominasi generasi muda menunjukkan pertumbuhan dan kontribusi positif. Tidak kurang dari 350 jamaah yang hadir aktif setiap kali acara rutin selapanan digelar.
"Mahanis adalah wujud nyata kerjasama tokoh agama, tokoh masyarakat, generasi muda, desa dan donatur yang ikhlas memback up. Pengajian rutin adalah kegiatan utama kami," kata Wakil Ketua Mahanis Purwasaba, Samlawi.
Untuk menopang kegiatan rutin, kata Samlawi, masing-masing orang menjalankan fungsinya secara selaras. Yang ahli agama, tampil menjadi kunci acara. Setidaknya ada 4 (empat) ustadz asli Purwasaba yang menjadi pokok berjalannya pengajian rutin selapanan. Masing-masing Ustadz Supriyono, Ustadz Nasirun, Ustadz Khaerudin Alwi dan Ustadz Latif Hidayat.
"Pengajian rutin dilaksanakan keliling per kadus, dengan tidak membebankan apapun sama yang ketempatan. Sementara donatur berperan mulai dari menyediakan kendaraan gratis untuk antar jemput jamaah sampai menyumbangkan doorprise," imbuh Semlawi yang juga produsen kaos kaki tersebut.