Mohon tunggu...
Didno
Didno Mohon Tunggu... Guru - Guru Blogger Youtuber

Guru yang suka ngeblog, jejaring sosial, nonton bola, jalan-jalan, hobi dengan gadget dan teknologi. Info lengkap didno76@yahoo.co.id

Selanjutnya

Tutup

Kurma

Ini Tradisi Unik Membangunkan Sahur di Desa Kami

5 Juni 2018   18:36 Diperbarui: 5 Juni 2018   18:50 580
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi membangunkan orang sahur (Gambar markazalfityan.com)

Setiap daerah memiliki tradisi yang unik dan berbeda-beda menjelang datangnya bulan Ramadan atau bulan Puasa. Begitu juga dengan cara membangunkan warga untuk sahur, dan waktu datangnya berbuka puasa.

Seperti sudah dibahas pada tulisan yang lalu dengan judul "Ngobrog" Aktivitas Seru Membangunkan Orang Sahur", dimana aktivitas remaja dengan membawa alat musik seperti rebana atau gendang sambil menyanyikan lagu-lagu Islami atau instrumen saja berkeliling kampung membangunkan warga untuk sahur. 

Ternyata ada unik lainnya yakni dengan menggunakan pengeras suara dari masjid yang ada di desa kami. Walaupun ada yang pro dan kontra, tetapi cara ini dianggap efektif untuk membangunkan orang untuk bersantap sahur.

Pasalnya cara membangunkannya menarik yakni dengan menyebut nama kepala keluarganya satu persatu. Bukan hanya sekedar mengucap kata "sahur...sahur...sahur..." tetapi dengan cara menyebut nama kepala keluarga untuk bersahur tentu merupakan suatu kehormatan.  

Menariknya ada orang yang karena sering disebut oleh orang yang membangunkan saat sahur, dia akan memberikan hadiah kepada marbot atau orang yang sering membangunkan orang sahur tersebut karena telah berjasa membangunkan orang untuk sahur.

Walaupun zaman sudah canggih, alarm dari jam bekker atau alarm dari ponsel sudah mendominasi untuk membangunkan orang untuk sahur, tetapi tradisi membangunkan orang menggunakan pengeras suara dari masjid dianggap masih efektif. Apalagi dengan menyebutkan nama orang yang bersangkutan.

Di desa kami, tradisi ini sudah ada sejak masjid kami menggunakan pengeras suara, sedangkan sebelum ada pengeras suara biasanya hanya dengan menggunakan kentongan dan bunyi tiang listrik atau tiang telepon sebagai penanda waktu.

Mereka akan membunyi tiang listrik sebanyak dua kali sebagai penanda jam dua, bunyi tiga kali untuk menandakan jam tiga hingga tanda pukul empat.  Karena untuk selanjutnya akan dibunyikan suara kentong dan bedug dari masjid sebagai penanda masuk waktu subuh.

 Itulah tradisi unik dan menarik yang ada di desa kami selama bulan puasa. Tetapi setelah lewat bulan puasa tradisi tersebut tidak ada lagi. Oleh karena itu sering kami merasa rindu dengan suasana dibangunkan sahur oleh anak-anak muda dan dibangunkan oleh marbot melalui pengeras suara.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun