Mohon tunggu...
Diyah
Diyah Mohon Tunggu... Penulis - Future Entrepreneur and Lecturer

Dream, Believe and Make it Happen

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sebuah Kisah Gadis Desa Bisa ke AS dan Jepang Berkat Doa Ibu

3 Januari 2018   14:54 Diperbarui: 3 Januari 2018   16:01 2309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lingkungan menjadi penentu kehidupan seseorang. Akan tetapi, seseorang tersebut memiliki pilihan dengan mengikuti arus atau memiliki perubahan. 

Seperti halnya, pandangan masyarakat desa yang umumnya masih awam akan pentingnya pendidikan, terlebih jika perempuan. Perempuan dianggap hanya berkewajiban masak, macak, manak (read : memasak, berdandan, dan melahirkan), membuat intimidasi dari segi gender.

Situasi seperti itulah yang masih melekat di desa saya. Akan tetapi, tekat dan impian bulat membuat saya bergerak maju, dan yakin meski saya gadis bisa mewujudkan apa yang saya impikan. Karena, saya selalu yakin dengan kerja keras dan do'a ibu bisa mewujudkan impian -- impian kecil ini

Saya mungkin bukanlah dari kalangan orang kaya seperti teman-teman saya. Sehingga, saya maklum sekali jika ibu belum pernah memberikan hadiah special, seperti yang ada di televisi atau seperti alur cerita novel yang penuh dengan keindahan. Akan tetapi, saya mengikrari bahwa apa yang hadiah saya miliki lebih berharga. Ibu selalu memberikan do'a -- do'a tulus dan semangat untuk lebih giat dalam berjuang mewujudkan impian -- impian saya.

"Dua hal yang saya miliki (Kerja keras dan Do'a ibu) menjadi awal dari perjalanan ini"

Saya mencoba membuka memori lama saya ketika saya lulus SMA waktu itu tahun 2009. Saya berambisi untuk masuk ITB, akan tetapi saya gagal. Kemudian saya daftar di instansi pendidikan lainya, dan hasilnya gagal juga. Sehingga, jika di hitung saya gagal 3 ujian masuk di 3 Universitas. 

Kondisi tersebut membuat saya down da nada terbesit tidak ingin melanjutkan pendidikan saya. Cibiran dan hinaan terus berdatangan dari setiap sudut membuat saya semakin lemah. Akan tetapi, saya memiliki makhluk paling terindah yang menenangkan, yaitu IBU. Sehinga, saya memiliki semangat juang yang lebih tinggi lagi.


Moment meminta do'a ke Ibu
Moment meminta do'a ke Ibu

"Nduk, jangan menyerah bisa jadi kegagalan ini akan di ganti sama Allah dengan keberhasilan yang paling besar lagi". (Read : Nduk = Nak)

Akhirnya, pada tahun berikutnya saya berhasil untuk menginjakkan kaki saya untuk melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. Universitas Brawijaya menjadi awal dari impian -- impian saya terwujud. 

Ternyata, perjalanan tidak semulus yang saya bayangkan. Faktor ekonomi menjadi hambatan untuk saya untuk melunasi biaya pendaftaran masuk kampus. Sedangkan, alternative beasiswa yang disarankan banyak orangpun belum saya dapatkan. Saya masuk pada tahun 2010, dimana beasiswa bidikmisi perdana untuk lulusan 2010. Sedangkan saya adalah lulusan angkatan 2009.

Apapun yang saya perjuangkan, tak lepas dari do'a yang terus di panjatkan orang tua saya, khususnya ibu yang terus memberi semangat. Sehingga, pada akhirnya meskipun saya berasal dari gadis desa, akan tetapi saya memberanikan diri untuk menghadap rektor. 

Pada akhirnya, saya mendapatkan beasiswa dari world bank. Kunci solusi permasalahan telah teratasi. Akan tetapi, saya ingin berprestasi seperti apa yang telah saya impikan.

Saya aktif di berbagai perlombaan dan mengikuti berbagai club penulisan. Jiwa saya semakin membara, ketika waktu itu saya mengikuti ospek jurusan dengan menghadirkan kakak tingkat yang sudah sukses di kancah Internasional, hati saya langsung berkata "tahun depan, diyah harus bisa seperti kakak tingkat tersebut". Anak Maba "Mahasiswa Baru" yang penuh dengan ambisi pun mencari cara untuk bisa seperti mereka.

Demi bisa untuk going overseas dan berprestasi saperti kakak tingkat saya, saya pulang dan meminta restu kedua orang tua saya. Seperti biasanya, dengan penuh keyakinan dan mantap ibu saya langsung bilang

Mom is everything
Mom is everything

"Percayalah, Dyah pasti tahun depan bisa ke Amerika seperti kakak tingkat kamu nduk" Percaya dan terus kerja keras kuncinya nduk.

Walaupun masih mahasiswa baru, saya dan teman saya memberanikan diri untuk ikut seleksi fakultas untuk bisa ikut lomba yang bergengsi The Institue of Food Technologiest (IFT), yang nantinya final akan diadakan di Amerika. 

Singkat cerita, dengan kekuatan do'a dan keyakinan saya dan tim saya tepat di tahun berikutnya mewakili Indonesia di ajang yang bergengsi di Las Vegas tahun 2012. Tak berhenti rasa syukur terucap, saya dan team berhasil mendapatkan Juara 3, mengalahkan 30 proposal dari berbagai negara di dunia.

IFT Las Vegas USA 2012
IFT Las Vegas USA 2012

IFT Las Vegas USA 2012
IFT Las Vegas USA 2012

"Dream comes true karena Do'a Orang Tua"

Benar -- benar kado terindah, tahun pertama saya kuliah, saya sudah di takdirkan keliling dunia di Las Vegas USA Amerika. Keyakinan saya terus memuncak, tidak ada yang tidak mungkin di dunia, asalkan kita mau berusaha.

"Miracle itu ada karena kerja keras dan do'a orang tua"

Quote's Mother
Quote's Mother

Waktu itu sempat transit di bandara narita Jepang. Tiba -- tiba ada keyakinan, saya tahun depan harus ke Jepang. Karena saya begitu penasaran dengan budaya dan masyarakat Jepang. 

Hal yang sama, saya lakukan kembali. Setelah pulang dari Amerika, saya meminta do'a restu dari ibu dan bapak. Mungkin ini yang dinamakan jalan Tuhan, iseng tapi membawa berkah. Saya menulis status di Facebook "Semoga tahun depan bisa di Japan". Ternyata, gara -- gara saya posting di facebook inilah jalan saya ke Jepang.

Tahun depannya, yaitu tahun 2013 tepat satu tahun saya pulang dari Amerika. Saya di telpon dekan saya bahwa saya akan mewakili fakultas dalam acara student exchange di Higashi Hiroshima Japan. 

Benar -- benar, air mata ini berlinang karena tak kuasa melihat begitu agungnya pemberian Tuhan lewat hadiah do'a ibu. Saya terus mempercayai, kesuksesan anak itu bukan semata- mata karena kerja keras, bisa jadi karena di kabulkan Tuhan karena do'a tulus dari ibu khususnya.

Student Exchange in Hiroshima Japan
Student Exchange in Hiroshima Japan

Student Exchange in Hiroshima Japan
Student Exchange in Hiroshima Japan


Hal yang membuat saya surprise adalah ternyata student exchange di Hiroshima University ini tema yang di usung adalah "Bahasa dan Budaya Japan". Tentu saja, saya sangat bahagia dan exited dalam mempelajari sedetail -- detailnya materi yang diberikan. Hal yang paling berharga menurut saya adalah saya telah di beri kesempatan untuk mengenal banyak teman baru terutama di kancah Internasional. Sehingga, membuat saya membuka wawasan saya semakin luas.

Quotes's Mother
Quotes's Mother

Begitu banyak yang di berikan ibu, memang ketika orang melihat tidak berwujud. Akan tetapi, do'a bagi saya melebihi dari apapun. I love you ibu. Terima kasih sudah memberikan hadiah terindah menjadi penenang disaat gundah, penyemangat disaat down, dan yang paling penting memberikan  do'a yang bisa merubah hidup anakmu ini.           

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun