Mohon tunggu...
djarwopapua
djarwopapua Mohon Tunggu... wiraswasta -

Liverpool Selamanya...YNWA !!

Selanjutnya

Tutup

Bola

Keajaiban Swansea City dan Gary Monk

31 Agustus 2015   14:41 Diperbarui: 31 Agustus 2015   14:41 849
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Liga Inggris semakin membuat pusing kepalang, tak ada lagi sebuah pertandingan yang dengan mudah di tebak siapa pemenangnya. Klub-klub elit [i] [/i]yang masih berisikan skuad dengan pemain-pemain hebat, satu per satu mulai menelan kekalahan di awal-awal musim 2015/2016 ini, terkecuali Manchester biru yang masih menjaga konsistensinya dengan hasil 4 kemenangan dan mengumpulkan 12 poin. Selebihnya, chelsea, Arsenal, Liverpool, dan Tottenham sudah merasakan kekalahan dari klub-klub medioker. Chelsea bahkan telah menyandang predikat sebagai klub pemegang gelar juara bertahan yang mengawali start terburuk sejak 20 tahun, akibat hanya mampu meraih 4 poin dari 4 pertandingan.

Kejutan-kejutan muncul dari klub-klub yang tidak di perhitungkan seperti Leicester city, Crystal Palace, dan Swansea city yang kini berderet bercokol di posisi 4 besar klasemen sementara. Bahkan West Ham united pun dua kali meruntuhkan klub besar Arsenal dan Liverpool di kandang mereka masing-masing. Dan yang paling mencuri perhatian adalah Crystal Palace dan Swansea City, di mana Palace sukses mempecundangi Juara Bertahan Chelsea di Stamford bridge pada laga matchday ke-4 sabtu kemarin, dan Swansea City yang juga berhasil menundukkan MU sekaligus mematahkan Clean sheet MU di Liberty stadium malam tadi. Kali ini, saya akan membahas sedikit tentang klub asal wales, Swansea City.

[b]Swansea City Perlahan Muncul sebagai satu Kekuatan baru di Liga Inggris[/b]

Tak sama seperti Crystal Palace yang baru saja mengalahkan Chelsea di stamford bridge dan kini menghuni posisi runner up, atau seperti Leicester city yang bercokol di peringkat ketiga klasemen sementara. Tapi, apa yang tengah di tunjukkan oleh Klub asal Wales yang berkiprah di kompetisi sepakbola inggris, Swansea City ini. Begitu mengundang decak kagum, dan terlihat sebagai klub semenjana yang mulai menandakan kemunculan sebuah kekuatan baru yang mampu bersaing dengan klub-klub elit di Liga Inggris. Sejak berkiprah kembali ke kasta tertinggi liga inggris tahun 2011 silam, itu menjadi sebuah pencapaian yang cukup membanggakan bagi publik [i]The Swans [/i]yang terakhir kali mentas di liga inggris pada tahun 1983. Adalah Brendan Rodgers, yang kini menjabat sebagai pelatih Liverpool, yang menunaikan tugasnya dengan baik membawa Swansea bertahan di Liga inggris setelah finis di peringkat ke-11 musim 2011-2012, dan mengorbitkan pemain-pemain berkuaitas seperti Ashley Williams, Wayne Routledge, Joe Allen, dan Scott Sinclair. Sepeninggal Rodgers, Legenda Denmark Michael Laudrup yang mengambil alih kursi pelatih, dan memperkuat skuad Swansea dengan aroma spanyol setelah mendatangkan Jordi Amat, Angel Rangel, Michu dan Pablo Hernandez. Skuad bentukan Laudrup itu, lantas menuai hasil yang cukup mengejutkan, dengan kesuksesan menaikkan posisi Swansea finis di peringkat ke-9 musim 2012-2013. Tidak hanya itu saja, Laudrup pun mempersembahkan gelar juara piala liga atau capital one juga di musim tersebut. Sayang, kesuksesan Laudrup harus berakhir dengan pemecatan musim berikutnya setelah performa yang menurun dari para pemainnya. Gary Monk, yang merupakan kapten kesebelasan dan ikon klub saat itu, lantas di tunjuk sebagai [i]caretaker [/i]pelatih Swansea sekaligus merangkap sebagai pemain (mirip seperti yang pernah di lakukan oleh Gianluca Vialli dan Ruud Gullit di Chelsea).

Meskipun harus memecah konsentrasi dengan terbebani dua tugas sekaligus, Monk akhirnya sanggup meloloskan Swansea dari zona degradasi dan finis di peringkat ke-12 musim 2013-2014. Di musim berikutnya, manajemen Swansea pun menyodorkan kontrak bagi Monk sebagai pelatih tetap dan sekaligus pensiun dari klub. Sedikit demi sedikit, Monk membentuk skuadnya dengan menarik kembali pemain Korsel Ki-Sung Yueng dari masa pinjamannya di Sunderland, dan juga mendatangkan Jonjo Shelvey (Liverpool), Bafetimbi Gomiz (Lyon) dan Gylfi Sigurdson (Spurs), juga pemain muda Jefferson montero asal ekuador dari klub spanyol Morelia. Dengan skuadnya yang tidak terlalu wah, Monk membawa Swansea mengarungi musim 2014-2015 dengan cukup menjanjikan, dan meraih hasil membanggakan saat mampu mengalahkan MU dalam dua laga sekaligus, juga mengalahkan Arsenal di emirates stadium, lalu finis di peringkat ke-8 yang merupakan posisi tertinggi yang bisa di raih oleh Swansea sepanjang sejarah keikutsertaan di Kompetisi Liga Inggris.

Masih yakin dengan Skuadnya di musim lalu, Monk pun hanya berbelanja 2 pemain saja di bursa transfer musim panas di musim ini. Dengan mendatangkan striker timnas Ghana Andre Ayew dari klub elit perancis Marseille yang berstatus free transfer, dan Eder dari klub portugal Braga dengan banderol 5 juta pounds. Tapi, siapa sangka Swansea city kini memiliki skuad yang di sebut sebagai salah satu yang terbaik dan tersubur di awal liga inggris musim ini. Dari 4 laga yang sudah di lakoni, dari hasil imbang kontra Chelsea (2-2), Sunderland (1-1), Newcastle (2-0) dan MU (2-1), total 7 gol yang telah di hasilkan berasal dari duet Gomiz (4 gol) dan Ayew (3 gol). Bahkan Gomiz saai ini bercokol di puncak daftar top skor sementara bersama striker Leicester City dan Bournemouth, R. Mahrez dan C. Wilson.

Tidak hanya itu saja, jika di lihat dari gaya bermain, anak asuh Gary Monk memiliki lini tengah dan belakang yang disiplin. Juga spartan tanpa pernah lelah mengejar bola. Selalu saja berusaha merebut bola dengan segala cara. Terlihat dengan jelas saat menahan imbang Chelsea dan saat mengalahkan MU. Bukan tidak Mungkin jika pemain-pemain Swansea terus menampilkan gaya bermain seperti itu, satu tempat di papan atas bakal menjadi milik mereka.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun